"Pernikahan adalah aliansi bisnis yang dingin. Tapi, apa jadinya jika salah satu pihak ternyata membawa bibit kekacauan dan, yah, bidikan yang tepat sasaran?"
Baby Lily (20 tahun) dinikahi oleh Robert Lewandowski (30 tahun), seorang CEO beku yang tak punya waktu untuk emosi, apalagi cinta. Pernikahan mereka murni aliansi keluarga dan bagi Robert, Lily adalah gadis kecil yang tentunya bisa dia bodohi .
Sayangnya, Robert tidak tahu bahwa ia menikahi gadis yang memiliki kecenderungan nakal, imajinasi liar, dan keyakinan kuat bahwa ia adalah seorang "pembidik Cinta yang handal".
Merasa frustrasi dengan sikap dingin suaminya, Lily memutuskan untuk mengubah permainan. Ia tidak akan pasrah pada pernikahan tanpa hati.
Yuk baca☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 Suka sama Om
" Sekali lagi kau hubungi Lily aku pecahkan kepalamu " ucap Robert menutup telfon secara sepihak tanpa mendengarkan lagi pria itu .
Robert menyimpan data pekerjaan nya lalu beralih melihat data-data Lily yang diberikan oleh Roy kemarin yang belum sempat dilihatnya.
Cukup lama Robert membaca data-data tentang Lily satu-satunya yang ingin dia tau Lily punya pacar atau tidak.
" Om" suara berat Lily membuka matanya dan bangun dengan malas berjalan menghampiri Robert.
"Apa " ucap Robert bergegas mengeluarkan semua data-data Lily yang sedang dilihatnya sebelum Lily sampai .
" Dingin , pinjam jas " suara kecil Lily berdiri dengan mata mengantuk .
Robert melepas jas nya dengan cepat dan memberikan pada Lily serta juga menaikkan suhu AC agar tidak terlalu dingin .
" Untung dia tidak melihat " ucap Robert bernafas lega , mewanti-wanti dirinya bahkan menggeser laptop nya berlawanan arah .
..........
Malam harinya.
Lily masuk kedalam kamar sambil terus menyeruput susu kotak yang dibawa nya bahkan menari-nari lalu duduk disebelah Robert yang tengah berkutik dengan laptop nya .
" Huhhhhh, apa bekerja benar-benar separuh dari hidup Om" lelah Lily melihat Robert yang di manapun berada pasti bekerja sampai sudah duduk di kasur pun tetap sibuk dengan laptopnya.
" Orang yang terbiasa menganggur memang selalu heran melihat orang bekerja" ucapan menyakitkan Robert layaknya belati yang menusuk tulang .
" Mulut Om kurang ngajar juga , minta di tabok " ketus Lily merasa tersindir sampai ke ulu hati .
" Lagian apa masalahnya kalau aku bekerja terus , lagian aku juga tidak melarang kamu belanja " ucap Robert memandang Lily yang duduk bersandar meminum susu kotak yang dipegangnya.
" Om mau minum kopi ?" tanya Lily tiba-tiba.
" Mmmm, buatkan lah tapi jika kopi itu kamu kasih salain juga aku akan memotong uang jajan kamu " ucap Robert antisipasi.
" Dihhh, aku kan anak baik , bisa-bisanya Om meragukan aku " cemberut Lily melempar kotak susu nya yang sudah habis kedalam tong sampah dan pergi membuatkan Robert kopi .
Setelah beberapa saat Lily datang membawa segelas kopi dengan cemilan untuk Robert.
" Om tau kehidupan temanku sedang dalam bahaya " cerita Lily naik keatas ranjang dan duduk berhadapan dengan Robert.
" Kenapa?" pertanyaan Robert meniup lalu meminum beberapa teguk kopi yang Lily buatkan untuk nya .
" Seseorang mengancam akan memecah kepalanya" kata Lily yang membuat Robert yang sedang minum itu hampir menyemburkan beberapa teguk kopi yang diminum nya .
Hahahaha
Lily tertawa memegang perut sampai tubuhnya bergetar bahkan pintu kamar yang belum ditutup membuat orang-orang dalam rumah juga mendengar tawa Lily yang sangat gembira .
Robert mencoba tenang dan meminum beberapa teguk kopi lagi mencoba tidak terpancing dengan Lily yang sebentar lagi akan mengolok-olok nya .
" Ternyata selain galak , Om juga psikopat" tawa Lily yang sudah sakit perut karena banyak tertawa sementara Robert ekspresi nya sudah semakin dingin saja .
" Ohhhh, jadi tadi kamu pura-pura tidur?" pertanyaan Robert menyimpulkan sesuatu, sebab itulah Lily bisa tau apa yang Robert katakan tadi siang .
" Tidak Om, Andrew yang bilang padaku " jujur Lily .
