Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Kayya sengaja membuka pakaian Arman agar nanti dia bangun dia yakin jika mereka sudah melakukannya dengan sangat hebat.
Obat yang diminum Arman itu adalah obat pelemahan syahwat, walaupun dia ingin melakukan nya dia tidak bisa karena adik kecilnya tidak bangun sekalipun diransang.
"Aku tidak sudi disentuh oleh lelaki seperti mu dasar manusia tidak tahu diri". Ucapnya dengan jijik dan bahkan dia kekamar mandi.
Dia segera keluar dari kamar itu setelah membuat kamarnya sedikit berantakan bahkan mengganti pakaiannya.
Saat akan keluar, dia bisa melihat mertua dan adik iparnya itu sedang menatapnya dengan penuh permusuhan tapi dia tidak peduli, baginya mereka bukan apa-apa dan tidak ada gunanya.
"Jangan merasa menang dulu, kami tidak akan tinggal diam setelah ini, kami pasti akan membuatmu terusir dari sini". Sungut Aina dengan wajah marah.
Dia tidak mau kalau Kayya menguasai sang kakak seperti tadi, dia harus mencari cara agar kakaknya kembali pada mereka
"Benar, kau tidak akan bertahan lama di sini, kami pasti akan menemukan cara untuk mengusir mu dari sini". Anita mendekati Kayya dengan seringai licik.
Kayya hanya mengangkat bahunya tidak peduli, dia segera akan pergi karena malas meladeni mereka berdua tapi tangannya dicekal oleh keduanya.
Dia menghela nafasnya, sepertinya mereka ingin berbuat kasar padanya, tentu saja dia tidak akan tinggal diam, dia pasti membalas mereka, mereka tidak tahu saja jika dia pemegang sabuk hitam karate.
"Eh, dasar kurang ajar, kami belum selesai bicara, kau itu hanya orang baru disini jangan berlagak seperti kau nyonya dirinya ini, saya yang nyonya disini". Hardiknya dengan keras.
Dia semakin erat mencengkram kuat tangan Kayya, wajahnya memerah dan dadanya naik turun karena emosi.
Nafas Anita memburu, dia betul-betul ingin memakan hidup-hidup perempuan yang ada dihadapannya ini karena sangat kurang ajar padanya.
Kayya menghempaskan tangan Anita dengan sangat kasar bahkan karena hempasan itu Anita terhuyung dan terjatuh.
Wajah Kayya tidak bersahabat, tatapannya kini menyala karena tidak suka diperlakukan seperti itu.
"Daripada kalian pusing mengurus urusan orang mending kalian berdua urus urusan kalian sendiri, aku dinikahi walau nikah siri tapi itu semua karena perbuatan anakmu sendiri, jika kau tidak suka, protes saja pada anakmu, aku tidak peduli, lagian bukan kalian memberiku makan ". Ucap Kayya tidak peduli tapi matanya sangat mengawasi.
"Kurang ajar berani sekali kau mengasari ibuku". Teriak Aina menyerang Kayya dan ingin menamparnya tapi tangannya tertahan karena Kayya menangkap baik tangan itu dan menurunkannya dengan kasar kemudian.
Plak.. Tamparan keras dari Kayya mengenai wajah Aina dan dia bahkan ikut tersungkur disamping sang ibu.
"Aku bukan Hana yang bisa kalian tindas seenaknya, jangan kalian pikir hanya karena kalian keluarga Arman kalian bisa berbuat seenaknya padaku, aku tidak akan segan-segan membalas kalian sekalipun kalian orangtua". Wajah Kayya dingin dan tajam sangat menyeramkan.
Membuat keduanya menelan ludahnya susah payah, mereka tidak menyadari jika orang yang dinikahi dan dibawah oleh Arman menjadi bencana untuk mereka.
"Akan ku adukan kau pada Arman berani sekali kau mengasari ibunya seperti ini". Aina tidak menyerah, dia harus menaklukkan perempuan gila dihadapannya ini, menunjukkan padanya jika mereka lah yang berkuasa.
