Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.
Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.
meski demikian, dia seorang yang cerdas.
Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.
Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.
Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.
Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.
Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.
Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIKMAH PERJALANAN
Hari ini ,awal tahun 2008 perjalanan baruku telah di mulai.
Dalam kereta penuh sesak bergema suara riang .Dari stasiun Purwokerto menuju harapan datang.
Gerbong besi berderit menyusuri rel yang terbentang. Diantara hiruk pikuk, kisah terukir panjang.
Pemandangan sawah hijau, membentang luas terhampar. Gunung Slamet menatap gagah, menyapa dari kejauhan samar.
Ibu-ibu berjualan, menawarkan jajanan pasar.
Anak-anak berlarian riang gembira tak pudar.
Ada yang bercerita tentang mimpi yang dikejar, ada yang merenung pilu kisah cinta yang terhempas hambar.
Kereta ini saksi bisu perjalanan yang tak putar, membawa harapan baru disetiap putaran.
Di setiap kursi, kisah berbeda terukir. Tentang rindu, cita-cita, dan asa yang bergetar.
Kereta penuh ini, adalah potret kehidupan yang berputar.
" Aqua mi zon aqua mi zon... , pop mi kopi pop mi kopi ..., rokoknya rokoknya tisu tisu , tahu sumedang , nasi goreng nasi goreng ,sate nol dua sate nol dua " ; berulang kali kata - kata itu berseliweran membuat bising telingaku".
Aku penasaran dengan yang namanya sate nol dua sate apaan ya ? Ku ambil uang dari saku lalu ditanya mas Ahmad ; " mau beli apa ?"
"Mau beli itu sate nol dua "; ku jawab sambil menunjuk pria berseragam yang jualan sate nol dua .Spertinya itu dagangan dari kereta.
"Jangan beli itu ! Yang lain aja ! " ; mas Ahmad menyahut tanganku untuk kembali memasukkan uang ke saku.
Dengan muka yang terlihat bingung, ku bertanya "Lho emang kenapa ?".
Mas Ahmad menyandarkan badanya ke kursi ,lalu melipat kedua tangannya sambil memejamkan mata dan berkata "; itu sate bekicot". Kemudian dia tidur.
Aku pun tak jadi membelinya , akhirnya ku beli nasi goreng.
Di sela - sela aku menikmati nasi goreng , petugas pemeriksa tiket mulai beroperasi.
Aku melihat sesuatu terjadi tak jauh dari hadapanku .
Kira - kira selisih tiga tempat duduk di depan .Dia berdiri di ruang tengah perbatasan gerbong.
Salah seorang penumpang kereta tidak bisa menunjukkan tiketnya.
Ternyata dia tidak membeli tiket , tampaknya pemuda mungkin umur 25 atau 30 tahunan.
Kulihat dia ditanyai petugas ; "kenapa tidak punya tiket ?" Jawaban pemuda itu simpel sekali ;" Lupa pak !".
"Tujuan kamu kemana ? " ; terlihat dengan nada sedikit tegas petugas kembali bertanya.
"Kertosono pak "; jawab pemuda itu dengan santai sambil menyalami petugas. Entah apa isinya hanya mereka dan Tuhan yang tau.
Namun setelah bersalaman, kulihat petugas tersebut memasukkan tangannya ke saku bajunya.
Rupanya petugas tersebut tidak jadi marah ,kemudian ia lanjut operasi tiket lagi.
Setelah pemeriksaan tiket dan melewati beberapa stasiun ,sepertinya kereta akan sampai di stasiun Madiun .Aku ingin berjalan -jalan melihat gerbong lain sekalian mau ke toilet.
Ku lihat lagi kejadian yang sama ,ada seseorang yang sepertinya tidak memiliki tiket .
Berbeda dengan yang tadi ,beda orang petugasnya pun sepertinya berbeda.
"Tiketnya mana Pak ? " ; tanya petugas.
Orang tersebut tidak bisa menunjukkan tiketnya .Dia bilang sambil menyalami petugas ; " mau ke Surabaya pak ". Sepertinya di tangan orang itu juga ada isinya".
Dengan lantang dan keras petugas itu berkata : "Turun di stasiun berikutnya ! ". Sambil membanting dua lembar uang dua puluh ribuan di hadapan orang tersebut, lalu mengacungkan jari ke depan.
Dalam hati ku berkata ; " ooh...isinya itu toh yang dibuat salaman tadi ".
Petugas tersebut sama sekali tidak mau menerima sogokan .
