NovelToon NovelToon
KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

"Tolong mas, jelaskan padaku tentang apa yang kamu lakukan tadi pada Sophi!" Renata berdiri menatap Fauzan dengan sorot dingin dan menuntut. Dadanya bergemuruh ngilu, saat sekelebat bayangan suaminya yang tengah memeluk Sophi dari belakang dengan mesra kembali menari-nari di kepalanya.

"Baiklah kalau tidak mau bicara, biar aku saja yang mencari tahu dengan caraku sendiri!" Seru Renata dengan sorot mata dingin. Keterdiaman Fauzan adalah sebuah jawaban, kalau antara suaminya dengan Sophia ada sesuatu yang telah terjadi tanpa sepengetahuannya.

Apa yang telah terjadi antara Fauzan dan Sophia?

Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Vibra ponsel memekik di atas nakas, membuat Renata seketika mengerjapkan matanya. Namun tak lama kemudian ia kembali terpejam mengabaikan dering ponsel yang terus bergetar, rasa kantuk dengan kepala yang sedikit berdenyut membuatnya enggan untuk membuka mata. Entah berapa lama ia tidur, sebab setelah subuh baru merasakan kantuk. Beruntung hari ini ia kembali masuk shift dua, jadi masih memiliki waktu tidur yang cukup untuk menggantikan malam yang dihabiskannya dengan terjaga karena menangis.

Belum ada lima menit Renata terpejam, ponselnya kembali berdering membuat perempuan itu mengerang kesal. "Ya Allah!" ia menyibak selimut, perlahan bangkit dan meraih benda pipih tersebut.

"Iya halo, assalamualaikum." Ucapnya membuka suara seraknya khas bangun tidur.

"Waalaikumsalam. Re, kamu baru bangun? ckck mentang-mentang semalam habis melepas rindu, jam segini baru bangun. By the way, mas Zan udah berangkat kan? takutnya ada dekat kamu, aku ngomong gak di filter hihi."

"Ada apa sih? pagi-pagi sudah heboh." Tanya Renata dengan mata yang terpejam sambil menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. Ia memijat keningnya, nyeri kian berdenyut di kepala membuatnya tak fokus pada cerocosan Mila yang terdengar penuh semangat.

"Astaghfirullah! bubid satu ini kelakuannya kayak anak perawan. Coba kamu cek WAG, kita dapat undangan makan dari dokter Sony Re! beliau mengundang tim kita makan siang di restoran AB nanti jam sebelas siang. Kamu siap-siap nanti aku jemput, kita berangkat bareng. Oke!"

"Oh..." Renata hanya ber oh ria saja, ia sama sekali tidak tertarik, saat ini dirinya hanya ingin memejamkan mata yang terasa sedikit perih. Berharap nanti siang rasa sakit di kepalanya bisa hilang.

"Re! kamu kenapa? kamu baik-baik saja kan?" Suara Mila yang beberapa saat terdengar antusias kini berubah khawatir mendengar respon sahabatnya.

"Iya, aku baik-baik saja. Sudah dulu Mil, aku mau merem lagi. Assalamualaikum" Sahut Renata kemudian mengakhiri panggilannya tanpa menunggu jawaban Mila.

Ia tak hanya mematikan sambungan telepon, tetapi juga mematikan ponselnya. Lalu menyetel alarm di jam weker. Setelah itu ia meminum obat pereda nyeri kemudian kembali menggulung tubuhnya dengan selimut.

.

.

.

Renata yang baru selesai bersiap dengan pakaian kerjanya meraih ponsel dan dinyalakannya, ia hendak memesan ojek online. Meski tubuhnya terasa sudah lebih baik, namun ia tidak mau mengambil resiko terlebih nanti pulangnya tengah malam.

Beberapa panggilan tak terjawab dari Mila dan Fauzan di abaikannya. Ia tidak perlu menghubungi Mila karena sebentar lagi akan bertemu di tempat kerja. Sedangkan Fauzan, ah sudahlah, ia tak ingin lagi termakan janji palsunya. Mulai saat ini ia akan bersikap biasa saja selama itu bukan pengkhianatan, mungkin semalam juga karena dirinya yang terlalu berharap hingga akhirnya kecewa dengan harapannya sendiri.

Renata berdiri bersamaan dengan ponselnya yang berdering, nama 'my husband' terpampang di layarnya. "Assalamualaikum, iya mas?" Ucapnya membuka suara sembari duduk di tepi ranjang.

"Waalaikumsalam. Re! kamu baik-baik saja kan sayang? mas dari tadi menghubungi tapi nomornya enggak aktif, kenapa?" Tanya Fauzan, nada suaranya terdengar khawatir.

Renata menghela napas, kemudian kembali bersuara. "Hapeku tadi habis batre mas, enggak sempat di charge keburu ngantuk." Ucapnya berbohong supaya tidak berakhir dengan banyak pertanyaan. Jujur saja saat ini dirinya jangankan untuk berdebat, berbicara pun sebenarnya malas.

