Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan dan Tidur
Mei Yiran yang sejak tadi diam, tiba-tiba bertanya dengan nada perlahan, seolah topik itu telah mengganggunya sejak lama.
“Menurut kalian… zombie ini berasal dari mana?”
Pertanyaan itu meluncur begitu saja, tapi langsung membuat meja makan sunyi beberapa detik.
Wen Tao, yang sedang meniup potongan daging panas, langsung tersedak karena buru-buru memakannya.
“A—ah, panas… panas…” Ia minum cepat, lalu menghela napas.
“Kalau dari novel yang pernah ku baca,” lanjutnya setelah lidahnya selamat,
“biasanya ada beberapa alasan paling umum. Virus bocor dari lab rahasia… obat eksperimen gagal… parasit luar angkasa… atau ya, kutukan kuno. Pilih saja yang paling dramatis.”
Mei Yiran bercanda dengannya. “Tao Tao… sejak kapan otakmu mulai penuh teori begitu?”
Wen Tao merasa ditampar oleh pujian terselubung itu. “Hei, itu bukan pujian, kan? Kau pikir aku bodoh selama ini?”
Jin Rang yang sibuk membalik daging tertawa kecil. “Tidak ada yang bilang kau bodoh… cuma, yah… perkembanganmu mengejutkan.”
“Aku merasa diejek,” gumam Wen Tao murung.
"Bagaimana menurutmu sepupu?" Lanjutnya
Chen Lin yang sejak tadi fokus makan, akhirnya angkat bicara tanpa mengangkat kepala. “Aku tidak tahu asal zombie. Dan aku tidak mau tahu. Yang penting aku masih bisa makan, tidur nyenyak. Itu sudah cukup.” Ia menunjuk satu irisan daging.
“Rang Rang, aku mau lagi. Yang saus madu cabainya.”
Wen Tao mendengus. “Sudah kuduga. Kau memang hidup untuk makan.”
Wen Tao melipat tangan, memandang Chen Lin dengan tatapan memelas. “Lihat? Jangan berharap pembahasan mendalam dari orang yang otaknya cuma memikirkan makanan.”
Chen Lin mengunyah santai. “Selain bisa makan dan tidur, apa yang lebih berharga sekarang?”
Semua orang....
Yaaa bener juga
Chen Lin menambahkan lagi “ Aku tidak punya ambisi jadi pahlawan dunia. Untuk apa memikirkan hal besar?”
“Menurut kata orang bijak,” sambungnya sambil meniru gaya guru meditasi, “semua ada waktunya. Kau tidak bisa memaksa jawaban keluar sebelum waktunya tiba. Dan kalaupun sudah waktunya tiba—”
“Aduh panas!” jeritnya ketika daging baru saja menyentuh kulit jarinya.
Semua tertawa.
Di balik tawa mereka, Chen Lin sebenarnya berbicara jujur—bahkan terlalu jujur.
Di dalam komik yang ia baca sebelum nyebrang, penyebab zombie tidak pernah jelas. Endingnya gantung. Bahkan setelah ratusan chapter, halaman terakhir justru menggantung seperti akan ada season dua.
Ah… ironis. Ia nyebrang tanpa tahu jawabannya.
Sekarang ia hidup di dalam cerita… dan tetap tidak tahu jawabannya.
"AWAS KAPTENNN... "
Mereka saling berpandangan
...----------------...
Di sisi lain dari area itu—tak jauh dari tempat Chen Lin dan kawan-kawan berkumpul—empat orang sedang berdiri kaku. Nafas mereka masih memburu. Tiga laki-laki dan satu perempuan.
Mereka berempat adalah rekan satu tim basket kampus yang terkenal. Yang perempuan, Liu Lian, adalah adik kandung si kapten—Liu Zheng.
Dua lainnya, Qiao Ming dan Ren Bei, adalah sahabat serta rekan satu tim yang sudah menganggap Liu Zheng sebagai pemimpin mereka sejak dulu.
Mereka berhasil bertahan hidup di hari terakhir lewat tekad, kerja sama, dan kemampuan si kapten yang bangkit paling dulu: api. Kemampuan yang membuatnya menjadi tumpuan sekaligus tameng.
Awalnya mereka berhasil menyusul konvoi besar yang berangkat menuju pangkalan di Kota A.
Namun perjalanan mereka terhenti gara-gara satu hal, adik kapten yang pengen BAB.
Qiao Ming dan Ren Bei sudah memohon agar dia bertahan sedikit saja sampai konvoi berhenti untuk istirahat. Tapi Lian, yang memang sifatnya seperti mercon meledak, menolak mentah-mentah.
