NovelToon NovelToon
Perjalanan Hadi

Perjalanan Hadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Romansa Fantasi / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Anak Lelaki/Pria Miskin / Harem
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: bang deni

perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amoy penjaga Toko

Hadi memesan nasi cincang dengan sambal cabe hijau kesukaannya, sedangkan Yuni memesan Nasi rendang yang jadi incarannya.

" aku mau beli bubur kacang ijo dulu yah" ucap Hadi sambil berdiri dari tempat duduknya

" buat apa kan udah makan kita?"  tanya Yuni heran

" buat malem suka laper kalau kalau malem" sahut hadi

" aku juga satu yah" pinta Yuni, Hadi mengangguk dan keluar menuju Warung Restu Ibu yang hanya terpisah oleh toko Foto Copy.

" kamu pacarnya Hadi yah?" saat Hadi pergi Indah anak pemilik Rumah Makan Padang bertanya pada Yuni.

" Ada apa emang?" Yuni tak menjawab tetapi malah balik bertanya

" eh, engga cuma nanya aja" jawab Indah sambil menunduk

" kalau suka bilang aja?, aku ga keberatan kok" Ucap Yuni sambil tersenyum

" emang kamu bukannya pacarnya?" tanya Indah heran,

" cuma temen, tetapi sangat dekat" jawab Yuni sambil tersipu malu, ia dan Hadi memang belum resmi pacaran, Hadi belum nembak dia dan dia ga berani menyatakan cinta duluan.

" hei Indah, asik amat ngobrolnya?" tanya Hadi saat masuk melihat Indah dan Yuni sedang mengobrol berdua,

" Yuni sendirian jadi aku temenin" Indah yang menyahuti ucapan Hadi

Setelah membayar Hadi dan Yuni kembali ke kontrakannya

" aku pulang dulu, kunci pintu belakang mana?" bisik Yuni saat sampai di kontrakan

" Buat apa?" tanya Hadi heran

" Udah sini kuncinya!" seru Yuni sambil mengambil kunci yang baru hadi keluarkan dari kantung celananya

Hadi menggelengkan kepala melihat kelakuan Yuni, ia jadii bingung sendiri akan hubungan mereka berdua seperti Hubungan Tanpa status, yang penting suka sama suka saja.

Hadi mencuci baju kotor nya, karena yang ia pakai sekarang Bajunya Ferry, untuk sekolah udah ia cuci dari kamis malam, karena jum'at pramuka, sedangkan hari sabtu memakai baju Abu Abu .

setelah menjemur bajunya ia tertidur kembali, namun saat tengah malam , ia terbangun mendengar ada suara di pintu belakang.

Dengan cepat ia menambil gagang sapu, karena melihat jam ternyata jam sebelas malam, suasana asrama intisari sangat sepi

" Kriiiiiet"

" jangan!" suara Yuni terdengar mencegah saat melihat Hadi akan memukulnya dengan gagang sapu

" Yuni?" ucap Hadi heran

" iya ini aku, kan tadi aku sudah bilang mau kesini" sahut Yuni, dengan cepat ia menyelinap masuk dan menutup pintu itu kembali

" aku lupa" sahut hadi nyengir

" Aku masih kangen" Yuni langsung memeluk Hadi

" nanti om Regar nyariin Yun!?" tanya Hadi

" semua lagi ke perum Kopri di Sukarame, aku sengaja ga ikut " sahut Yuni

" Kenapa?" tanya Hadi

" aku kangen, tadinya aku pengen ikut tapi denger kamu dateng dan berantem sama Kak Edi, aku ga jadi ikut" jawab Yuni dan langsung mencium Hadi , keduanya saling lumat hingga kehabisan napas

mereka melepas rindu dengan bercumbu, saat azan subuh berkumandang Yuni dengan mengendap endap keluar dari pintu belakang.

Pagi itu matahari baru saja memanjat ke atas bukit, sinarnya menerobos jendela kecil kamar kontrakan Hadi. Ia terbangun dengan kepala berat, sisa rasa lelah setelah malam yang panjang dan penuh gejolak. Ia teringat Yuni yang keluar mengendap-endap saat azan subuh berkumandang. Hadi sempat melihat bayangan gadis itu menghilang di pintu belakang kamarnya, langkahnya ringan tapi terburu-buru.

Hadi mengusap wajah, menarik napas panjang.

