NovelToon NovelToon
KHASANAH

KHASANAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:145
Nilai: 5
Nama Author: Anyue

Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,

Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?

Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.

Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34

Khasanah dan Abdi duduk di pinggir tempat tidur saling diam . Kepala Khasanah terasa sangat sakit ia merebahkan tubuh . Abdi keluar mengambil air di dapur saat akan kembali ke kamar melihat Bu Hesti duduk di ruang tamu sendirian .

Abdi masuk ke kamar meletakkan minuman di meja samping tempat tidur .

"Sayang , minumlah dulu agar pikiranmu segar kembali ," bujuk Abdi .

Khasanah bangun dan minum lalu merebahkan lagi sambil memejamkan mata . Abdi keluar menemui Bu Hesti di ruang tamu .

”Maafkan kami sekeluarga atas apa yang sudah terjadi . Saya kasihan sama istri saya , dia begitu sedih , " kata Abdi sambil duduk berusaha senyaman mungkin .

"Kami akan secepatnya membereskan masalah ini agar tidak berlarut-larut," sahut Abdi merasa bersalah dan menyesal karena tidak berusaha melerai antara Bu Hesti dan Listya tadi .

Bu Hesti tersenyum dengan rasa haru . "Kamu tidak perlu meminta maaf untuk perempuan itu . Dia memang tidak pantas di bela , " sahut Bu Hesti .

"Terimakasih Bu Hesti sudah membantu istri saya selama ini dan saya sangat bersyukur karena masih ada orang yang peduli terhadap istri saya . Saya sudah punya feeling kalau mereka itu tidak tulus membantu istri saya ," Abdi menghembuskan napas kasar .

Temuilah istrimu , dia butuh dukunganmu ," kata Bu Hesti beranjak dari tempat duduk pulang ke rumah ,

Abdi masuk kamar melihat istrinya hendak pergi ia menghampirinya .

"Kamu mau pergi ke toko ?" tanya Abdi berdiri di samping Khasanah .

"Aku harus pergi soalnya Amel tidak masuk kerja karena neneknya meninggal ," Khasanah keluar kamar diikuti Abdi .

Keduanya berangkat ke toko naik mobil Abdi yang mengemudi .

“Sayang , apa sebaiknya cari orang karyawan lagi agar kamu bisa banyak istirahat ,“ Abdi memberi ide sambil terus menyetir .

"Tidak untuk sekarang aku masih bisa menghandle kok ," jawab Khasanah .

Pikiran Khasanah sedang kalut , ia belum kepikiran mencari karyawan baru . Ia tidak mudah percaya dengan orang lain tapi kalau dirinya sering berada di toko bagaimana dengan kedai yang ia bangun beberapa waktu lalu .

“Kamu jangan terlalu sibuk luangkan waktu untuk istirahat juga ... Untuk aku ," sahut Abdi menjeda ucapannya .

Khasanah terkejut sekaligus merasa bersalah dalam hatinya ia mengakui kalau Abdi adalah orang yang ia ikat atas kesepakatan tapi ia mulai menerima apapun tentang pria mapan tersebut .

Khasanah meraih tangan Abdi lalu menciumnya airmatanya mengalir ketika ia melihat tangan hangat Abdi seperti milik ayahnya . Khasanah tidak bisa menahan rasa rindu kepada kedua orang tuanya .

Abdi menghentikan mobilnya di tepi jalan lalu mematikan mesin . Di peluknya istri tercintanya dan mencium kepala yang tertutup hijab .

“Apa yang membuatmu menangis , Sayang . Katakan padaku aku akan selalu mendengarkan mu kapan pun kamu bercerita ," Abdi juga merasakan sedih atas apa yang menimpa Khasanah selama ini .

Abdi bukan tidak membantu melihat keterpurukan Khasanah . Sejak melihat Khasanah pertama kali jantungnya sudah berdegup cepat dan mata Khasanah mengingatkan pada seseorang yang dirindukannya .

Khasanah melerai pelukannya dan menjauhkan tubuhnya . Abdi mengusap airmata istrinya dan mencium bibir istrinya menyesap sedikit . Khasanah tidak menolak justru membiarkan Abdi memperlakukan pada dirinya .

Abdi tersenyum melihat istrinya tidak lagi marah dan menolak ketika ia mencium bibir istrinya bahkan tangan Abdi sengaja menyentuh bagian tubuh istrinya dengan leluasa .

