elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: Konferensi Internasional dan Pembacaan Pikiran Global
Kerajaan Astrea di bawah pemerintahan Rayden dan Elara yang stabil dan jujur, kini dihormati secara internasional. Mereka terpilih menjadi tuan rumah Konferensi Perdamaian Global, yang mempertemukan para pemimpin dari tiga Kerajaan besar lainnya: Raja Eamon dari Kerajaan Selatan yang licik, Ratu Lyra dari Kekaisaran Timur yang kuat, dan Kanselir Borus dari Republik Utara yang berpikiran bisnis.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Tugas: Membaca niat empat pemimpin global. Mencegah perjanjian yang merugikan Astrea. Strategi: Observasi Mental Elara yang Intensif.]
Di ruang konferensi besar, para pemimpin berkumpul. Rayden memimpin pertemuan, sementara Elara duduk anggun di sampingnya, dengan Kalung Telinga peraknya tersembunyi di balik gaun.
Raja Eamon (Kerajaan Selatan): Elara memfokuskan pikirannya. Eamon tersenyum ramah, tetapi pikirannya adalah tentang catur. "Aku harus memenangkan negosiasi ini untuk mendapat jalur pelayaran bebas pajak melalui Astrea. Aku akan menukarnya dengan janji bantuan militer, meskipun aku tahu aku tidak akan pernah mengirim pasukan. Astrea terlalu lemah untuk menolak 'perlindungan' militerku."
Rayden, yang menerima informasi itu, mengalihkan topik pembicaraan dari jalur pelayaran. "Raja Eamon, kami menghargai proposal Anda. Tetapi sebelum membahas jalur pelayaran, mari kita fokus pada keamanan bersama. Apakah Anda dapat memastikan komitmen yang mengikat secara hukum untuk dukungan militer Anda?"
Eamon tersentak. Dia dipaksa untuk membicarakan komitmen yang tidak ingin ia buat.
Kanselir Borus (Republik Utara): Borus terlihat fokus pada dokumen, tampak benar-benar tertarik pada perdagangan. Elara membaca pikirannya: "Persetan dengan perdamaian. Astrea memiliki teknologi pemurnian air yang ditemukan oleh Permaisuri mereka yang aneh. Itu rahasia. Aku harus mendapatkan blueprint teknologi itu dengan menawarkannya kesepakatan batu bara murah. Teknologi itu bernilai triliunan."
Rayden mengangguk pada Borus. "Kanselir Borus, kami senang membahas batu bara. Tetapi izinkan saya menanyakan tentang teknologi pemurnian air kami. Kami merasa sangat protektif terhadap penemuan baru ini. Apakah Anda bersedia menukar teknologi yang setara dengan penemuan kami sebagai bagian dari kesepakatan batu bara? Kami sangat menghargai hak paten."
Borus menelan ludah. Dia dipaksa untuk menawarkan teknologi yang setara, bukan hanya batu bara murah.
Ratu Lyra (Kekaisaran Timur): Ratu Lyra tersenyum penuh rahasia, tampak acuh tak acuh terhadap negosiasi. Elara fokus padanya. "Raja-raja bodoh ini. Mereka fokus pada perdagangan. Aku tahu Ayah Rayden menyembunyikan Obligasi Astrea yang besar. Obligasi itu masih atas nama Raja Tua. Jika aku bisa mendapatkan obligasi itu, aku akan mengendalikan ekonomi Astrea secara rahasia. Aku harus bertanya tentang 'kebijakan keuangan lama' mereka."
Elara segera menyela Rayden, dengan sopan. "Yang Mulia Raja, maaf menyela. Ratu Lyra, saya terkesan dengan kebijakan ekonomi Anda. Saya hanya ingin bertanya, apakah Anda memiliki minat pada obligasi dan aset keuangan lama Astrea? Kami baru saja melakukan audit inventaris dan menemukan beberapa dokumen lama. Kami ingin memastikan semuanya transparan."
Lyra, yang rencananya adalah melakukan penyelidikan rahasia, kini terpapar secara terbuka. Dia melihat kalung telinga di leher Elara (yang dipamerkan hari ini). Lyra menatap Elara dengan campuran rasa takut dan hormat.
"Permaisuri Elara, Anda memiliki pengetahuan yang luar biasa," kata Lyra. "Kami memang memiliki minat pada beberapa obligasi lama. Tapi tentu saja, kami akan bersikap transparan dan mengajukan penawaran yang adil."
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Misi Global: Berhasil. Empat ancaman diplomatik dinetralisir. Reputasi Elara sebagai 'Permaisuri Pikiran' diperkuat di mata dunia.]
Konferensi berakhir dengan perjanjian yang sangat adil bagi Astrea, yang merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para pemimpin asing pergi dengan rasa hormat yang mendalam, meskipun sedikit ketakutan, terhadap Raja dan Permaisuri yang tidak dapat ditipu ini.
Malam harinya, di kamar mereka, Rayden memeluk Elara erat-erat. "Kau adalah Permaisuri terbaik yang pernah ada. Kau menyelamatkan Kerajaan dari pengkhianatan militer, pencurian teknologi, dan dominasi ekonomi dalam satu hari."
Elara bersandar padanya. "Tentu saja. Tapi aku harus jujur, Rayden. Selama konferensi itu, aku berpikir tentang seberapa mirip mahkota Ratu Lyra dengan tumpukan nasi hangat. Itu membuatku fokus."
Rayden tertawa terbahak-bahak. "Aku tahu, Elara. Aku mendengarnya. Dan itu adalah salah satu alasan utama mengapa aku mencintaimu. Sekarang, mari kita lihat apa yang Padi Hangat I pikirkan tentang Konferensi itu."
Padi Hangat I, yang tidur di bantal beludru barunya, hanya memimpikan ikan segar dan sinar matahari. Rayden menerjemahkan: "Dia berpikir bahwa diplomasi itu melelahkan, dan dia ingin kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyisir bulunya."
"Saya setuju dengan Kucing Mahkota," kata Elara.