“Hubungan apa sih ini sebenarnya…,” gumamnya. Ia tak berani memastikannya dalam bentuk pertanyaan, karena jawabannya belum tentu siap ia dengar.

Setelah mandi kilat dan berganti pakaian seragam, Hadi bergegas ke sekolah.

Di jalan setapak menuju sekolah, beberapa siswa lain lewat sambil bercanda. Hadi menunduk saja, pikirannya masih riweh. Bayangan Yuni, omongan Indah, dan perkelahian dengan Kak Edi bercampur menjadi satu.

Sesampainya di gerbang, Ferry melambai-lambai.

“ Hadi, siang nanti ke bengkel ga?" tanya

“kayanyanya ga dulu hari ini” Hadi nyengir hambar.

“ kenapa?" tanya Ferry

“ rencananya gw mau beberes rumah dulu, berantakan dan kotor kaya kandang sapi he he he” jawab Hadi tertawa kecil

Bel berbunyi, dan mereka masuk kelas. Pelajaran berlangsung biasa saja. pelajaran hari ini  memang lebih santai, beberapa guru pun hanya memberikan tugas lalu duduk sambil menyeruput kopi.

Namun, fokus Hadi terus buyar. Setiap ia mencoba menulis, yang muncul di kepala justru kecupan kilat Yuni sebelum gadis itu keluar subuh tadi. Ia menggeleng-gelengkan kepala sendiri sampai Ferry menatap curiga.

“Lu kenapa sih, Di? Kayak orang jatuh cinta setengah sadar,” celetuk Ferry sambil senyum nakal.

“Enggak lah…,” sahut Hadi terlalu cepat.

“Astaga jelas itu jawabannya orang bohong.”

Hadi hanya menunduk. Tidak ada gunanya menyangkal.

Saat istirahat, ia keluar ke kantin sekolah. Baru saja duduk, Ferry datang menghampiri

“Kenapa lu bengong aja?” tanya Ferry.

“Enggak, cuma masalah kecil.” sahut Hadi santai

Tapi hatinya tidak tenang sampai bel pulang.

Hari itu jam pelajaran berakhir lebih cepat. Sekitar jam satu siang, siswa-siswa sudah keluar gerbang. Hadi berjalan bersama Ferry,

"anter gw ke pasar yah?" pinta Hadi

" Ok" sahut Ferry

Hadi berencana akan membeli beberapa spare part di toko Liman, untuk stock saat bekerja di bengkel

" ga kebengkel beneran loe?" tanya Ferry

" ga, Kan belum ada kerjaan juga?" jawab Hadi

" Hari ini rencananya kak Mu'i mau ngeluasin bengkel, ga dagang buah lagi" ujar Ferry

" kenapa?"

" toko buah lagi sepi, kak Mu'i rugi terus karena banyak yang ga kejual jadi busuk" jawab ferry sambil menggelengkan kepala " rencana kak Mu'i mau buat rak sama ngebersihan loteng biar bisa di pake tidur"

“Bagus itu, ya sudah, aku ke bengkel aja deh. Besok baru beberes rumah,” putus Hadi, merasa lebih baik jika tenaganya disalurkan pada pekerjaan fisik. Lagipula, Ferry sudah bilang Kak Mu'i akan mulai merapikan bengkel.

“Nah, gitu dong! Ayo, kita ke toko Liman dulu,” ajak Ferry, menepuk bahu Hadi.

Mereka berdua berjalan menuju Toko Liman di pasar, tempat Hadi biasa membeli suku cadang elektronik. Setelah mendapatkan beberapa resistor dan kapasitor kecil untuk persediaan pribadinya, Hadi dan Ferry langsung menuju ke bengkel.

Bengkel milik Kak Mu'i tampak lebih sibuk dari biasanya. Kak Mu'i dan dua orang tukang sedang sibuk mengukur dan memindahkan tumpukan kardus berisi sisa-sisa dagangan buah yang gagal.

“Wah, ini dia! Di, tolong Kakak sebentar!” seru Kak Mu'i begitu melihat Hadi. “Kakak mau minta tolong bongkar loteng, biar bisa dibersihkan. Ferry, kamu bantu pindahin barang-barang di sudut sana, ya.” ucap kak Mu'i meminta tolong

Hadi langsung mengambil tangga. Loteng tua itu penuh sarang laba-laba dan debu tebal, namun Hadi melakukannya dengan semangat. Ia merasa lega, kegelisahannya tentang Yuni dan status hubungan mereka sedikit teralihkan oleh keringat dan lelah.

