ZEA GEBBY WILLIAM , itulah nama gadis cantik yatim piatu yg meninggal akibat kecelakaan beruntun di jalan tol ..
akan kah ZEA langsung menghadap sang pencipta atau justru menjalani kehidupan lain ...
nantikan kisah ZEA di cerita ini
happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Merah : untuk elemen api surgawi, api terkuat dari segala api di benua ini.
Putih : elemen cahaya , atau bisa disebut elemen penyembuh , dapat menyembuh kan dari berbagai macam penyakit dan juga racun mematikan.
Biru tua : elemen es , pengguna elemen ini tidak akan mengalami kedinginan walau di cuaca ekstrem sekalipun , dan bisa berguna menjadi senjata juga bagi pengguna nya.
Biru : elemen air, pengendali air bisa kapan saja menggunakan air , bahkan bisa juga untuk mengairi pesawahan dan ladang ladang yg kekeringan di musim kemarau , sangat berguna untuk rakyat yg membutuhkan.
Hijau : elemen tumbuhan, pengguna elemen ini mampu menumbuh kan tanaman yg sudah mati sekalipun, dan dapat mengendalikan tanaman atas perintah pengguna nya.
Kuning : elemen pembangkit / kayu , bisa membuat bangunan rumah dan istana sesuai keinginan pengguna nya , bahkan bangunan yg hancur bisa berdiri tegak.
Orange : elemen petir.
Abu abu : elemen angin.
Zea pun membuka matanya dan dengan segera mempraktikan elemen elemen yg dimiliki nya, sepanjang hari Zea terus mengolah dan membiasakan dirinya dengan semua elemen yg dia punya, bahkan Cici dengan senang hati, mengajari dan membimbing Zea untuk menguasai semua nya.
Dan disini lah Zea berdiri di depan rumah milik zeana setelah membersihkan diri di ruang dimensi serta mengganti pakaian nya menjadi lebih tertutup, hanfu panjang berwarna putih lengkap dengan sabuk nya tidak lupa cadar yg sudah terpasang di wajah nya untuk menutupi wajah cantik nya , rambut panjang tergerai indah di ikat setengah dan hiasan sederhana tapi tidak menutup aura kecantikan nya.
" Zeana, aku akan pergi meninggalkan rumah mu dan segala kenangan yg ada di sini, semoga kamu bahagia setelah berkumpul dengan orang tuamu di sana, aku pergi , dan tidak tau kapan akan kembali ke sini, tapi kamu tenang saja rumah ini tetap akan aku lindungi dengan aray pelindung, supaya tidak di rusak hewan buas di hutan ini, mungkin suatu saat aku akan kembali dan tidak tau itu kapan." Katanya berbicara dengan nada sedih sambil membentuk formasi dengan pola rumit.
"Selamat tinggal kenangan Zeana, sekarang hanya ada Zea yg berperan sebagai Zeana di dunia ini." Ucap Zea sambil tersenyum tipis dibalik cadar nya .
" Cici.!" Panggil Zea.
"Saya di sini Nona." kata Cici yg sudah keluar dari ruang dimensi atas persetujuan zea, yg kini sudah siap menemani zea kemanapun zea pergi.
"Sebelum kita berangkat, aku mau bertanya, apakah ada orang lain yg bisa melihat mu selain aku.?" Ucap Zea.
"Tidak Nona, hanya Nona yg dapat melihat Cici, orang terkuat di benua ini sekalipun tidak dapat melihat Cici, itulah kelebihan Cici.!" Ucap Cici lagi.
" Baiklah, sekarang aku tidak akan khawatir keberadaan mu akan diketahui orang lain , mari kita berpetualang." Ucap Zea tidak sabar.
"Ayo Nona." Ucap Cici yg sedang terbang melayang di samping Zea.
Zea pun melangkahkan kaki nya melewati pagar kayu di depan rumah Zeana di ikuti Cici yg terbang di sampingnya menuju jalan setapak kecil yg kiri kanan nya di penuhi semak belukar yg sangat lebat karena tidak tersentuh tangan manusia, dengan hati hati Zea melangkah menembus hutan lebat itu .
" Aku sempat berspekulasi, apa mungkin orang tua zeana di asingkan ke hutan ini ya , atau ada rahasia lain kah tentang orang tua nya Zeana, tapi aku tidak menemukan apapun dirumah itu, bahkan ingatan Zeana pun hanya sedikit yg kuingat hanya tentang kehidupan nya saja." ucap Zea dalam hati, sambil berjalan menyusuri hutan tersebut.
Bersambung.