Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 35 Mie Instan
Yusuf termenung di depan meja makan. ia hanya memandangi semangkuk mie instan di hadapannya yang sudah mulai mengembang dan kuahnya sudah tak terlihat lagi. Yusuf mengingat jika ada Aira di rumah ia tidak perlu repot untuk makan malam. Aira sudah memasak untuknya. ia juga tidak perlu membuat kopi sendiri, membersihkan rumah sendiri, menyiapkan keperluan sendiri.
Yusuf sudah mulai tergantung dengan keberadaan Aira. tadinya ia pikir menyingkirkan Aira dalam hidupnya adalah sesuatu yang sangat mudah tapi rupanya kenangan selama menikah itu meninggalkan bekas. bahkan Yusuf tidak lagi mempedulikan Diandra dan yang lebih parah ia sudah tidak masuk bekerja selama dua hari.
Jika Yusuf mengabaikan Diandra masih bisa di maklumi meski aneh, tapi jika Yusuf sampai absen tidak mengurus perusahaan itu sungguh tidak wajar.
Bagi pria gila harta seperti Yusuf waktu adalah uang, ia tidak akan rela bersantai-santai dan buang-buang waktu untuk absen dari pekerjaannya. ia harus memberi teladan yang baik bagi karyawan dan menunjukan etos kerja tinggi pada papanya agar sang papa mewariskan PT Sinar Surya padanya seutuhnya.
Kini Yusuf tinggal berdiam diri di rumah. perutnya lapar mau makan mie instan yang sudah ia buat sendiri rasanya tidak selera. panggilan telepon ia abaikan semua. Yusuf menunggu telepon dari Aira.
Di tengah kekacauan pikiran Yusuf, bel pintu berbunyi membuatnya tersentak. ia pikir Aira yang datang.
Aku bilang apa, Aira pasti kembali!
Yusuf berlari menuju ruang depan untuk membukakan pintu. senyumnya sirna ketika yang berdiri di depan pintu adalah Rifat bukan Aira.
Yusuf nampak kecewa, ia tidak mempersilahkan Rifat masuk. sebaliknya Yusuf balik badan dan berjalan cuek ke ruang tengah.
Rifat mengikuti langkah kakaknya. ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang sepi.
"Kau tidak masuk kerja dua hari, tidak hadir di meeting penting,tidak ikut jamuan kolega, ada apa dengan mu?" tanya Rifat pada Yusuf.
"Pergilah" jawab Yusuf singkat dengan nada yang terasa hidup tak mau matipun segan.
Rifat tersenyum jahil,
"Untung aku belum menikah jadi aku tidak mengalami persoalan rumit sepertimu" kata Rifat mengejek.
"Aku tidak memerlukan pendapat mu, cepat pergi" kata Yusuf kembali mengusir adiknya.
"Baiklah aku akan pulang, oh ya papa memanggilmu kak, papa sudah tahu semua dari kyai Umar"
Yusuf menatap adiknya dengan pandangan cemas.
"Apa, Kyai Umar marah?"
"Aku tidak tahu, yang jelas papa lebih marah! pulanglah dan temui papa lalu baru kau kejar Aira"
"Sepertinya Aira tidak akan kembali ke rumah ini, mungkin dia akan mengirim gugatan cerai untuk ku" kata Yusuf pesimis.
"Apa ini kakak ku yang penuh optimis itu? kenapa sekarang kau jadi menyedihkan? jika kau menyesali perbuatan mu maka perbaiki semua"
"Rif, perusahaan kau ambil alih saja"
Rifat melihat kakaknya sungguh berbeda, sepertinya ia jatuh hati pada Aira tanpa ia sadari. Yusuf yang menggebu-gebu soal warisan papa kini malah terlihat tidak peduli dan tidak berminat lagi. itu semua karena kepergian Aira.
"Apa kau menyukainya? kenapa tidak bilang padanya?"
Yusuf hanya diam, ia tidak tahu apa ini cinta atau bukan. yang jelas ia hanya tidak ingin Aira pergi dari hidupnya saat ini. bukan karena untuk memiliki anak atau untuk merebut perusahaan melainkan untuk tinggal di sisinya.
"Kau sudah tinggalkan Diandra?" tanya Rifat.
Yusuf mengangguk samar, ia memang meninggalkan Diandra hanya saja Diandra tidak bisa terima dan keduanya terlibat Pertengkaran kemarin.
"Kenapa kau tidak datangi saja rumah mertuamu? aku rasa ia akan menerima kedatangan mu. kau bisa jelaskan semua dan minta maaf pada Kyai Umar dan juga Aira"
Yusuf terdiam merenungi nasehat dari Rifat. ia mengusap wajahnya dengan dua telapak tangannya.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong