NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Happy reading

"Baiklah yang mulia, aku akan melakukan apapun yang di perintahkan oleh yang mulia." Aluna akhirnya angkat bicara setelah berpikir begitu lama.

"Pilihan yang bagus." Ratu tersenyum.

'Apa yang sudah kamu lakukan Aluna, bahkan kamu tidak tahu bagaimana cara menemukan air yang mereka maksud itu.' Aluna Memarahi dirinya dalam hati.

Setelah mendapat persetujuan dari Aluna, Caspian beranjak dari tempatnya duduk. Ia melangkah ingin keluar dari ruangan tersebut, namun sebelumnya langkahnya terhenti di dekat Aluna.

"Bersiaplah... Besok kita akan pergi." Caspian lalu melanjutkan langkahnya.

...

Setelah mempersiapkan semua kebutuhan yang akan ia bawa ke dalam sebuah tas yang Aluna temukan di kamar itu, ia segera keluar menemui Caspian sesuai arahan dari si pelayan yang membantunya tadi, wanita yang masih cukup muda itu bernama Kara. Dapat di lihat ia lebih tua 4 atau 5 tahun di bandingkan Aluna. Aluna juga mengganti bajunya dengan pakaian yang nyaman untuk di pakai bepergian jauh, tidak harus repot mengangkat gaun cantik sebelumnya. Pakaian yang ia gunakan simple, sesuai pilihan Kara, Aluna menyukainya, baju khas kerajaan namun lebih simple dan ringan, ia berpikir jika dipakai untuk berkelahi, ini tak kan berat atau menyusahkannya, ia masih bisa bergerak dengan bebas.

Rupanya Aluna di bawah ke jalan rahasia. Sebuah terowongan yang panjang dan gelap, ia yang awalnya takut akhirnya memberanikan dirinya. Setelah berjalan hampir 10 menit, sebuah cahaya dapat terlihat di ujung terowongan bawah tanah itu, mereka berdua mempercepat langkahnya.

"Akhirnya kita keluar juga, aku begitu pengap di dalam." Celetuknya. Apalagi ia membawa sebuah tas besar berisi berbagai makanan yang ia masukkan tadi, sungguh berat beban yang ia bawa.

Ia belum memperhatikan bahwa pangeran dan beberapa pengawal telah menunggunya di sana. sementara Kara yang menyadari kehadiran Caspian segera menunduk hormat. Melihatnya, Aluna segera memalingkan wajah pada pandangan Kara, dan lihatlah Caspian dengan wajah angkuhnya menyilangkan tangannya di dada, menatap Aluna.

Melihat Caspian, Aluna juga segera menunduk hormat. Aluna berceletuk dalam hati.

'Jika saja ia bukan pangeran, aku mana mau seperti ini.'

"Kamu boleh pergi!" Perintah pangeran kepada Kara.

"Baiklah pangeran."

Kara menatap Aluna sebentar sebelum mengucapkan...

"Berhati-hatilah di jalan nona, semoga apa yang anda cari segera anda dapatkan." Tersenyum.

Aluna membalas senyum tulus itu, menatap Kara yang menghilang dari gelapnya terowongan.

Aluna menatap orang-orang di depannya yang berkisar 15 orang. Ia sama sekali tidak mengenali semuanya kecuali Caspian dan prajurit yang bersama pangeran itu sewaktu mereka pertama kali bertemu di hutan, namanya Robert.

Aluna tersenyum, di balas tatapan sinis oleh Caspian dan senyuman tulus dari Robert. Mereka lalu berjalan menuju sebuah bangunan terbuka yang berjarak 100 meter dari jalan keluar tersebut. Robert yang melihat Aluna kesusahan membawa tasnya itu menawarkan diri untuk membantu. Namun, Aluna yang pemalu dengan cepat menolaknya. Padahal di awal pertemuan Aluna kesal sekali pada Robert karena dialah yang pertama menyebutnya sebagai mata-mata, tapi sekarang lihatlah, pemuda itu bahkan lebih ramah dari si pangeran yang selalu bermuka datar itu.

...

Caspian meminta Robert, pemimpin pasukan yang bernama Hugo dan Aluna agar ikut dengannya memasuki bangunan itu, sementara yang lainnya tetap berjaga di luar. Walaupun tempat tersebut aman, namun tidak menutup kemungkinan bahaya akan lepas dari mereka. Apalagi dengan adanya Caspian, pewaris tunggal kerajaan yang banyak di buru oleh musuh kerajaan.