Subhanallah...,hatiku tergetar melihat kejujuran sang petugas dalam bekerja .Ternyata orang baik masih banyak di dunia ini.
Dia hanya mau makan dari gaji yang halal ,menafkahi keluarga dengan uang halal.
Aku kembali ke tempat dudukku. Aku merenungkan dua kejadian tadi. Semoga suatu saat aku bisa menjadi orang yang jujur seperti bapak petugas itu.
Tak terasa air mataku menetes .Aku teringat masa - masa SMA, aku sering membohongi ibuku .Sering minta uang pada Ibu, bilangnya untuk iuran ini itu ,beli LKS lah ,beli buku lah bla bla bla , padahal uangnya ku gunakan untuk main - main atau beli rokok.
"Ya Allah , mudah - mudahan aku bisa menjadi pribadi yang baik setelah ini , bimbinglah diriku di jalanmu Ya Rabb ...".
Aamiin.....
Di remang malam hati merintih pilu, terasa dosa begitu membelenggu.
Melangkah jauh dari jalan yang lurus. Kini diri tersadar, penuh sesal menusuk.
Ya Allah, ampunilah segala khilaf yang terucap, terlintas, dan terlafaz.
Ampuni dosa yang disengaja maupun tidak.
Hapuskan noda yang telah lama melekat.
Hati ini bergetar, jiwa merindukanMu,
kembalikan hamba pada jalan yang satu. Dengan taubat nasuha , jiwa terangkat dari gelap menuju terang.
Biarkan air mata menjadi saksi penyesalan tulus, dari hati yang suci. Jadikan hamba insan yang lebih baik, dekatkan diri padaMu, hingga akhir hayat.
Jauh sudah kaki melangkah membelah jalan, asa merekah. Pemandangan silih berganti, mengisi jiwa, penuh arti.
Lelah terasa di setiap langkah, namun semangat tak pernah lelah.
Mencari ilmu, mencari hikmah di setiap jejak, asa bertambah.
hamparan malam bertabur bintang di langit menemani langkah penuh haru. Beban dunia terasa ringan saat hati lapang jiwa tenang.
Hingga nanti tiba di tujuan akhir ,sebuah pengalaman takkan usai.
Syair ini menjadi saksi bisu Perjalanan jauh penuh restu.
Kurang lebih pukul 00 : 30 WIB kami tiba di stasiun madiun .
Sejenak melepaskan penat meregangkan badan , kami turun dulu dari kereta untuk minum kopi di stasiun.
Malam kian larut, lelah terasa membelenggu diri.
Namun, semangat tak boleh padam, hadapi malam dengan senyum terhampar.
Bintang berkelip rembulan bersinar membawa harap menepiskan noda.Lelah ini bukan akhir segalanya, esok kan datang fajar menyingsing ceria.
Biarkan malam menjadi penawar lara, Tenangkan hati pulihkan asa.
Perjalanan panjang yang akan menjemput pengalaman baru ,menimba ilmu ,bertemu orang 'alim ,bertemu orang shaleh.
Di ufuk hati cahaya memancar, hendak bertemu insan, jiwa nan benar. Tersenyum ramah, tutur kata terukir , kebahagiaan hadir.
Di dunia ini ilmu adalah cahaya yang
membuka mata ,hati bahagia.Dengan belajar niscaya jiwa kan kaya, masa depan cerah, duka kan kalah.
Langkah kaki menuju hikmah, jangan pernah lelah tuk raih cita-cita, jangan menyerah.
Tak henti - henti dalam perjalanan aku memotivasi diriku sendiri.
Aku bayangkan senyuman Ibu yang selalu menyayangi dan memanjakanku, walau seberapa bandelnya diriku Ibu tetap memanjakan ku.
Sambil menikmati kopi, tentunya kurang lengkap kalau tidak sambil merokok .Ku hembuskan asap rokok menikmati pemandangan stasiun .Setelah minum kopi badan terasa sedikit lebih segar.
Sesaat sebelum kereta berangkat , ku lakukan senam - senam kecil menggerakkan badan supaya lebih rileks.
Sedang nikmat - nikmatnya merokok belum habis ,sudah ada pengumuman kereta akan di berangkatkan .Untung saja yang ku pakai kereta ekonomi ,jadi bisa lanjut merokok di dalam.
Kereta akan kembali berangkat .Kami berdua bergegas naik kembali.
Bismillah , Otw lanjutkan perjalanan.