Abdi menjalankan mobilnya kembali menuju toko milik khasanah . Lidya yang sejak pagi sudah berkutat didapur dan sudah menyelesaikan membuat beberapa kue dan meletakkan di meja etalase .

Lidya melihat Khasanah masuk bersama Abdi dengan wajah sedih merasa kalau Khasanah sedang ada masalah menghampirinya .

“Ada apa Khasanah ?" tanya Lidya penasaran .

“Tidak ada apa-apa kok ," jawab Khasanah berbohong sambil berjalan masuk ke ruangannya dan duduk menyender .

Abdi tidak tega melihat Khasanah dengan beban dipikirannya memutuskan menemaninya . Khasanah melihat Abdi berada di ruangannya menatap heran .

“Kenapa kamu tidak pergi ke kantor ?" Khasanah memijat pelipisnya yang terasa pusing .

Abdi berjalan dan berdiri di belakang tempat duduk Khasanah lalu memijat kepala Khasanah dengan pelan . Khasanah menikmati sentuhan Abdi memejamkan matanya . Abdi terus memijat hingga leher dan Khasanah tidak berkomentar apapun .

“Kita ke dokter yuk ," ajak Abdi hendak menarik tangan Khasanah namun ditepis dengan halus .

"Aku akan istirahat di kamar sebentar saja , rasanya tubuhku sakit semua ," Khasanah beranjak berjalan masuk ke dalam kamar pribadinya . Abdi terus mengikuti langkah istrinya .

Khasanah merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan langsung pulas . Entah kenapa Abdi menjadi sangat posesif pada istrinya . Ia tidak mau jauh darinya dan selalu ingin berada dekat dengan Khasanah .

Abdi ikut merebahkan tubuhnya di samping istrinya lalu memeluknya . Suara ketukan pintu tidak mereka dengar membuat Lidya menahan amarahnya ketika terpaksa membuka .

Ada adegan yang membuatnya merasa sedih , ada airmata yang mengalir di sudut mata keduanya seperti sesuatu yang lama terpendam . Lidya melihat pemandangan di depan matanya sambil mengusap airmatanya lalu kembali menutup pintu dengan pelan agar tidak membangunkan mereka .

Ketika berbalik dikejutkan kehadiran Amel di belakangnya sambil tersenyum seolah tidak merasa bersalah .

“Katanya ke rumah nenek kok sudah balik ," Lidya sambil berlalu pergi . Amel mengikutinya .

"Kalau aku tidak balik gimana dengan toko memangnya kamu bisa sendiri melayani pembeli yang begitu banyak ?" tanya Amel dengan nada marah .

Lidya berbalik menatap Amel dari atas sampai bawah .

"Iya juga sih , dari tadi aku bolak balik membuat kue aja repotnya minta ampun , syukurlah kalau kamu perhatian sama aku . Terimakasih ya Amel kamu memang teman yang mengerti keadaanku saat ini ," kata Lidya memuji Amel dan memeluknya .

“Terus aku bukan teman kamu gitu ," kata Khasanah berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada melihat kedua temannya saling berpelukan .

Keduanya melerai pelukannya menoleh ke arah pintu lalu mendekati dan memeluk Khasanah . Ketiganya saling berpelukan sambil berderai airmata haru , tapi tangis mereka tiba-tiba pecah mengingat perjuangan mereka sampai sekarang .

Abdi sudah berangkat beberapa menit yang lalu bersama Khasanah yang terbangun setelah keadaannya lebih baik .

"Maafkan aku jika selalu membuat kalian kerepotan ," kata Khasanah mengusap airmatanya .

"Tidak ada yang perlu dimaafkan . Kita semua berjuang bersama-sama , iya kan !" sahut Amel berusaha tersenyum meskipun hatinya sedang tidak baik-baik saja.

"Aku percaya Allah selalu bersama kita dan kamu Khasanah apapun masalah yang kamu hadapi jangan di pendam sendiri ada kami yang siap membantu ," ucapan Lidya membuat Khasanah merasa bersyukur .

"Terimakasih, terimakasih buat semuanya ," mereka berpelukan kembali tapi tidak dengan airmata tapi dengan tawa senang .

"Apa kalian akan terus berpelukan dan tidak mau melayani pembeli ?" suara seseorang membuat mereka menoleh kemudian tertawa dengan lepas .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!