"Sejak tadi saya diam saja saat kalian berusaha merundungku, tapi saya ini manusia jika kalian kasar maka aku tidak akan tinggal diam, silahkan saja kalau kalian mau mengadu pada Arman, seharusnya kalian itu tahu diri, ini milik Hana bukan punya kalian, dan hanya Arman yang berhak melakukan apapun karena dia suaminya dan secara hukum kalian tidak berhak apapun disini".
Kayya menghampiri mereka sambil berjongkok kemudian menjambak keras rambut Aina sehingga dia menjerit kesakitan.
"Sakit, lepaskan aku". Aina memberontak dengan kasar tapi Kayya tidak melepaskannya sama sekali, wajahnya tidak menampilkan belas jadikan sama sekali, apalagi mereka selama ini menindas Hana.
"Jangan main-main dengan ku anak kecil, aku bisa membuatmu kehilangan wajah cantikmu jika kau seenaknya bertindak disini, dan pastikan kalian tidak mengganggu Hana, karena hanya aku yang bisa melukainya dan menghajarnya, jika sampai aku tahu kalian melakukannya, kalian akan tahu akibatnya". Kayya menghempaskan kepala Aina dengan keras.
Bahkan rambut Aina berada di tangannya karena kerasnya jambakannya pada rambutnya itu.
"Kalian bukan tandingan ku jika masalah sebagai seperti ini, jika kalian tidak berhenti, maka akan kubuat kalian menyesal".
Kemudian pergi dari sana karena dia akan melakukan sesuatu, dia harus mencari berkas-berkas milik Hana yang dibalik nama oleh Arman selama ini, dia akan mengamankannya ditempat aman sampai dia bisa kembali menjadikan semua itu milik Hana.
Keduanya saling memandang ketakutan, Aina bahkan masih meringis karena sakit atas jambakan rambut itu, kayya menariknya sangat keras.
"Ibu kepala ku sakit sekali". Rengek Aina meringis kesakitan.
Anita hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat, ternyata perempuan itu bukan lawan yang mudah untuk mereka taklukkan seperti Hana dulu.
"Kita akan meracuni dia pelan-pekan, kita tidak bisa melakukannya dengan kekerasan maka kita buat dia merasakan yang Hana rasakan". Ucapnya dengan rencana sangat licik.
Dia mengangkat dan melihat wajah sang anak, dia berjanji dalam hatinya pasti akan membalas perlakuan Rukayya pada mereka.
"Bu, kepala aku berdenyut ini, sakit sekali, rontok deh rambut aku". Ucapnya sambil merengek manja kepada sang ibu.
"Sudah, kita ke kamar saja, kita harus cari cara membuat perempuan ular itu pergi dari sini, ibu pasti bisa mengusirnya".
"Iya bu, usir saja wanita gila itu, bisa semakin keterlaluan dia sama kita apalagi kak Arman sangat membela dirinya, dia akan semakin besar kepala".
Anita mengangguk kemudian membawa sang anak masuk kedalam kamarnya.
Sedangkan Kayya bergerak cepat mencari beberapa berkas di perusahaan terutama ruangan Arman yang baru, dia akan berbicara dengan orang suruhan Hana seperti kesepakatan mereka tadi.
"Bagaimana?, kalian harus bisa membantuku nanti, pastikan semuanya berjalan aman tanpa ada yang tahu kecuali kita bertiga". Kayya menatap lelaki tampan dihadapan nya ini.
Lelaki yang menjadi kepercayaan Hana sejak lama saat dia masih menjabat di perusahaan.
"Tapi nona, bagaimana dengan beberapa aset yang di kuasai oleh pak Arman, nona tahu sendiri lelaki itu sangat licik". Ucapnya dengan khawatir.
"Kamu benar, dia bahkan berusaha membunuh kak Hana dengan mendatangkan dokter untuk memberikan kak Hana obat untuk meracuninya, beruntung kak Wina sangat cerdas, dia tidak mudah tertipu".
"Syukurlah jika seperti itu nona, sejak dulu saya tidak begitu suka dengan lelaki bermuka dua seperti dia".
"Kamu benar, kak Hana terlalu polos untuk tahu jika mereka serigala berbulu domba".
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??