Saat Hadi sedang fokus memindahkan papan kayu lapuk, Kak Mu'i memanggilnya lagi.

“Di, tolong belikan Kakak material sebentar, ya. Kakak kehabisan paku dan sekrup. Tolong sekalian belikan semen satu sak yang paling murah. Ini uangnya,” kata Kak Mu'i sambil menyodorkan beberapa lembar uang ratusan. “Belinya di Toko Bangunan Sumber Rezeki saja, itu yang paling lengkap.”

Hadi mengangguk. “Siap, Kak.”

Ia mengambil sepeda motor tua Kak Mu'i dan melaju menuju toko bangunan yang dimaksud.

Toko Bangunan Sumber Rezeki adalah toko yang besar, dengan tumpukan sak semen menjulang tinggi dan berbagai macam perkakas terpajang rapi. Hadi memarkir motornya di depan dan masuk, matanya langsung mencari area paku dan sekrup.

Seorang gadis muda yang tampaknya seumuran dengan Hadi sedang duduk di meja kasir, sibuk menghitung tumpukan faktur. Wajahnya oriental, kulitnya kuning langsat, dan matanya sipit. Ia terlihat sedikit terkejut ketika Hadi, seorang siswa berseragam abu-abu putih, masuk ke tokonya.

“Permisi, Mbak,” sapa Hadi. “Mau beli paku, sekrup, dan semen satu sak.”

Gadis itu mendongak, menunjukkan senyum ramah, namun ada nada profesional yang kaku dalam suaranya.

“Ya, cari yang ukuran apa? Mau semen yang biasa atau yang premium?” tanyanya, suaranya sedikit pelan dan teratur.

“Semen yang paling murah saja, Mbak. Kalau paku sama sekrup, ini daftar ukurannya dari Kak Mu'i,” jawab Hadi, menyerahkan secarik kertas yang sedikit lusuh.

Gadis itu mengambil kertas itu dan membaca daftar pesanan dengan teliti.

“Oke. Tunggu sebentar, biar saya ambilkan. Yang lain sedang antar barang,” katanya sambil beranjak dari kursi kasir.

Hadi terkejut. “Mbak sendiri yang angkat?”

Gadis itu tersenyum kecil. “Iya, Toko ini punya Papa saya. Kalau lagi sepi, saya bantu-bantu angkat barang. Nama saya Mei. Kamu… anak bengkel yang baru itu, ya? Yang suka betulin TV?”

Hadi mengulurkan tangan sambil tertawa. “Oh, kenalan juga. Iya, saya Hadi. Baru bantu-bantu di bengkel Kak Mu'i. Berarti kamu anak pemilik toko ini?”

Mei menyambut uluran tangan Hadi, genggamannya singkat dan lugas.

“Iya. Kebanyakan pelanggan di sini manggil saya Cik Mei. Senang kenalan dengan kamu, Hadi. Tunggu sebentar, ya. Saya ambilkan pesananmu.”

Mei dengan cekatan mengambil paku, sekrup, dan mengikatnya dalam kantong plastik. Kemudian, tanpa terlihat kesulitan, ia mendorong sak semen 40 kg dengan alat bantu dorong roda dua ke tempat motor Hadi.

“Wah, kuat juga kamu, Mei,” puji Hadi kagum.

Mei hanya tersenyum bangga. “Sudah biasa. Jadi, sudah kenalan, lain kali kalau ada pesanan dari bengkel, langsung saja cari saya, Hadi. Akan saya bantu hitung harganya.”

“Siap, Cik Mei,” sahut Hadi, menaiki motor dan membalas lambaian tangan gadis itu.

Hadi kembali ke bengkel dengan pikiran yang sedikit lebih jernih. Hari ini dia mendapatkan pekerjaan, dan seorang kenalan baru. Setidaknya, ada hal lain yang bisa ia pikirkan selain kecupan Yuni subuh tadi.

1
Alana kalista
/Grievance/
Casudin Udin
Luar biasa
Alana kalista
lanjut author
Alana kalista
lanjut
Yuliana Tunru
yuni x yg agresif ..hati2 besok2 bisa kebablasan ingat msh kecil ya
Yuliana Tunru
q mampir bang smoga up lancar dan byk pembaca x 💪💪
Blue Angel: Terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!