manusia yang hebat adalah manusia yang bisa mengendalikan diri saat di kuasai amarah,tenang saat di permalukan.tersenyum saat di remehkan.
bersabar saat menemui cobaan dan bersyukur untuk semua kekurangan dan kelebihan yang di milikinya
*********
Allah subhanalahu Wata'alah berfirman,Dialah Allah yang menundukkan lautan(untukmu)agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar(ikan),dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang engkau pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya.supaya kamu mencari(keuntungan)dari karunianya serta supaya kamu bersyukur..
ARSHAN
FATIMAH
AISYAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bait cinta bab 34
azan beduk subuh terdengar berkumandang dari pondok pesantren kyai Malik, mbok iyam dan mang Ujang sudah Bagun dari awal seperti ke biasaan yang sering mereka lakukan sebelum azan berkumandang
"mbak Fatimah mbak Anjel bangunlah azan telah berkumandang mari kita sholat berjamaah" panggil mbok iyam mengetuk kamar Fatimah
"jam berapa mbok" tanya Fatimah masih belum sadar sepenuhnya bahkan dirinya masih mengucek kedua matanya
"sudah azan subuh mbak, mari kita sholat berjamaah dan bangunkan mbak Anjel" jawab mbok iyam tersenyum melihat wajah cantik Fatimah padahal dirinya baru bangun tapi kecantikannya tidak luntur lain cerita kalau orang desa pasti terlihat awut awutan
"tapi saya masih ngantuk mbok semalam saya tidak bisa tidur sampai tengah malam,nanti saja solat nya ya" jujur fatimah berjongkok di depan pintu
"sebagai umat muslim saat mendengar azan berkumandang jangan lah kita menunda nunda perintah nya untuk bergegas melakukan ibadah"
" setelah sholat mbak bisa tidur lagi, sholat tidak akan menghabiskan waktu berjam jam"mbok iyam ikut berjongkok telah lebih awal memakai mukenanya mengusap pundak Fatimah
mbok iyam akan bertekat akan mengingatkan Fatimah dengan berbagai cara untuk mengingatkan dirinya meskipun hasilnya tidak sesuai harapan tetapi mbok iyam berharap Fatimah tidak menolak
"baik lah kalau begitu mbok tunggu saya ya,saya akan membangunkan kak Anjel lebih dulu"
" iya mbak, mbok tunggu ya"
" tapi mbok saya tidak memiliki mukena"
" mbok ada banyak bahkan mbok sudah menyiapkan untuk mbak Fatimah dan mbak Anjel"
" ya sudah kalau begitu saya siap siap dulu"pamit Fatimah yang di angguki mbok iyam
Mbok iyam berlalu meninggalkan Fatimah menuju mushola di rumah Fatimah, rumah baru Fatimah tersedia juga mushola pribadi tempat beribadah
"dimana mbak Fatimah dan mbak Anjel mbok apakah mereka berdua tidak mau di ajak sholat berjamaah" tanya mang Ujang
"Alhamdulillah respon mbak Fatimah sesuai harapan sekarang dia lagi bersiap siap dan akan membangunkan mbak Anjel"senyum mbok iyam
" Alhamdulillah ya Allah, bagus kalau begitu mbok. Kasihan ya mbok dengan Meraka berdua"
" iya Jang, mbok juga prihatin dengan kehidupan mbak Anjel dan mbak fatimah semoga ke depannya hidup dua gadis itu jauh lebih baik selama tinggal di desa Sukamakmur"
" Amiiin ya robbal alamin"
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Fatimah dan Anjel datang di sambut senyum hangat mang ujang dan mbok iyam menyerahkan dua mukena kepada mereka, sholat subuh mereka akan di pimpin mang Ujang yang akan menjadi imam
Mang Ujang sendiri saudara dekat mbok iyam,mang Ujang sebenarnya tidak pernah menginap di kediaman Fatimah selain mbok iyam
mang Ujang memiliki anak istri juga jadi sekitar jam 22:00 malam mang Ujang akan pulang,dirinya kembali lagi ke kediaman Fatimah saat menjelang subuh
Sebenarnya Fatimah tidak masalah kalau mang Ujang pulang dari sore hari datang agak siangan tapi mang Ujang tidak enak hati mengingat majikannya begitu baik royal meskipun rumah mang Ujang ada di depan rumah Fatimah tidak terlalu jauh jadi kalau ada perlu apa apa Fatimah bisa memanggil dirinya