" Ohhhh, pria tidak bermental itu mengadu padamu ?" senyum kecut Robert.
" Siapa yang tidak akan mengadu jika hidupnya dalam bahaya seperti itu " ucap Lily .
" Berarti dia benar-benar ingin kepala nya pecah , karena menghubungi kamu " ucap Robert.
" Astaga Om , masa cemburu sampai segitunya " senyum genit Lily mengangkat sebelah alisnya bahkan mengedipkan mata dengan centil.
" Aku tidak cemburu dan untuk apa juga cemburu " ucap Robert memandang Lily dengan tatapan datar .
" Ahhhh, Om mah gengsian, ngaku ayo , ngaku " ucap Lily terus menggoda Robert sampai pria dewasa yang tidak bisa lagi fokus bekerja menutup laptop nya .
" Lily jangan melampaui batas " peringatan Robert menatap Lily dengan tatapan dingin .
" Batasan apa yang aku lampaui ?" pertanyaan Lily .
Robert meletakkan bantal guling di tengah mereka lalu segera menyimpan laptop nya dan berbaring.
" Lily kenapa kamu membuang bantalnya " pertanyaan Robert menatap bantal guling yang dibuang Lily kelantai .
Robert memanggil pelayan untuk mengambilkan kembali guling itu dan menyuruh nya menutup pintu .
" Sebenarnya Om menganggap pernikahan ini sungguhan atau hanya sebatas pernikahan diatas kertas?" pertanyaan Lily yang membuat Robert terdiam seribu bahasa ketika Lily mempertanyakan hal itu.
" Lily seperti yang kamu tau , pernikahan kita hanyalah aliansi bisnis dan semuanya yang terjadi diantara kita diawali dengan sebuah aliansi " ucap Robert.
" Sebelum nya kita tidak saling mengenal dan aku,"
" Aku udah kenal Om sejak lama " ucap Lily yang sudah dari beberapa tahun terakhir mengenal bahkan menyukai Robert walaupun belum pernah bertemu secara langsung.
" Okey kamu kenal dengan ku, tapi sungguh Lily aku sama sekali tidak mengenal kamu sebelumnya dan aku belum mencintai kamu jadi bagaimana,"
" Belum berarti akan dong ?" pertanyaan Lily dengan excited langsung memotong ucapan Robert.
" Lily , aku belum selesai bicara " ucap Robert
" Yaudah , lanjut , lanjut , Om " ucap Lily siap mendengarkan.
" Tapi aku merasa kita tidak pernah bertemu sebelum nya dari mana kamu mengenal aku ?" pertanyaan Robert langsung kepikiran.
" Haduh Om , Kenapa menanyakan hal konyol seperti itu Kitakan hidup dizaman yang serba digital jadi Om masih tanya dari mana aku kenal dan tau informasi soal Om ?" geleng kepala Lily .
" Iya aku tau , tapi aku bukanlah seseorang yang aktif bersosial media apalagi sampai membagi kehidupan pribadi ku di media sosial " ucap Robert masih heran .
" Iya Om jarang tapi banyak konten publik yang selalu menyorot Om dan aku sering melihat akun-akun yang menggunggah kegiatan Om" kata Lily .
" Jadi karena kamu tau kehidupan yang aku jalani seperti apa ? Makanya kamu mau menerima pernikahan ini ?" pertanyaan Robert.
" Kamu menerima aliansi pernikahan ini karena aku adalah seorang triliuner?" pertanyaan Robert mengintimidasi.
" Atau kamu,"
" Aku suka Om " pernyataan Lily yang membuat Robert terkejut mendengar nya.
" Tapi aku nggak suka kamu " pernyataan Robert yang sekarang mengerti mengapa Lily selalu saja menggodanya karena Lily memang suka pada Robert.
" Yakin , nanti kalau kecintaan gimana?" kata Lily mengangkat kedua alias nya menggoda Robert untuk kesekian kalinya.
" Lily berhenti menggoda " ucap Robert menutupi wajah gadis nakal itu dengan bantal tidak sanggup menatap mata centil Lily yang selalu membuat Robert menjadi salah tingkah .
" Soalnya banyak banget cowok yang bilang nggak suka aku bukan cuma Om doang , terus tiba-tiba nembak dan ingin aku jadi pacarnya " senyum kepedean Lily dan sialnya itu valid , Robert tidak bisa memungkiri nya .
Roy memberikan data terlalu lengkap sampai segala aspek tentang kehidupan Lily ada datanya.
" Udah jangan sok jual mahal, nanti aku suka orang lain Om ngamuk " kata Lily mendekati Robert.
" Lily apa yang akan kamu lakukan " Robert melingkarkan tangan di dadanya tidak bisa memprediksi apa yang akan dilakukan gadis nakal itu
surat cinta utk ayang 🤭 haha
untung robert cinta kalo ngk bakal geli tuh..lily kapan dewasa ny