NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA VICTOR

TAKDIR CINTA VICTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Trauma masa lalu / Percintaan Konglomerat / Romansa / Playboy
Popularitas:285
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Kepercayaan Aleesya terhadap orang yang paling ia andalkan hancur begitu saja, membuatnya nyaris kehilangan arah.

Namun saat air matanya jatuh di tempat yang gelap, Victor datang diam-diam... menjadi pelindung, meskipun hal itu tak pernah ia rencanakan. Dalam pikiran Victor, ia tak tahu kapan hatinya mulai berpihak. Yang ia tahu, Aleesya tak seharusnya menangis sendirian.

Di saat masa lalu kelam mulai terbongkar, bersamaan dengan bahaya yang kembali mengintai, mampukah cinta mereka menjadi perisai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

Victor terlihat mondar mandir di depan ranjangnya. Ia merasa sangat bersalah melampiaskan kekesalannya pada Aleesya pagi tadi. Sekarang hari sudah semakin siang, dan grand opening club bar milik Billy dan Farel makin dekat. Jika Aleesya malam ini benar-benar datang dengan Noah, itu berarti ia kalah satu langkah.

"Sial! Aku kelepasan tadi! Bagaimana jika di berengsek itu benar-benar menjemput Aleesya?!" gumamnya frustasi. Ia menjambak surainya sedikit keras meskipun sedikit pening tapi rasanya melegakan.

Tak lama, pintu kamarnya diketuk, kemudian terbuka memperlihatkan sosok Rossa yang memakai blouse coklat dan rok selutut. Ia menatap heran putranya yang terlihat resah. "Victor, are you okay? Ibu tidak melihat Aleesya sejak kau kembali dari rumahnya." Victor menatap ibunya membuat langkah kakinya terhenti. Ia duduk di pinggir ranjang membiarkan Rossa duduk di sofa seolah tahu putranya sedang tidak baik-baik saja.

"Aku membuat kesalahan, Bu." jawabnya akhirnya. Tangannya mengepal tapi tak sekuat tadi pagi, raut wajahnya lesu seperti kehilangan semangat hidup. "Sepertinya ini masalah berbeda. Ayahmu sudah memberitahu ibu bahwa orang yang kau temui kemarin malam bukan orang sembarangan. Rossa berhenti sejenak, tatapannya merayap ke bekas luka di rahang Victor. Suaranya merendah, lebih berat. "Dan melihat garis merah itu... ibu makin yakin. Nak, orang itu bukan sekadar berbahaya. Dia tipe yang tidak akan berhenti meskipun kau mundur."

"Biar ibu tebak, kau bertengkar dengan Aleesya, benar? Nak... Aleesya masih terkejut mendengar kabar Maxwell jatuh sakit. Itu wajar, semua butuh waktu Victor. Tidak bisa instan." Victor lantas menatap dalam ibunya, "Lalu aku harus apa, Bu? Malam ini aku akan menghadiri grand opening club bar milik Billy dan Farel, Aleesya ikut, dan dia memilih berangkat bersama Noah. Bu, Noah juga menyukai Aleesya!" Victor panik sendiri, ia membuang muka sambil mengembuskan napas panjang.

Rossa berdiri, ia memahami kekhawatiran Victor dan putranya itu tak ingin Aleesya menjauhinya. "Berikan Aleesya waktu. Jika memang dia bersama Noah, biarkan saja untuk kali ini, nak. Wanita tidak suka dipaksa. Biarkan semua berjalan alami, oke?" Victor menatap kosong di depannya, tapi telinganya menangkap semua ucapan ibunya.

"Dan kali ini, aku berusaha keras memahaminya, Ibu." Rossa menepuk bahu Victor pelan beberapa kali, sebelum keluar dari kamarnya. Suasana kamar pria itu berubah hening, perasaan Victor makin tak karuan... tapi yang pasti: ia harus secepatnya meminta maaf pada Aleesya, sebelum Noah mengambil kesempatannya memenangkan hati Aleesya.

---

"Victor tumben tidak kelihatan?" tanya Ferdinan sambil melihat tablet-nya. Kini ia tengah duduk di ruang tengah setelah makan siang, ada Aleesya dan juga Inggrid yang sedang mengganti bunga. Aleesya hanya diam tapi raut wajahnya terlihat kesal mengingat insiden tadi pagi. Inggrid menatap suaminya seolah bertanya mengenai apa yang terjadi, tapi Ferdinan hanya mengangkat bahu.

