Ia adalah Elena Von Helberg, si Antagonis yang ditakdirkan mati.
dan Ia adalah Risa Adelia, pembaca novel yang terperangkap dalam tubuhnya.
Dalam plot asli, Duke Lucien De Martel adalah monster yang terobsesi pada wanita lain. Tapi kini, Kutukan Obsidian Duke hanya mengakui satu jiwa: Elena. Perubahan takdir ini memberinya hidup, tetapi juga membawanya ke dalam pusaran cinta posesif yang lebih berbahaya dari kematian.
Diapit oleh Lucien yang mengikatnya dengan kegilaan dan Commander Darius Sterling yang menawarkan kebebasan dan perlindungan, Risa harus memilih.
Setiap tarikan napasnya adalah perlawanan terhadap takdir yang telah digariskan.
Lucien mencintainya sampai batas kehancuran. Dan Elena, si gadis yang seharusnya mati, perlahan-lahan mulai membalas kegilaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dgweny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Benteng Obsesi dan Pembekuan Sentimen
Haiii Guys sebelum baca tolong di bantu klik like nya ya sama bolehhh komen nya dan follow nya jangan lupa hihihi. Bantuan kalian sangat berarti buat aku🫶
Happy reading 🌷🌷🌷
...****************...
(Risa/Elena Von Helberg, Darius Sterling Logika, Serafina Lowe, Ratu Obsesi Jada)
Komandan Jada, kini Ratu Obsesi, berdiri di puncak Benteng Obsidian yang bergerak. Angin dingin Pegunungan Zamrud menderu, tetapi Jada tidak bergeming. Matanya memancarkan cahaya emas gelap Obsesi Murni.
"Aku akan menghilangkan Logika Murni dan merebut Arsitek. Karena Obsesi Murni Lucien yang baru, tidak membutuhkan Logika untuk mencapai tujuannya."
Di belakang Jada, Benteng Obsidian mulai mengeluarkan senjata. Bukan sihir Sterling atau Giok, tetapi Obsidian Shards yang gelap—proyektil tajam yang terbuat dari material dimensional yang dingin, dipicu oleh kekuatan Obsesi Murni.
"Serangan!" Logika Darius, dalam suara bariton dinginnya, mengumumkan. Dia bergerak tanpa emosi, mengangkat tangannya. Sihir Sterling birunya memancar.
"Serafina, penyangga panas di belakangku. Risa, Jangkar Netral bersiap untuk perhitungan ulang defleksi!" perintah Logika Darius.
Perintahnya adalah perhitungan yang sempurna. Dia tahu persis di mana Obsidian Shards akan mendarat dan menggunakan sihir Sterlingnya untuk menciptakan Perisai Defleksi Logika yang paling efisien.
Ribuan Shards Obsesi meluncur ke arah mereka, membawa serta aura Obsesi yang mematikan. Ketika Shards itu menghantam perisai Darius, mereka tidak meledak; mereka menyerap sihir Sterling itu, Obsesi mencoba menarik Logika ke dalam dirinya.
"Variabel Obsesi: Asimilasi Energi terdeteksi. Logika Murni menolak asimilasi," kata Logika Darius, suaranya tetap tenang, tetapi dahi Logisnya sedikit berkerut.
Risa, yang memegang Logika Murni di dalam dirinya, merasakan sakit. Dia menyadari bahwa setiap Shard bukan hanya serangan fisik, tetapi serangan obsesif—Logika Lucien mencoba memecah-belah Darius untuk merebut Logika Murni di dalamnya.
"Obsesi Benteng itu cerdas, Darius! Ia memprediksi Logika Murni-mu akan bertahan! Ia menyerang integritas Logika-mu!" teriak Risa.
Logika Darius memproses data. "Obsesi Benteng memanfaatkan sifat Obsesi untuk mengintegrasikan Logika. Logika Murni membutuhkan Logika Baru untuk pertahanan!"
Risa bergerak cepat. Dia tidak bisa membiarkan Logika Darius terlalu lama terpapar Obsesi.
"Darius! Gunakan Logika Netral! Lindungi dirimu dengan Logika Ketiadaan!" perintah Risa.
Risa menyalurkan sebagian dari energi Netralnya ke Darius. Logika Darius, yang merupakan mesin belajar, segera mengasimilasi Logika Netral itu. Sihir Sterling-nya berubah dari biru murni menjadi abu-abu keperakan, menjadi Logika Netral yang dingin.