"Lain kali kalau mau tidur usahakan charger dulu hapenya atau kabarin mas, tadi mas khawatir banget takutnya kamu sakit atau kenapa-kenapa mana dirumah sendirian." Ucap Fauzan kembali bersuara, mengutarakan kekhawatirannya tadi saat nomor istrinya tak bisa dihubungi.

"Iya mas. Maaf sudah bikin mas khawatir, insya Allah lain kali enggak akan terulang lagi." Sahut Renata berhenti sejenak, menarik napas panjang lalu kembali bersuara. "Masih ada yang mau mas sampaikan lagi? kalau enggak ada mau aku tutup, aku mau berangkat."

"Enggak ada sayang, mas cuma mau memastikan saja kalau kamu baik-baik saja, dan sungguh mas merindukanmu." Suara Fauzan terdengar dalam dan lembut, menyiratkan rasa yang yang begitu dalam pada istrinya. "Ya sudah, hati-hati di jalan ya. Assalamualaikum." Pungkasnya mengakhiri percakapan dengan mengucap salam.

"Waalaikumsalam," Renata menghela napas sembari  menatap layar ponselnya yang sudah kembali menghitam. Tak lama ia pun beranjak dari duduknya memasukkan ponsel kedalam tas sambil menuruni tangga.

.

.

.

Renata menyerahkan sejumlah uang pada driver, ia melangkah sambil menenteng paper bag yang berukuran lumayan besar sembari menyapukan pandangannya kearah parkiran mobil yang biasa di tempati mobil dokter senior pimpinannya yaitu dokter Sony. 'Syukurlah beliau sudah datang sebaiknya aku langsung ke ruangannya saja.' Gumamnya seraya melangkah masuk, beberapa kali ia berpapasan dan menyapa beberapa teman sejawatnya yang shift satu.

Renata tidak langsung menuju ruangannya, ia lebih dulu menuju ruangan dokter Sony. Sesampainya di depan pintu, Renata berdiri sejenak. Ada perasaan tidak enak menyelusup, mengingat mungkin hanya dirinya yang tidak ikut hadir dalam acara makan-makan tadi siang. Bahkan ia juga belum sempat mengucapkan selamat pada dokter yang terkenal sangat baik tersebut, meski lewat pesan.

Tangannya terangkat hendak mengetuk pintu, namun belum juga jarinya yang ditekuk mendarat, pintu sudah terbuka duluan menampakkan sosok tinggi tegap sang dokter matang yang memiliki sejuta pesona tersebut.

"Renata..." Dokter Sony mengerutkan keningnya, tak lama kemudian ia kembali bersuara. "Mencari saya?" tanya nya sambil melepaskan tangannya dari pintu.

"Iya dok," sahutnya pelan.

"Maaf dok mengganggu waktunya, saya kesini cuma mau memberikan ini. Maaf karena tadi siang saya tidak bisa menghadiri undangan dokter saya lagi kurang fit tadi.

Dokter Sony menganggukkan kepala disertai senyum tipisnya. "Saya mengerti, tidak apa-apa tidak usah sungkan. Apa sekarang sudah baikan? mukanya masih pucat itu. Sudah minum obat?" tanya nya sembari memperhatikan wajah Renata yang kelihatan pucat. Polesan make up tipis tak mampu menutupi wajah pucat Renata.

"Alhamdulillah sudah lebih baik dok, sudah minum obat juga. Sekali lagi dok saya minta maaf, semua do'a terbaik buat dokter. Semoga semua hajat-hajat dokter segera terkabul, dan semoga di sisa usia dokter sekarang selalu dilimpahi kebaikan dan rezeki yang berkah." Tutur Renata tulus sembari mengatupkan kedua tangannya di dada.

"Aamiin Ya Rabbal'alamin, terimakasih banyak Rena. Do'a yang sama juga buat kamu dan keluarga, saya juga turut berduka atas kepergian adik iparnya semoga beliau Husnul khatimah." Dokter Sony mengangguk, dengan tangan meraih paper bag kemudian memindahkannya.

Renata pun berdiri kemudian pamit pada sang dokter, selain tidak nyaman berada dalam ruangan diluar urusan pekerjaan. Ia juga tahu kedua sahabat dekatnya Mila dan Sinta pasti sudah datang mengingat waktu sudah hampir pukul empat sore dimana sudah waktunya mereka ganti shift dinas.

"Oiya Re, saya ada vitamin. Coba kamu minum, ini bagus buat daya tahan tubuh, ini di beliin mama saya."

Langkah Renata terhenti di depan pintu, ia membalikkan badannya menerima benda yang diberikan dokter Sony. "Terimakasih banyak dokter."

"Sama-sama."

.

.

.