"Sya? Ayahmu bertanya mengapa kau diam saja?" tanya Inggrid. Aleesya akhirnya menghela napas panjang, ia menyandarkan tubuhnya di punggung sofa. "Aku sedang tidak tertarik membahasnya, Bu. Dia aneh, rasanya jika mengingat tadi pagi moodku semakin buruk." jawab Aleesya membuang muka. Ferdinan meletakkan tablet-nya. "Kalian bertengkar?"

Aleesya menatap tajam ayahnya. "Ayah... aku tahu aku sedang berusaha move on dari keluarga Lenz, tapi tidak bisa secepat itu. Dan Victor... dia menggunakan alasan itu untuk mengomel padaku! Aku tidak suka dipaksa!" Ferdinan menegakkan badannya. "Mungkin ada alasan mengapa sikapnya begitu. Ayah memakluminya, Nak. Jangan lama mendiamkan dia, kamu tidak tahu bagaimana dia begitu marah saat tahu Maxime berselingkuh-" Inggrid tiba-tiba meletakkan tangannya di atas paha Ferdinan membuat pria itu terdiam. Inggrid seolah mengisyaratkan untuk tidak berbicara lebih lanjut.

Aleesya tidak fokus mendengarkan perkataan Ferdian. Di pikirannya saat ini, nada bicara Victor tadi pagi justru semakin membuat kepalanya berdenyut hebat. "Vic, alangkah lebih baik jika kau memberitahu ku apa yang mengganggu pikiranmu." Ia beranjak membawa rasa frustasinya dan masuk ke dalam kamar meninggalkan kedua orang tuanya.

"Apa aku salah bicara, Sayang?" Ferdinan masih melihat punggung putrinya yang menjauh menaiki anak tangga.

Inggrid ikut melihat, "Kamu tahu sendiri bagaimana jika dia kesal. Biarkan saja dulu... Aleesya hanya butuh waktu. Dan mungkin kita harus membicarakan kembali soal perjodohan mereka."

---

Di dalam kamar, Aleesya memilih membuka lemari baju untuk ia pakai nanti malam. Sambil menelepon Noah, wanita itu sibuk memilih dress. Tak lama telepon tersambung, Aleesya segera me-loadspeaker panggilan mereka.

"Hai, Noah." sapa Aleesya. Di seberang sana, Noah sedang menikmati wine di gazebo. Ia tersenyum lebar mendengar suara wanita yang ia sukai dan moodnya langsung naik saat menyadari Aleesya menghubunginya lebih dulu. "Halo Aleesya, bagaimana persiapannya?" tanya Noah setelah menyesap wine. "Aku sedang memilih dress, menurutmu aku cocok yang berlengan atau tidak?"

"Apapun yang kau kenakan, kau selalu cantik. Aku akan menjemputmu pukul 18.30. Oh ya aku akan mentraktirmu untuk makan malam, oke?" Aleesya terkekeh mendengar hal itu. "So, kita makan malam dulu?"

"Benar, acaranya pukul 20.00 kan? Tidak usah lama-lama, angin malam tidak baik untukmu. Kau juga jangan minum terlalu banyak, ya?" Aleesya tertegun, ia baru menyadari bahwa Noah seperhatian ini padanya. Sama seperti Victor, namun tidak dengan sifat obsesnya.

"Kalau gitu, aku tutup ya? Aku akan bersiap sekarang."

"Baiklah, aku juga."

Telepon terputus, Aleesya buru-buru membereskan ranjangnya dan memasukan kembali dress yang tidak ia pilih ke dalam lemari. Namun ia kepikiran sesuatu, "Apa jadinya jika mereka berdua akan bertemu? Ahh aku tidak peduli! Victor duluan yang mulai." ucapnya buru-buru melangkah ke kamar mandi.

Tanpa sadar, ponsel Aleesya yang ia letakkan di atas meja berdering. Ada satu pesan masuk dari Victor:

"Aku minta maaf atas kejadian tadi pagi, aku berharap kau tidak lama mengacuhkanku. Itu menyakiti harga diriku, Aleesya."

dari pesan tersebut, Victor berusaha memperlihatkan penyesalannya tapi juga segan mengajak Aleesya untuk berbicara langsung.

Waktu terus berjalan, seolah ingin segera menunjukkan akan ada pertunjukan apa yang akan mereka hadapi. Bahaya besar sedang menunggu mereka, tanpa mereka sadari, alam mulai bermain dengan takdir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!