Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Setelah memastikan keduanya pergi Kayya masuk kedalam kamar itu dan menguncinya dengan baik, kemudian menghampiri Hana dan merapikan rambutnya.
"Kakak baik-baik saja?? ". Tanyanya dengan lembut.
" Siapa kamu sebenarnya, kenapa kau datang kesini untuk membelaku, padahal kamu adalah madu untuk ku". Ucapnya menatap tajam Kayya meminta penjelasan.
"Seperti yang kukatakan tadi kak, aku datang kesini untuk melindungi kakak atas semua perlakuan mereka pada kakak selama ini, aku sudah mengawasi kakak dari jauh selama ini jadi tolong biarkan aku membantu kakak". Ucapnya merapikan penampilan Hana menjadi sebelumnya.
"Apa hubungannya kamu dengan Kayya??, aku tidak bisa tenang sejak tadi, satu-satunya orang yang tahu panggilan kecilku itu hanya Kayya dan juga kedua orang tuaku".
Mata Hana berkaca-kaca, dia sangat merindukan keluarganya dan juga adik kecilnya itu.
"Dokter Kayya sudah tidak ada, dia meninggal saat melahirkan anaknya, dan aku adalah orang yang menerima sebagian organ tubuhnya saat dia menolongku dari kecelakaan". Kayya duduk sambil menunduk.
Mata Hana menatap Kayya dengan tidak percaya, adik kecilnya sudah meninggal dan meninggalkan seorang anak, matanya memanas dan kini dia menangis terisak.
Dia bahkan memukul dadanya yang terasa sangat sesak. Dia bahkan belum sempat bertemu dengan adiknya saat kecil sekarang malah dia tidak akan pernah bertemu dengannya selamanya.
Kayya memeluk Hana dengan sayang, dia juga seorang yatim piatu yang bekerja dirumah sakit tempat Kayya dulu bekerja.
"Dokter Kayya sangat cantik dan baik, aku akan memberikan fotonya dan barangnya pada kakak nanti, jadi tolong apapun yang aku lakukan dukung aku, aku melakukan segalanya untuk melindungi kakak seperti janjiku padanya".
"Terus suaminya bagaimana?? ". Cicitnya pelan?? ".
" Suami dokter Kayya sudah meninggal, aku akan membawa Kana kesini untuk menjadi anak kakak nanti, tapi tidak sekarang ".
"Kana?? ". Cicitnya tidak mengerti.
"Ya, dokter Kayya memanggil anaknya dengan nama Kana, karena itu singkatan Kayya dan Hana, dia menjelaskan segalanya dalam surat dan videonya saat itu untuk diberikan kepadaku saat sadar dari operasi".
"Jadi dia tidak selamat saat melahirkan?? ". Tanya dnegsn tangis yang terus berderai.
"Iya, aku tidak tahu bagaimana kejadiannya hanya saja, saat aku bangun para dokter dan pihak rumah sakit memberikanku Video dan surat itu makanya aku berada disini".
"Apa Kana sudah besar?? ". Cicitnya dengan haru.
"Iya dia berusia 3 tahun, aku selalu mencari tahu apapun yang terjadi padamu kak, sambil aku melanjutkan kuliahku menjadi S2 agar bisa membantumu kelak di perusahaan".
" Kasian sekali keponakanku, dia harus jadi yatim piatu di hari kelahirannya ". Tangisnya kembali pecah mengingatnya.
"Sudahlah, sekarang kita keluar, aku akan membawa kakak ke kamar yang akan kakak tempati, aku akan mengunci kamar kakak dan akan kubawa kan perawat yang berkompeten untuk kakak, karena aku akan mengawasi manusia biadab itu di perusahaan".
Kayya membawa Hana keluar, dia merapikan penampilan nya dan kembali mengacak rambut Hana agar nanti mereka tetap menganggap dia menganiaya Hana.
Saat melewati ruangan itu dia bisa melihat Arman menatap Hana dengan senyum mengejek, dia sangat senang mendapatkan istri yang bisa dia andalkan di perusahaan.
"Makanya jangan melawan Hana, andai sejak awal kau langsung menerima Kayya, ini semua tidak akan terjadi". Ejek Arman kepadanya.
Hana hanya diam saja sedangkan Kayya mengepalkan tangannya diam-diam dan menatap dengan senyum palsu.