"Re, kamu baik-baik saja kan? mukamu pucat, kamu sakit?" Mila yang datang bersamaan langsung menatap lekat wajah Renata yang terlihat berbeda, "eh kamu dari mana? kok malah datang dari sebelah sana?"

"Aku habis dari ruangan dokter Sony, minta maaf sekalian ngucapin. Tadi siang aku tepar." Sahut Renata seraya melangkah memasuki ruangan yang terbilang luas dengan beberapa meja didalamnya. Ia meletakkan tas diatas mejanya laliu mengambil air mineral untuk meminum vitamin yang diberikan dokter sony.

"Re, kamu serius sudah baikan? kalau belum lebih baik istirahat saja, eh tapi mending periksa dulu deh sama dokter Sony. Jangan menyepelekan penyakit! takutnya sekarang-sekarang ditahan nanti sudah parah malah repot."

"Beneran Ta, aku sudah baikan. Sakit juga cuma kelelahan sama masuk angin, kalian tenang saja." Sahut Renata tersenyum menenangkan dua sahabatnya.

.

.

Detik berlalu begitu cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Artinya semua yang dinas di shift dua sudah berakhir jam kerjanya.

"Waktunya kita pulang sistaaa!" Seperti biasanya yang paling semangat dan antusias saat jam pulang adalah Sinta, ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi senangnya mengingat dirinya yang memiliki bayi berusia enam bulan.

"Re, kamu enggak usah pesan taksi. Biar pulang bareng aku saja." Mila mensejajarkan langkahnya dengan Renata, ketiganya tengah berjalan menuju tempat parkiran.

"Enggak apa-apa aku pulang sendiri saja, kasihan suamimu pasti kecapean." Dengan halus Renata menolak tawaran Mila, ia tak ingin merepotkan sahabatnya itu terlebih Mila di jemput oleh suaminya yang sama-sama kelelahan.

"Tunggu! Re, bukannya itu mobil suamimu?" Sinta yang berjalan paling depan menghentikan langkahnya saat sampai di parkiran. Renata dan Mila seketika ikut berhenti, mata keduanya mengikuti arah tangan Sinta yang menunjuk pada sebuah mobil yang sangat mereka kenali.

"Eh, kok..." Ucap Renata menggantung saat mendengar suara klakson dari arah mobil bersamaan dengan kacanya yang perlahan terbuka. Menampakkan wajah suaminya yang melongok keluar menatap kearahnya. "Maasss!" ucapnya pelan yang lebih seperti gumaman. "Bukannya mas masih di Bandung? kapan sampai?" Pertanyaan itu langsung ia lontarkan sambil melangkah.

"Surprise" Jawab Fauzan seraya membuka pintu mobil, pria itu keluar dan langsung menyambut istrinya dengan pelukan.

"Cie... Cie..." Suara Mila dan Sinta yang serempak menggoda, membuyarkan keintiman sepasang suami istri yang saling meluapkan rindu setelah beberapa hari tak bertemu.

1
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
mentari mungkin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
heleh baru berapa kali tlp ga di angkat dah ngomel aja gimana istrimu yg nunggu kabarmu dari kemarin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
selelah apapun kalau kamu masih jadi prioritasnya pasti ttp berkabar 😪
ㅤㅤ ㅤ ㅤ ☕𝐀𝐊
bukan aku juga
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
nanti lah ku tebak lagi Thor kalau sudah ada lanjutannya 🙈🙈🙈
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
Halah ngoceh apa Mase 😏😏
Kamu aja yg di telpon gak mau ngangkat 😏😏😏
baru juga segitu langsung protes 😏😏
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ah aku yg baca aja sakit hati Bu anakmu di gituin 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan nyesek nya nyampe ke sini😭😭
Rena selalu bilang gak apa apa padahal dia lagi mendem rasa sakit juga kecewa tinggal menunggu bom waktunya meledak aja untuk mengeluarkan segala unek unek di hati rena😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan Rena gak punya no hp satunya 🤦🤦🤦
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
scene nya Rena bikin nyesek 😭😭
scene nya embun dan mentari juga sama
bikin mewek 😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak bisa berkata kata untuk yang sudah kehilangan😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
padahal tinggal di angkat terus ngomong langsung zan😏😏😏
jangan bikin kecewa Napa ahhhhh😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
baru tau HP dia punya dua tapi ko sopee bisa punya sih sedangkan Rena gak ya
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
buat ponakan nya aja ya Bu bisa ga seeh 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
preeet ah 😏😏
aku sakit tau bacanya
padahal bukan aku yang menjalani kehidupan rumah tangga itu😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
setelah berkeluarga ktanya doa istri yang lebih manjur 😌😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
feeling seorang istri emamg peka😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak usah janji dulu Zan 😌😌😌
suka watir aku kalauu kamu udah pulang ke bandung 😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ahhh tanggung bener Thor 🤣🤣🤣
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
loh loh bonus gede tapi rena kenapa masih make duit sendiri buat kebutuhan nya 😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!