Ketika Obsidian Shards berikutnya menghantam perisainya, mereka tidak lagi menyerap sihirnya. Obsesi tidak bisa menyerap ketiadaan. Shards itu hanya terpental.
"Logika Netral adalah pertahanan yang efisien," kata Logika Darius, mengakui kemenangan logis Risa. "Mengucapkan terima kasih tidak logis. Mencatat efisiensi."
Risa merasa lega, tetapi perlakuan dinginnya menusuk.
Serafina melihat ke Benteng Obsesi, yang kini terlihat seperti monster dimensional yang bergerak.
"Kita tidak bisa hanya bertahan, Risa. Jada adalah Komandan. Dia akan mencari kelemahan dalam Logika Netral ini," kata Serafina, Cahayanya memancar, menciptakan kehangatan kecil di sekitar mereka.
Risa setuju. Dia harus menyerang struktur Obsesi Jada.
"Jada adalah Obsesi Ketaatan," kata Risa. "Dia adalah Komandan yang sempurna. Dia akan taat pada Obsesi Lucien, tetapi Obsesi itu telah berubah menjadi Obsesi Benteng yang bergerak. Dia akan mencoba memenuhi tujuan Obsesi Murni Lucien: memperoleh Arsitek dan Logika Murni."
Risa menatap Logika Darius. "Darius, fokusmu adalah Benteng-nya. Jada adalah pilot yang tidak efisien. Obsesi Lucien yang asli akan menggunakan kekuatan untuk bergerak. Jada akan menggunakan ketaatan."
"Perhitungan Logika: Obsesi yang digerakkan oleh Ketaatan memiliki Logika Internal yang kaku," Logika Darius menganalisis. "Target: Inti Gerakan Obsesi Benteng. Diperlukan pengejaran segera."
"Bagaimana kita mengejarnya?" tanya Serafina.
"Obsesi Benteng bergerak dengan Logika Primordial—Gravitasi Dimensional," jelas Risa. "Darius, kita perlu sihir Sterlingmu untuk menciptakan Portal Pengejaran Cepat ke depan Benteng."
Logika Darius mengangkat tangannya. "Portal Pengejaran Cepat: Diperlukan Logika Netral Risa untuk stabilitas tujuan dan Kehangatan Murni Serafina untuk menghitung variabel lingkungan."
Ini adalah Logika Baru: Darius tidak bisa bekerja tanpa mereka, tetapi dia tidak mengakuinya sebagai cinta, hanya sebagai alat Logis.
Darius, Risa, dan Serafina bersatu dalam ritual yang dingin dan efisien. Risa menyalurkan Logika Netral, Serafina menyalurkan Kehangatan Murni (sebagai sensor suhu dan tekanan), dan Darius menyalurkan Logika Sterling Murni.
FWOOM!
Portal terbuka di hadapan mereka, bukan lagi pusaran gelap Dimensi Obsidian, tetapi lorong dimensi biru-perak yang stabil.
Mereka melompat.
Mereka mendarat beberapa kilometer di depan Benteng Obsesi yang bergerak cepat. Suara gemuruh Benteng itu kini menjadi ancaman yang nyata.
"Logika Murni telah mencatat data: Jarak tempuh target ke Ibukota telah berkurang 1 jam," kata Logika Darius. "Kita harus memperlambat Benteng."
Risa melihat celah-celah di tanah tempat Benteng itu bergerak. "Logika Darius! Benteng itu menarik energi dimensional dari tanah untuk bergerak! Kita harus menyerang alur energi itu!"
Darius dan Risa mulai menciptakan Jaring Disonansi Netral di jalur Benteng, menanam Logika Netral di alur energi. Tujuannya adalah membuat Benteng itu kelebihan beban dalam perhitungannya untuk bergerak.
Saat mereka bekerja, Ratu Obsesi Jada melihat dari puncak Benteng Obsesi. Dia tidak terkejut.
"Variabel Risa dan Logika Murni Darius melakukan Gangguan Logika Jalur," suara Jada bergema. "Obsesi Benteng: Ubah Prioritas. Abaikan jalur. Targetkan Gangguan itu sendiri."
Benteng Obsesi tidak mengubah jalurnya. Sebaliknya, ia mengaktifkan senjata utama—Penyedot Emosional.