Dia akan membuat lelaki sialan itu menyesal menyakiti Hana selama ini begitu juga keluarganya.
"Bawah dia masuk sayang, setelah ini kita bersenang-senang". Tawa Arman dengan jumawa seakan dirinya penguasa.
Dia tidak tahu jika semua ini awal kehancurannya.
"Nikmati saja masa-masa kini Arman, setelah ini kau akan menangis darah karena perbuatanmu". Cicit Hana dengan pelan dan hanya didengar dirinya dan juga Kayya.
Kayya segera mendorong kursi roda itu menuju kamar Hana, dia tidak mau membiarkan mereka tahu dan menyakiti Hana.
"Ingat kak, jangan makan apapun yang diberikan pembantu atau siapapun selain perawat yang aku rekomendasikan, mereka berusaha membunuh kakak pelan-pelan, kakak pasti tahu mereka membawa dokter muda kesini kan?? ".
Hana mengangguk, dia mengelus tangan Kayya yang sedang memegang kursi rodanya.
Dia berjanji dalam hatinya akan menyayangi gadis ini seperti dia menyayangi Kayya sebelumnya.
"Makasih karena hadir di hidup kakak, jangan pernah bersentuhan dengan Laki-laki sialan itu yah?? ". Ucapnya penuh penekanan.
Dia tidak mau Kayya mengorbankan dirinya lebih jauh lagi, dia sangat tahu bagaimana kelakuan lelaki itu saat mereka baru menikah.
"Akan ku buat dia jadi impoten dan tidak punya anak kak, kakak tenang saja, dia tidak akan bisa menyentuh ku lebih dalam hanya sekedar belaian san cumbuan saja untuk meyakinkan segalanya".
"Kamu yakin??, jangan serahkan dirimu padanya, kasian kamu".
Kayya hanya tersenyum senang mendapatkan perhatian dari perempuan yang dia anggap kakak itu.
"Tenang saja kak, aku kan berusaha menghindari sebisa mungkin masalah nafkah bathin akan ku pastikan dia tidak akan bisa melakukannya karena itunya tidak akan pernah bisa berdiri lagi".
Hana mengangguk, dia harus percaya kepada Kayya dan bekerja sama dengannya.
"Tolong beritahu pemimpin perusahaan lain bahwa aku orang kepercayaan kakak, aku tidak mau Arman bertindak seenaknya dna mengambil perusahaan kakak, masalah yang telah dia ambil, aku akan mengambil nya perlahan jadi kakak sabar yah".
Hana mengangguk, dia akan menghubungi orang-orang kepercayaannya di perusahaan untuk bekerjasama dengan Rukayya nanti.
"Kamu hati-hati dan jaga diri baik-baik, mereka sangat licik".
Kayya mengangguk dan memasukkan Hana dalam kamar itu dan menguncinya, dia segera menghubungi perawat dan dokter yang akan menangani Hana dengan khusus.
"Aku keluar dulu kak, aku akan kesini lagi nanti untuk membawakan kakak makan siang, sore nanti dokter dan perawat yang akan mengurus kakak akan datang, dan pastikan kakak selalu berpura-pura sakit kepala dan mual atau sakit apalah agar mereka percaya aku memberikan kakak racun".
Hana mengangguk kemudian tersenyum, dia sudah mengamankan barang-barang berharga miliknya yang tidak diketahui suaminya, entah feeling nya mengatakan seperti akan ada badai.
"Ayo sayang minum dulu". Kayya memberikan air jus jeruk itu kepada suaminya karena suaminya memesannya.
"Enak banget, kamu layani akh seperti dulu, dulu Hana boro-boro mau layani makan dan minum ku, dia selalu sibuk dengan perusahaan dan melupakanku". Cemberutnya dengan manja.
Kayya mendengus mendengar curahan hati lelaki mokondo ini, "dia tidak kerja tapi banyak mau dasar benalu". Umpatnya dalam hati.
"Bagaimana kalau kita melakukannya sayang, aku pengen banget ini". Ucapnya dengan menggoda.
Kayya mengangguk mengiyakan permintaan Arman dan mengajaknya masuk ke kamar mereka tapi begitu sampai disana, Arman baru mencium pipi Kayya dia langsung tertidur pules.
"Tidak akan, aku akan buat kamu mati pelan-pelan seperti yang kau rencanakan pada kak Hana".
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??