AKU KEMBALI Jadi ANTAGONIS

Malam harinya, An Yi yang sudah selesai merapikan pakaian duduk sambil melihat layar biru di depannya.

Xia An Yi sedang mencari tahu karakter Jing Sheng Yun yang sebenarnya, dan alasan kenapa penulis tidak menjelaskan karakter dia di dalam cerita.

"Ini...."

An Yi melihat beberapa kata yang menurut dia ganjil, di dalam cerita.

"Dia Pangeran ketiga, dan masih ada Putra Mahkota yang akan menggantikan posisi Raja Jing. Tapi kenapa Ratu berkata jika posisi Raja selanjutnya tidak boleh Sheng Yun, meski Putra Mahkota melakukan hal yang sangat memalukan?" gumam An Yi.

An Yi terdiam, memikirkan peristiwa apa yang membuat Ratu berkata seperti itu. Dan Jing Sheng Yun, selama bertahun-tahun dia sudah berada di garis depan, dan tidak pernah menginginkan posisi Raja itu.

"Aku harus mencari tahu tentang hal ini," An Yi mematikan layar birunya.

Dengan pikiran yang dipenuhi banyak pertanyaan, An Yi berjalan keluar.

[Nona, aku melihat Putra Mahkota mengendap-endap di sana. Sepertinya dia sedang mencari kamarmu, Nona!]

"Dia masih belum menyerah, dan juga untuk apa dia kemari dengan cara seperti itu?"

[Aku yakin dia ingin melakukan hal yang tidak baik padamu, kau sudah membuatnya merasa malu karena menolaknya. Pasti dia ingin melakukan hal agar kau mau menikah dengannya].

Perkataan Tu Tu mengingatkan An Yi pada peristiwa yang baru saja dia lihat pada layar birunya.

"Apakah ini yang dimaksud oleh Ratu di dalam cerita tadi?"

An Yi segera menutup pintu kamarnya, lalu berjalan menjauh.

"Tu Tu, bantu aku mematikan lampu kamarku sekarang! Dan juga biarkan Putra Mahkota itu masuk ke dalam kamar Fei Li yang ada di samping kamarku!" ucap An Yi.

[Nona, apa yang ingin kau lakukan? Dan juga wanita itu...Kenapa kau ingin Putra Mahkota pergi ke kamarnya?]

"Kau pasti tidak tahu, Fei Li adalah salah satu wanita yang menyukai Putra Mahkota. Aku bisa menebaknya dari cara dia melihatku dengan tatapan kebencian, pasti karena dia sudah tahu kabar jika Putra Mahkota ingin menjadikanku Permaisurinya,"

[Ck,ck! Putra Mahkota ini, banyak juga wanita yang menyukainya. Padahal dia adalah laki-laki yang tidak bermoral!]

"Sudah, lebih baik kau cepat lakukan apa yang aku katakan!"

[Baik Nona, aku akan segera melakukannya].

An Yi bersembunyi di balik pohon besar yang tak jauh dari tempat tinggal para prajurit wanita itu, dia ingin melihat pekerjaan Tu Tu.

Sementara itu, Putra Mahkota yang mengendap-endap berjalan memasuki halaman tempat tinggal para prajurit wanita.

"Xia An Yi, jangan salahkan aku melakukan hal ini padamu. Kau yang memaksaku untuk melakukannya, tapi tenang saja. Setelah malam ini, aku pastikan kau tidak akan lagi menolak menjadi Permaisuriku," gumam Putra Mahkota.

Tu Tu yang mengetahui apa yang dikatakan oleh Putra Mahkota itu, merasa sangat kesal dan ingin sekali memukulnya.

[Jadi kau benar-benar ingin melakukan hal jahat pada Nonaku? Baiklah, aku akan memberikan hadiah wanita yang sangat menyukaimu itu padamu].

Tu Tu menaburkan sesuatu pada kepala Putra Mahkota, dan setelah itu dia segera kembali pada An Yi.

[Nona, ternyata benar! Dia ingin melakukan hal yang tidak baik padamu].

"Kalau begitu, kita jangan mengganggu mereka dulu!"

An Yi beranjak dari tempatnya bersembunyi.

