NovelToon NovelToon
Hanasta

Hanasta

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Romantis / Psikopat itu cintaku / Mafia
Popularitas:25
Nilai: 5
Nama Author: Elara21

Hanasta terpaksa menikah dengan orang yg pantas menjadi ayahnya.
suami yg jahat dan pemaksaan membuatnya menderita dalam sangkar emas.

sanggupkah ia lepas dari suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elara21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanasta 34

Rumah tua itu kembali hening ketika langkah kaki mendekat ke pintu depan.

Tidak tergesa.

Tidak takut.

Tidak menyembunyikan diri.

Seseorang mengetuk pintu pelan sekali.

Tok..

Suara yang tidak mendesak, namun memaksa.

James menahan napas.

Hana memegang bajunya erat-erat.

A berdiri sedikit di samping, wajahnya tegang.

Soni mengalihkan pandangan ke pintu, matanya berubah gelap.

tidak seperti saat menghadapi Hana atau James.

Ini bukan musuh biasa.

Ini seseorang yang membuat Soni sendiri tampak kecil.

Nathan berbisik:

“Dia… sekuat itu?”

A mengangguk.

“Lebih.”

Raina menelan ludah.

“Bagaimana kalau kita”

A menggeleng sebelum Raina selesai bicara.

“Dia menemukan kita bahkan tanpa GPS.

Melawan atau kabur tidak berguna sekarang.”

Tok.

Ketukan kedua.

Lembut tapi sangat berwibawa.

James menelan ludah dan maju satu langkah, memindahkan tubuhnya sedikit dari Hana agar melindunginya.

A berbisik cepat:

“Kalau kau bicara dengannya…

jangan menunjukkan takut.”

Hana semakin menempel di belakang James.

Soni berdiri tegak, tapi matanya tajam—

seperti macan yang tidak ingin wilayahnya direbut.

James membuka pintu.

Perlahan.

Hingga satu sosok terlihat…

Seorang pria paruh baya berdiri dengan mantel hitam panjang, rambut perak rapi, mata tajam bagaikan seseorang yang terbiasa membuat ribuan orang tunduk.

Wajahnya tampan, sangat berwibawa.

Bukan tipe kriminal.

Lebih seperti raja bisnis.

Ia menatap James dari ujung rambut sampai ujung sepatu.

“James.”

Suara itu…

Dalam.

Tenang.

Menyeramkan karena terlalu percaya diri.

James menegang.

“…Arman Davre.”

Arman tersenyum lembut—senyum yang tidak sampai ke mata.

“Kau lebih mirip ibumu daripada Soni.”

Hana mencengkram lengan James kuat-kuat.

Sekujur tubuhnya merinding.

A menghindari tatapan Arman, seolah tahu pria itu bisa membaca jiwanya.

Arman melangkah masuk tanpa menunggu izin.

Dan Soni langsung berhadapan dengannya.

“Arman.”

Nada Soni dingin, tapi ada getaran ketakutan halus.

Arman memiringkan kepala sedikit.

“Soni.”

Nada Arman seolah menyapa bawahan lama.

A menegang.

Nathan memegang tas rekaman di belakang punggungnya.

Raina nyaris berhenti bernafas.

Arman menatap sekeliling ruangan.

“Tempat lama ini…

masih dipenuhi kenangan buruk, ya?”

James menggeram pelan.

“Bicara yang jelas.”

Arman menatap James.

“Kau emosional…

itu membuktikan kau memang darahku.”

James hampir melangkah maju tapi Hana menarik lengannya.

“James… jangan terpancing…”

Arman tersenyum tipis.

“Oh, kau wanita yang membuat keributan itu.”

Pandangan Arman turun pada Hana.

Mata itu menganalisis Hana seperti objek.

Hana memundurkan tubuhnya.

James langsung berdiri di depannya, suara dingin:

“Jangan sentuh atau tatap Hana seperti itu.”

“Hmm.”

Arman menatap James, lalu Hana.

“Kau melindunginya.

Menarik.”

Soni melangkah maju, akhirnya bicara:

“Arman.

Ini urusan keluarga Arther.

Pergi.”

Arman tertawa kecil.

“Cemburu?

Kau takut rahasia lamamu terbuka?”

Soni mengepalkan tangan.

Hana memegang James lebih erat.

James menatap Arman.

“Bicara.

Apa maumu dari aku?”

Arman berhenti tersenyum.

“James.”

Suaranya berubah dingin, tanpa belas kasih.

“Aku ingin kau kembali ke keluarga aslimu.”