“Kalau aku tahan, nanti aku mati di jalan! Awas saja kalau aku buang di celana, kalian yang bersihin!”
Mereka tidak bisa berbuat banyak. Ia adik kapten. Dan kapten tidak tega meninggalkannya, betapapun Qiao Ming—yang sejak dulu paling tak sabaran—sudah hampir mengamuk.
Akhirnya mereka terpisah dari konvoi.
Dan berpergian sendiri.
Perjalanan mereka masih lancar… sampai mereka berhenti untuk mengisi bensin di pom mini yang sunyi.
Saat itulah lima zombie muncul tiba-tiba. Dua zombie biasa, tapi tiga lainnya bermutasi tingkat awal—hal yang sama sekali tak mereka perkirakan.
Tubuh mereka langsung menegang. Mereka bisa melawan zombie biasa, bahkan jika hanya Liu Zheng sendiri. Tapi melawan tiga zombie mutasi sekaligus? Mustahil. Bahkan Liu Zheng sendiri sudah tak bisa menjamin keselamatan dirinya apalagi timnya.
Jadi tidak ingin mengambil resiko dia berteriak “Masuk mobil! CEPAT!”
Kapten mendorong mereka masuk. Qiao Ming menarik Ren Bei. Mereka semua masuk dengan panik.
Tapi si Liu Lian lagi dan lagi—justru membeku di tempat, berteriak sambil menangis. Ketakutan menguasai seluruh tubuhnya.
“Lian! LARI!!” teriak Liu Zheng.
Namun gadis itu menggeleng keras, menutup telinganya, menjerit tak karuan.
Dengan terpaksa kapten hendak menariknya paksa, tapi—
BRUUUSH!!
Suara air bertekanan melesat dari belakang. Sebuah zombie dengan tubuh licin muncul: zombie tipe air.
“Kapten! AWASSS!!”
Liu Zheng langsung memutar tubuhnya, siap menyemburkan api terakhir yang ia punya. Qiao Ming dan Ren Bei hanya bisa menatap pasrah dari dalam mobil, menunggu detik ketika kapten mereka akan diserang.
Kapten menutup pintu mobil dengan keras dari luar. Ia sudah siap mati.
“Jaga Lian… kabur kalau sempat.”
Beberapa detik…
Senyap.
Serangan tak kunjung datang.
Liu Zheng membuka mata—dan terkejut. Zombie itu sudah tumbang dengan kepala yang remuk. Tidak jauh darinya berdiri seorang pemuda berkacamata hitam dengan pose bangga…
“Huhh… untung saja nggak terlambat,” katanya sambil menepuk tangannya yang memakai sarung tangan hitam, seolah baru mengusir ayam kampung.
Tentu saja ini adalah hadiah kesekian dari sistem, intinya sarung tangan ini tidak mudah rusak ataupun robek bahkan oleh benda tajam. Jadi semua orang memakainya setiap kali bertarung, untuk menghindari dicakar oleh si imut!
Di belakang Wen Tao tampak Chen Lin mengulurkan tangannya seperti sedang memanen buah. Sebuah inti kristal biru melayang ke telapak tangannya.
“Pas sekali, tipe air. Lumayan,” katanya sumringah.
Chen Lin mengacak kepala sepupunya dengan bangga "Ada kemajuan Tao Tao"
Wen Tao ingin sekali menepis cakar hitamnya, rambutnya baru saja disisir dengan rapi. Malah di rusakin lagi!
Liu Zhen masih terpaku ditempatnya, hingga kedua sahabatnya bertanya dengan khawatir "Kapten, tidak papa? "
Liu Zheng menggelengkan kepalanya dan berkata pada penyelamatnya "Terimakasih"
Tapi Chen Lin tak menanggapinya.
Teriakan Liu Lian barusan sudah menyebar seperti megafon di tengah gurun sunyi.
Dari ujung jalan, suara geraman dan langkah seret mulai terdengar.
“Zombie biasa semakin banyak,” kata Jin Rang sambil menghunus pedangnya.
“Kalian bersihkan saja zombie biasa,” perintah Chen Lin kepada tim kapten. “Yang mutasi… biar kami yang tangani. Wei-Wei ikuti saja kakak Mei Mei mu”
Chen Lin tak lupa mengingatkan adiknya. Chen Wei bergerak patuh dibelakang Mei Yiran "Hati-hati kakak"
Chen Lin dan Jin Rang langsung berpencar ke dua arah.
Chen Lin berhadapan dengan zombie tipe emas.
Sedangkan Jin Rang menghadapi zombie tipe api
...****************...
Othor akan spoiler Liu Lian bakal membuat kalian geregetan kedepannya🤣🤣🤣