[Kau akan pergi ke mana, Nona?]

"Aku akan pergi ke tempat Jenderal Qiao. Jika aku tetap di sini, aku tidak bisa mempunyai alasan jika dia berkata sembarangan nanti,"

Tu Tu menggigit wortelnya sambil terus mengikuti An Yi.

Malam ini An Yi harus membuat Putra Mahkota benar-benar berkata di depan semua orang, jika dia hanya ingin menjadikannya sebagai Permaisuri.

Dengan cara itu, secara tidak langsung dia berkata jika dia tidak menginginkan wanita lain sebagai permaisurinya, dan itu artinya tugas utama berhasil seluruhnya.

"An Yi, apa yang kau lakukan di sini?" ucap Qiao yang melihat An Yi berjalan ke arah tempat tinggalnya.

"Jenderal Qiao, kebetulan aku ingin menemuimu,"

"Menemuiku? Apakah ada hal yang ingin kau katakan?"

An Yi mengangguk, "Benar,"

"Baiklah, jika begitu kita masuk ke dalam. Apa kau sudah makan?"

"Belum, aku baru saja selesai membereskan beberapa barang-barang di kamar, dan teringat jika aku ingin membicarakan sesuatu pada Jenderal Qiao,"

"Kalau begitu, aku akan meminta seseorang membawakan beberapa makanan nanti,"

"Terima kasih, Jenderal,"

Kedua wanita itu kemudian masuk ke dalam tempat tinggal Qiao. Sebelum An Yi masuk, dia melihat sekilas ke arah tempat tinggalnya.

Di sisi lain, Putra Mahkota yang melihat beberapa ruangan tak jauh darinya, berdiri di belakang pohon.

"Hanya ada satu kamar yang lilinya menyala, aku ingat jika Xia An Yi tidak pernah tidur awal. Terlebih saat ini dia berada di perbatasan utara, jika begitu pasti kamar yang menyala itu adalah kamarnya," gumam Putra Mahkota.

Tu Tu yang ternyata kembali untuk melihat Putra Mahkota mengangguk.

[Pergilah! Pergi ke kamar wanita itu, dan jangan lagi mengganggu Nonaku!]

Untuk mempermudah Putra Mahkota, Tu Tu membuat tempat itu sepi. Agar saat Putra Mahkota masuk ke dalam kamar itu, tidak seorangpun yang melihatnya.

"Baik, sepertinya semua orang sedang berada di luar. Ini cukup membantuku," ucap Putra Mahkota pelan.

Putra Mahkota berjalan dengan pelan ke arah kamar yang masih menyala, dan dengan hati-hati dia membuka pintu kamar itu.

Tu Tu yang melihat aksi Putra Mahkota, tersenyum licik sambil mengusap wortelnya.

[Kau masuk ke dalam jebakan! Kau ingin berbuat hal buruk pada Nona, maka aku akan memberikan pelajaran padamu!]

Tu Tu menaburkan sesuatu pada wajah wanita yang tengah terlelap di atas tempat tidur.

[Wanita yang membenci Nona karena merasa Nona merebut laki-lakimu, aku berikan saja laki-laki ini padamu].

Setelah melakukan tugasnya, Tu Tu terbang menjauh dari kamar itu. Dia tentu saja tidak mau melihat atau mendengar hal yang menjijikkan di dalam kamar itu.

Tu Tu terbang dengan senyum bahagia sambil memeluk wortelnya, membuat laki-laki yang ingin melakukan hal buruk pada An Yi, dan wanita yang membenci An Yi bersama, Tu Tu merasa dunia pasti akan menyetujui hubungan mereka berdua.

[Nona pasti akan senang mendengar apa yang sudah aku lakukan, dan aku yakin Putra Mahkota itu tidak akan lagi bisa mengganggu Nona. Setelah ini, aku akan membantu Nona untuk lebih dekat dengan Pangeran ketiga].

Tu Tu masuk ke dalam kamar Qiao, dan melihat jika An Yi sedang berbicara dengan Qiao di dalam kamar itu.

An Yi melihat Tu Ti terbang mendekat, dia tahu jika Tu Tu sudah melakukan semuanya. Melihat wajahnya begitu bahagia.