Wanted!! Sugar Daddy Jomblo

Beberapa hari berlalu begitu cepat, Setelah kepergian Benny, Bisma maupun Arka sibuk untuk mencari keberadaan Salsa yang entah ada dimana, begitupun Narra, ia juga ikut membantu karena ia juga sangat merindukan sahabatnya itu.

Andika dan Rasti langsung kembali ke negaranya. begitupun Aldo dan anak istrinya juga langsung kembali ke kota nya.

Rumah Utama kini hanya di huni oleh Bisma dan Arka, sesekali Narra akan datang berkunjung bila ia sempat.

Narra sangat kehilangan sosok Bisma yang dulu hangat dan selalu ada untuknya, nyatanya setelah kepergian Benny, Bisma menjadi lebih dingin dan juga sibuk mementingkan Arka di banding menemui Narra, Bohong bila Narra tidak cemburu, namun ia juga tidak mau menjadi egois, karena dia hanya orang lain disini.

"Om Bisma," panggil Narra, saat ini Narra sedang mengunjungi kantor Bisma karena sudah dua hari Bisma tidak menemuinya.

Bisma tersenyum melihat kedatangan Narra, begitupun Narra membalas senyuman Bisma, Narra segera berlari ke arah meja kerja Bisma lalu ia duduk di pangkuan Bisma dan meletakkan kepalanya di dada bidang Bisma.

"Narra kangen sama om," gumam Narra lirih.

"Maaf sayang, om akhir akhir ini sibuk banget," jawab Bisma lembut.

Cup!

"Om juga sangat merindukan mu," kata Bisma lagi, mencium kening Narra.

"Ok udah makan?" tanya Narra, dibalas gelengan kepala oleh Bisma. "Mau makan bareng?" tanya nya lagi.

"Kita makan dirumah ya, ada Arka nungguin, kasian dia sendiri," kata Bisma, membuat Narra langsung mengangkat kepalanya dan menatap mata Bisma.

"Arka bukan anak kecil om, dan Arka juga bukan anak om, kenapa sih om selalu mikirin Arka, Arka, Arka terus," kata Narra kesal. "Narra tau om Bisma sayang sama Arka dan kasian padanya karena dia sendirian, tapi om melupakan keberadaan Narra, om udah gak peduli lagi sama Narra," sambungnya, Narra segera turun dari pangkuan Bisma lalu segera pergi dari ruangan Bisma.

"Sayang, Narra bukan begitu maksud om," ujar Bisma mengejar Narra.

"Pulanglah om, keponakan om sudah menunggu, Narra akan pulang sendiri," jawab Narra dengan datar lalu pergi, membuat Bisma mendesah pelan.

Narra mengendarai mobilnya sambil terisak, dua hari tidak bertemu dan lagi lagi lagi dan lagiii Bisma selalu mengutamakan dan memikirkan Arka, tidak bisakah dia meluangkan waktunya sebentar saja untuk Narra, hanya makan siang tidak lebih, hati Narra begitu terluka dan kecewa dengan sikap Bisma akhir akhir ini, namun ia selalu mencoba mengerti dan menekan ego nya sendiri. Tapi hari ini kekecewaan di hati Narea sudah tidak bisa ia tahan lagi, Hatinya Sakit.

Setelah sampai rumah, Narra langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu, ia menatap langit langit rumahnya, matanya menerawang jauh, mengapa hidupnya bisa sesepi ini.

'Gue punya empat orang tua, empat saudara, tapi kenapa hari hari gue sepi, bahkan kuburan aja kalah sepinya,' gumam Narra dalam hati.

"Hay Narra," ucap seseorang membuat Narra langsung beranjak dari posisi nya dan menatap tajam orang di depan nya yang masuk tanpa ketuk pintu, emang sih pintu rumah tidak di tutup sepenuhnya.

"Ngapain lo kesini," kata Narra datar.

"Gue mau lihat lihat keadaan rumah baru gue," katanya sambil menelisik sekitar ruangan itu membuat Narra mengernyitkan dahinya.

"Apa maksud lo?" kata Narra ketus.

"emang papa belum bilang ya kalau kami akan pindah kesini, dan KITA akan jadi satu rumah," kata nya lagi dengan senyum smirk.

"Enggak!" pekik Narra emosi, "Sampai kapan pun gue gak akan ngebiarin sebuah Duri menempati rumah gue," kata Narra tegas.

"Duh sayang banget, tapi papa udah setuju tuh, kami itu kasian sama lo Narra, rumah sebesar ini cuma lo huni sendirian, jadi gue saranin papa buat pindah kesini, gue baikkan, harus nya lo berterima kasih sama gue, bukan malah memaki gue," ucapnya lagi sok dramatis.

"Lo pergi dari sini sekarang juga atau gue akan panggil satpam buat nyeret lo," kata Narra menunjuk arah pintu.

"Kalau gue gak mau?" tantangnya dengan berbisik.

"Gue gak peduli," teriak Narra lalu mendorong keras tubuh saudara tirinya hingga terjerembab di lantai.

"JESIKA," teriak Adrian dan Silvia yang baru saja masuk.

"Ra, kalau kamu gak mau serumah sama aku gapapa, tapi setidaknya biarkan papa dan mama ku tinggal disini, mereka sayang sama kamu Ra, mereka cuma mau nemenin kamu hiks," ucap Jesika menangis, "Aku gapapa tinggal sendirian di rumah lama ku, setidaknya tolong terima mama ku Ra, dia juga sayang sama kamu," ucapnya lagi.

'Dasar ular sialan,' gumam Narra dalam hati sambil mengepalkan tangannya dengan kuat dan menatap tajam ke arah Jesika yang sedang tersenyum miring.