James memucat.

Hana menggigil.

A mendorong tubuhnya sedikit ke depan, seperti hendak melindungi.

“TIDAK,” kata James cepat.

“Aku tidak punya hubungan denganmu.”

Arman mendekat pelan.

“Darah kita sama.”

“Darah tidak berarti apa pun bagiku,” balas James dingin.

Arman menghela napas seolah kecewa pada anak keras kepala.

“Kau cerdas… tapi bodoh, James.

Tanpa aku, kau tidak akan bertahan menghadapi Soni.”

Hana terisak pelan.

James melangkah maju, menantang.

“Aku sudah bertahan dari semua ini tanpa kau.”

Arman memiringkan kepala.

“Melena… tidak bisa.”

A langsung menegang.

Soni memukul meja dengan keras.

“Diam, Arman!”

Arman berbalik ke Soni.

“Itu kebenaran.

Kau sembunyikan dari James.

Sama seperti Melena sembunyikan dariku.”

James menahan napas.

“Jadi… kau memeras ibuku?”

Arman menatap mata James tanpa rasa bersalah sedikit pun.

“Ya.”

Hana langsung menutup mulutnya, menangis.

James hampir menerjang Arman, tapi A menahan dadanya.

“Jangan. Dia memancingmu.”

Arman menatap A.

“A… kau masih menjilat keluarga Arther?”

A menegang, wajahnya keras.

“Aku menjaga apa yang Melena ingin lindungi.”

Arman mendekat ke A.

“Kau gagal.

Karena aku tetap menemukannya.”

A mendorong Arman mundur.

Gerakan kecil, tapi Arman tersenyum.

“Aku tidak takut padamu.”

Arman balas:

“Itu alasan kau selalu kalah.”

James berdiri di antara mereka.

“Cukup.

Katakan tujuanmu sebenarnya.”

Arman menatapnya.

“James.”

Ia mengangkat dagu sedikit.

“Aku ingin kau ikut denganku.

Kau mewarisi separuh perusahaan Davre.

Soni sudah bukan apa-apa dibanding aku.”

James mundur setengah langkah…

…sebelum berkata:

“Aku tidak akan pernah ikut orang yang membuat ibuku menangis.”

Arman menatapnya lama.

“Kau pikir dia menangis karena aku?”

James mengernyit.

Arman perlahan memandang Soni.

“Dia menangis karena Soni.”

Soni menegang.

Nathan mengumpat.

Hana menahan napas.

A menutup mata—ia tahu ini datang.

James memerlukan waktu beberapa detik sebelum suaranya keluar.

“…jelaskan.”

Arman menarik napas dan berkata:

“Karena Melena tidak pernah menginginkan hidup dengan kebohongan.

Dia tidak sanggup memilih antara aku… dan Soni.

Soni memaksa pernikahan itu terjadi.”

Ruangan menjadi sangat dingin.

Hana menutup mulutnya.

James merasa dadanya ditusuk.

Soni menatap Arman—mata penuh amarah dan rasa bersalah.

“Jangan campurkan kebohonganmu, Arman.”

Arman tersenyum tipis.

“Kau tahu itu benar.

Dan itu sebab Melena kabur malam itu.”

James menegang.

“Dia kabur… untuk lari dari kalian berdua.”

Arman menunduk sedikit.

“Dan dia mati… karena kalian.”

James membeku.

Hana memeluk James erat-erat.

A maju mendekati James.

“James… dengarkan aku.

Apa pun yang mereka katakan…

Melena mencintaimu.

Dan semua yang dia lakukan… untuk lindungi kau.”

James menghela napas gemetar.

Tapi matanya fokus.

“Kalau begitu…

kenapa semua ini terjadi?”

Arman menatapnya lurus.

“Karena kekuasaan.”

Soni menambahkan pelan:

“Dan ketakutan.”

A berkata:

“Dan kebohongan yang tidak pernah selesai.”

James berdiri tegak.

“Sekarang selesai.”

Arman tersenyum.

“Tidak, James.

Baru dimulai.”

Lampu mobil ketiga menyala di luar.

Seseorang lain datang.

A langsung menegang.

“Tidak… jangan sekarang…”

Soni memucat.

Arman tersenyum tipis.

“Dia datang lebih cepat dari dugaan.”

Hana berbisik ketakutan:

“Siapa… lagi…?”

Arman menjawab tanpa ragu:

“Orang yang sebenarnya membuat Melena keluar malam itu.”

02-12-2025.

By : Elara21

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!