Aluna menyimpan tasnya di atas sebuah meja. Melihat itu Caspian segera mengambil dan membuangnya ke sembarang arah. Ia akan menggunakan meja itu untuk membuka sebuah peta. Lagi-lagi Aluna dibuat marah oleh tingkah pangeran itu.

"Apa-apaan kau ini? Kenapa membuang tas ku?"

Caspian menatapnya tajam, melihat itu Aluna tersadar kalau ia sudah membentak seorang penguasa, gadis itu menjadi salah tingkah di tatap semua orang. Namun di dalam hatinya pun memberontak, tidak membenarkan tindakan Caspian yang seolah-olah tidak menghargai orang lain.

Caspian meletakkan peta itu di atas meja, peta yang di berikan oleh tabib yang mengobati yang mulia raja waktu itu. Aluna yang di beri isyarat untuk mendekat oleh Robert akhirnya ikut melihat peta tersebut.

"Pertama-tama kita akan pergi ke desa ini." Menunjuk suatu tempat di peta tersebut.

"Desa pearl?" Tanya Aluna.

"Kenapa dinamakan desa pearl?" Sambungnya.

"Karena mata pencaharian utama penduduk di sana adalah mencari mutiara di dasar laut nona." Jawab Hugo ramah.

Aluna manggut-manggut mengerti.

"Desa ini masih dalam bagian dari kerajaan kita pangeran, aku rasa tidak akan ada masalah dalam langkah pertama perjalanan kita." Hugo berpendapat.

"Aku juga merasa begitu."

"Kalau begitu mari kita berangkat sekarang pangeran." Robert semangat.

Caspian mengangguk mengiyakan, menggulung kembali peta itu dan di selipkan di balik bajunya.

"Lalu gunanya aku ada di sini apa?" Aluna protes. Sebab ia bingung untuk apa ia di butuhkan sementara orang-orang ini memiliki peta dan tahu arah menuju air keabadian tersebut.

"Kau tidak perlu banyak bertanya, ikuti saja perintahku!" Caspian berucap dingin.

Aluna bergerak hendak mengambil tasnya, namun kembali mematung mendengar perintah Caspian.

"Tidak perlu membawa tas itu!"

Aluna memanyunkan bibirnya karena kesal, tak punya pilihan ia pun mengikuti langkah mereka bertiga yang sudah lebih dulu meninggalkan tempat itu.

"Sayang sekali, makanannya kan jadi mubazir." Celetuk Aluna tak rela.

...

Aluna dan yang lainnya melakukan perjalanan selama 3 hari, desa itu cukup jauh. Mereka harus menyebrangi lautan berpuluh-puluh kilometer agar sampai di tempat itu. Aluna yang awalnya mengetahui bahwa mereka akan naik kapal laut begitu pucat, pasalnya ia tidak pernah lagi menaiki kendaraan itu sejak ia lulus di sekolah menengah pertama. Alasannya adalah karena wanita itu akan merasakan mabuk laut yang parah. Tapi hei, saat ia mulai ketakutan diatas kapal itu, ia menjadi bingung sendiri, karena tidak ada yang terjadi. Kepalanya tidak merasakan pusing ataupun hal lainnya, ia tidak merasakan mabuk laut itu. Ini sangat ajaib, gadis itu tersenyum, mulai menjelajahi kapal, melihat sekelilingnya.

Tanpa sengaja melihat Caspian yang berdiri sendiri di dek kapal, memandang lautan yang luas di depannya. Agak ragu, namun akhirnya Aluna memutuskan untuk menghampiri pria itu. Lagipula ada juga yang ingin ia tanyakan, semoga kali ini Caspian tidak galak padanya.

Ia berdiri tak begitu jauh dari Caspian, ikut melihat laut biru. Caspian menyadari kehadirannya.

Untuk beberapa menit ke depan, tak ada percakapan di antara mereka, hanya menikmati pemandangan saja.

"Ada yang ingin ku tanyakan?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu pangeran." Berucap bersamaan.

Keduanya menjadi salah tingkah, namun lihatlah Caspian adalah pria yang begitu baik dalam menyembunyikan ekspresinya, sementara Aluna sebaliknya.

"Silakan yang mulia duluan." Aluna mengalah.

"Apa benar kau berasal dari masa depan?"

Aluna diam sejenak, berpikir.

"Aku juga tidak tahu aku berasal dari masa depan atau dimensi waktu yang lainnya pangeran. Namun aku berani bersumpah padamu bahwa aku bukan berasal dari zaman ini. Aku sudah menjelaskan bagaimana aku bisa berada di tempat ini, dan aku tidak tahu alasannya mengapa." Aluna menjawab serius.

Jangan lupa like dan share yah, terima kasih sudah mampir 😊

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!