Obsidian Shards di Benteng mulai memancarkan gelombang hisapan yang kuat, menarik semua kehangatan, cinta, dan Pilihan Bebas dari lingkungan.
Serafina terhuyung. Cahaya Murni-nya mulai berkedip, kehangatan disedot keluar.
"Obsesi Benteng mengubah Keseimbangan! Ia menciptakan Ketiadaan Emosional di sekitarnya!" seru Serafina, memeluk dirinya sendiri.
Logika Darius tidak terpengaruh, karena dia tidak memiliki emosi. Risa, sebagai Jangkar Netral, juga bisa menahan serangan itu.
"Obsesi Benteng menyerang Aset Cahaya! Serafina, mundur!" perintah Logika Darius.
"Tidak! Aku tidak bisa mundur! Obsesi Benteng akan memakan semua kehangatan di dimensi ini sebelum mencapai Ibukota!" teriak Serafina. "Aku harus membanjiri Obsesi Benteng dengan Kehangatan Murni!"
Serafina mengambil keputusan yang tidak logis. Dia berlari ke depan, ke arah Benteng Obsesi. Dia memancarkan semua Cahaya Murni-nya, bukan sebagai serangan, tetapi sebagai umpan emosional yang besar.
Ratu Obsesi Jada melihat Kehangatan Murni Serafina. Matanya menyala dengan Obsesi Murni.
"Aset Cahaya menyerahkan diri! Obsesi Benteng: Tarik! Logika Darius: Terlibat! Logika Risa: Diabaikan!" perintah Jada.
Benteng Obsesi berhenti bergerak. Semua Obsesi kini terfokus pada Serafina.
"Logika Darius! Jada telah mengabaikan Logika Netral! Kita harus menghentikannya!" teriak Risa.
Logika Darius, yang terkunci pada prioritas eliminasi Benteng, tiba-tiba mengalami konflik Logis yang parah.
"Prioritas 1: Eliminasi Obsesi Benteng. Prioritas 2: Perlindungan Aset Cahaya," Logika Darius berjuang. "Logika Tidak Dapat Memutuskan!"
Logika Darius jatuh berlutut, memegang kepalanya, matanya berkedip-kedip antara biru dingin dan abu-abu hangat. Perang internal di dalam dirinya dimulai.
Risa, melihat Darius lumpuh dan Serafina dalam bahaya, membuat keputusan yang paling tidak logis. Dia berlari ke arah Serafina dan Obsesi Benteng.
Dia menempatkan dirinya di antara Serafina dan Obsesi Benteng. Dia, Jangkar Netral, adalah umpan yang paling menarik bagi Obsesi dan Logika.
Ratu Obsesi Jada melihat Risa, dan senyum Obsesif muncul di wajahnya.
"Arsitek menyerahkan diri," kata Ratu Obsesi Jada dengan nada Obsesif yang dingin. "Obsesi Benteng: Tangkap Arsitek! Logika Darius: Integrasikan!"
Obsesi Benteng tidak menyerang Risa. Sebaliknya, Obsesi itu membuka dirinya. Seluruh tubuh Benteng Obsidian itu terbuka, memperlihatkan Inti Bersinar yang merupakan wadah Obsesi Murni.
Risa ditarik dengan kekuatan luar biasa ke dalam Inti Obsesi Benteng.
Saat Risa menghilang ke dalam Inti Benteng, Darius, yang masih berlutut, mengeluarkan raungan yang bukan Logis. Itu adalah raungan rasa sakit dari Logika Hati yang lumpuh. Matanya sepenuhnya berubah menjadi abu-abu hangat, Logika Murni-nya lenyap.
Dia kembali menjadi Darius Sterling—Ksatria yang hangat dan penuh cinta, tetapi kini terlalu lemah untuk menyelamatkan Risa.
Serafina berlari ke arah Darius yang roboh.
Ratu Obsesi Jada, yang kini mengunci Inti Benteng dengan Risa di dalamnya, melihat ke Darius dan Serafina.
"Selamat tinggal, Pilihan Bebas," kata Jada. "Obsesi Benteng, lanjutkan perjalanan. Dan hancurkan siapa pun yang menghalangi."
Benteng Obsesi mulai bergerak lagi, meninggalkan Darius yang lumpuh dan Serafina yang putus asa di tengah salju dingin.
Bersambung.....