tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUJUH
Gladis duduk diam di samping tuan Thomas, tak lama setelah kembali ke Van's High School setelah jalan-jalan tuan Thomas datang menjemputnya seperti janji awal. Gladis memandang arah luar mobil, tapi bibir nya tersenyum mengingat tadi, jantungnya berdetak cepat bahkan sekarang cuma mengingatnya saja jantung nya tidak bisa di ajak kompromi.
"Napa milih turun di sini? " tanya seorang laki-laki yang seharian ini jalan-jalan bersamanya menggunakan motor. Dia melihat sekitar, ini di depan gerbang Van's High School.
"Karna aku udah janji sama seseorang disini" jawab Gladis. Laki-laki itu mengerutkan keningnya.
"Siapa? " tanya si laki-laki tidak suka, Gladis heran. kenapa nada laki-laki ini terdengar seperti tidak suka? Gladis tersenyum tipis.
"Aku udah janji sama om ku disini, kamu mikir yang aneh-aneh ya? " ucap Gladis, rasa nya sedikit aneh menyebut tuan Thomas om nya, tapi jika dia sebut tuan Thomas, bukan kah akan ada lebih banyak pertanyaan lagi? Laki-laki tersebut mengangguk saja walau masih banyak pertanyaan, tidak mungkin kan dia terlalu banyak tanya sedangkan ini adalah pertemuan kedua mereka. Dia takut Gladis tak nyaman.
Gladis melihat gelang warna coklat di tangan nya lalu melepas gelang tersebut. Dia berjalan ke arah laki-laki yang duduk di atas motor besar itu, kemudian mengambil tangan kiri si pria dan memakai kan gelangnya di sana. Gelang dengan liontin inisial G warna silver nampak indah di tangan si laki-laki yang putih walau tidak seputih kulitnya.
"Buat kamu, semoga kita bertemu lagi setelah ini. kalau kamu gak make masker, nanti aku bisa ngenalin kamu dari gelang ini. ok? " ujar Gladis. Boleh dia jujur? Dia nyaman di dekat pria yang bahkan dia tidak tau namanya.
Laki-laki itu memandang gelang coklat di tangan nya. "G? "
"Gladis, itu namaku" jawab Gladis ketika di rasa laki-laki di depannya bingung. Laki-laki pakai masker hitam itu menatap Gladis.
"Gue Alex" katanya singkat. Gladis mengangguk.
"Aku panggil kamu kak Al aja, sepertinya kamu lebih tua dari aku" Alex mengangguk membolehkan.
Drrrrtttt Drrrttt
Alex melihat ponselnya, sebelum mengangkat panggilan tersebut.
"Ya. Aku pulang sekarang" ucap Alex setelah itu mematikan telfonnya. "Gue harus pulang" ucap Alex kemudian. Rasanya dia tidak ingin pulang sekarang.
"hati-hati kak" Alex mengangguk. Dia mengusap kepala Gladis pelan baru setelah itu berlalu pergi dengan motornya. wajah Gladis bersemu mendapatkan perlakuan itu.
"Buat orang salting aja" gerutu Gladis tapi bibir nya malah tersenyum.
"GLAD"
Gladis tersadar dari lamunannya, dia menoleh ke arah tuan Thomas yang melihat nya heran. "Ya om? "
"Kamu ngelamunin apa sampe senyam senyum gitu? " tanya tuan Thomas heran bahkan kening pria itu berkerut.
"heheehehehh" Gladis malah cengengesan karena malu sudah ketauan senyum-senyum sendiri. "Bukan apa-apa kok om" ucapnya. Tuan Thomas menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Napa om manggil aku? " tanya Gladis kemudian untuk mengurangi rasa malunya.
"Oh iya, om hampir aja lupa " ucap tuan Thomas. "Om menyelidiki tentang Gema Fandra. Ternyata dia salah satu orang kaya di kota ini, tapi kenapa kamu sebut dia orang gak waras waktu itu? " jelasnya. Gladis tidak menyangka kalau tuan Thomas bakal menyelidiki tuan Gema.
"Kenapa om nyelidikin dia? dia gak sekaya itu om. Bahkan om aja gak kenal dia karna om salah satu orang terkaya dalam negri" ungkap Gladis.
"dari mana kamu tau tentang om? " tanya tuan Thomas heran. Gladis melipat bibir nya kedalam, dia terlalu banyak mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dia katakan.
"Aku cuma menebaknya om" ucap Gladis pelan. Tentu dia tau tentang tuan Thomas karena dia pernah mendengar tuan Gema mengatakan kalau tuan Thomas salah satu orang terkaya dan berpengaruh.
"Sepertinya kamu tau banyak hal Glad, tapi kamu tenang aja, om gak bakalan maksa kamu buat cerita sama om" ujar tuan Thomas. Dia ngerasa kalau Gladis punya banyak rahasia. Dia menyelidiki tuan Gema untuk berjaga-jaga saja sekaligus penasaran. Tapi hasil pencariannya mengatakan kalau Gema itu adalah orang kaya bukan orang gila seperti yang di katakan Gladis.
Apa gadis ini punya dendam pribadi?
"Makasih om" Gladis bersyukur bisa kenal dengan orang seperti tuan Thomas yang menghargai privasi orang lain.
"Hasil penyelidikan om, apa yang om temui? " tanya Gladis penasaran.
"Dulu dia anak jalanan, hidup sebatang kara. kemudian saat dia berusia 10 tahun dia di adopsi oleh satu keluarga. Hingga umur dia 15 tahun orang tua angkatnya meninggal, dan dia cuma tinggal berdua sama adik angkatnya. setelah dia berkeluarga, adik nya kecelakaan dan meninggal. Hanya itu yang om bisa selidiki. Tapi tentang pekerjaan nya ketika om telusuri lebih jauh ternyata dia memang banyak melakukan kecurangan" jelas tuan Thomas panjang lebar. Gladis terdiam memikirkan penjelasan tersebut.
Kenapa dia tidak tau kalau tuan Gema punya keluarga sebelumnya? Yang dia tau tuan Gema tidak punya orang tua dan hidup sebatang kara sebelum menikah. Apa tuan Gema sengaja menyembunyikan kan tentang keluarga angkatnya karna sudah meninggal? Tapi rasanya tidak mungkin. seseorang jika di sayang layaknya anak kandung oleh orang tua angkat pasti orang tersebut akan selalu mengingat dan merindukannya. Lalu kenapa kehidupan tuan Gema seolah-olah semua hal itu tidak ada? Bahkan tuan Gema tidak pernah membahas atau menyebut tentang adik angkatnya yang sudah meninggal itu.
"Ada yang aneh" batin Gladis.
"Glad, kau baik-baik aja? "
"I'm ok" jawab Gladis.
"Karna om udah tau dia orang licik, om akan memastikan untuk tidak bekerja sama dengan perusahaan nya"
"Om" panggil Gladis setelah lama terdiam.
"Ada apa? "
"Boleh aku minta tolong? " tanya Gladis.
"tentu saja, kau bisa minta bantuan apapun itu".
" Om, tolong selidiki tentang adiknya tuan Gema" pinta Gladis, entah mengapa dia penasaran tentang keluarga itu. Padahal dia sudah berniat untuk tidak berhubungan lagi dengan keluarga Fandra, tapi sepertinya tidak bisa karena kejanggalan ini benar-benar mengganggu. Dan untuk mengetahui itu, dia akan memulainya dari adik angkat tuan Gema.
"Baiklah, tapi itu tidak mudah Glad. Karna tentang data ini saja seminggu baru om dapat, itupun sangat sedikit. Jadi ketika data udah om dapatkan baru om akan memberitaumu, maaf om gak bisa beri tenggat waktu".ujar tuan Thomas panjang lebar.
"Aku gak masalah om" tukas Gladis mengerti. Tanpa terasa mereka tiba di panti. Gladis pamit pada tuan Thomas.
"Tentang pengumuman sekolah nanti, om akan memberitau mu jika hasilnya sudah keluar"