Untuk mbok iyam sendiri dia seorang janda di tinggal suaminya yang telah lama meninggal,mbok iyam memiliki dua anak yang satu sudah berumah tangga ikut suaminya,rumahnya juga tidak terlalu jauh ada di desa sebelah bahkan dirinya sering mengunjungi mbok iyam
Untuk anak kedua bernama Agus dirinya juga sudah bekerja di pusat ibu kota bahkan dirinya pulang sesekali kalau ada libur panjang saja
Untuk menghilangkan jenuh sesekali mbok iyam pulang untuk membersihkan rumahnya dan rumahnya juga tidak jauh dari tempat tinggal Fatimah,
Fatimah juga memberi ruangan khusus untuk mbok iyam selama tinggal di rumahnya karena rumah Fatimah juga memiliki kamar cukup banyak jadi satu kamar yang cukup nyaman di tempati mbok iyam
Fatimah dan Anjel mengikuti gerak mbok iyam yang ada di sampingnya sebenarnya kedua gadis itu belum paham tata cara sholat jadi masih di maklumi kalau masih ada yang salah cara sholat dari keduanya
"nanti biar mbok ajarkan tata cara sholat ya mbak dan bacaan nya juga" tutur mbok iyam setelah selesai sholat berzikir dan berdoa
"terimaksih mbok maaf saat kami sholat banyak menoleh ke mbok soalnya kita tidak tau caranya"sesal Anjel begitu juga Fatimah
" tidak apa apa mbak namanya juga lagi belajar, setelah pulang dari rumah Arum nanti mbok ajarkan ya"
"iya mbok terimakasih mbok sudah bersedia mengajarkan kami tata cara sholat"senyum antusias Fatimah yang di angguki Anjel
"sama sama mbok memang seharusnya begitu kita sesama muslim wajib mengingatkan"
"kira kira hari ini mbak Anjel dan mbak Fatimah mau mbok masakan apa"tanya mbok iyam kembali
" apa saja mbok kami berdua tidak pilih pilih makanan selagi itu bisa di makan, benar tidak dek"
" benar yang di katakan kak Anjel mbok, apapun yang di masak mbok akan kami makan"
"alhamdulilah kalau begitu mbok siap siap dulu mau beli sayuran sebenar lagi akang sayuran akan lewat"
" saya ikut ya mbok, jauh tidak tempatnya"
"tidak jauh mbak ada di pertigaan di belakang rumah ini biasa akang sayuran mangkal,tapi bukannya mbak Fatimah mau tidur lagi bukannya tadi masih ngantuk"
"sudah tidak ngantuk mbok nanti sepulang dari rumah Arum bisa di lanjut tidur lagi, saya mau merasakan udara segar di desa ini kakak mau ikut juga tidak"tanya Fatimah
"tidak dek kakak mau lanjut tidur lagi, kakak tidak kuat cuacanya sangat dingin mengingat kabut di luar juga cukup tebal"tolak Anjel ingin buru buru tidur kembali di bawah selimut tebalnya
"ya sudah kalau begitu mbok ke dapur duluan ya, mbok buatkan wedang jahe dulu biar hangat"senyum mbok iyam yang di angguki keduanya Sedangkan mang Ujang sedari tadi sudah nongkrong di depan gerbang utama rumah Fatimah
"tidak sia sia aku membeli banyak suwiter ternyata berguna juga" batin Fatimah tersenyum memakai suwiter tebal miliknya yang di padukan bawahan celana tidur panjang dan rambutnya dia Gelung asal
"gimana mbok tidak terlalu ngetat kan" tanya Fatimah
" tidak mbak cantik malah, tapi lebih cantik lagi kalau memakai hijab"senyum mbok iyam
"ya sudah nanti saya pakai hijab kalau keluar dangan mbok saat membeli sayuran,sekalian buatkan mang Ujang minum juga mbok.mang Ujang biasa minum apa kalau pagi"
"iya mbak nanti mbok buatkan,Ujang biasa minum kopi"jawab mbok iyam menuangkan wedang jahenya ke gelas untuk Fatimah dan Anjel sedangkan mbok iyam sendiri hanya menyeduh teh hambar berikut kopi untuk mang Ujang
"saya belum meminta mbok untuk belanja kebutuhan ya mbok,di sini tidak ada stok makanan apa apa di dalam kulkas mbok" tanya Fatimah melihat isi kulkas kosong melong pong,ada kulkas berukuran segitu besarnya hanya ada batu es saja tidak ada stok sayuran minuman atau buah daging
"iya mbak maaf mbok belum sempat mengisi isi kulkas,mbok bingung awalnya mau di isi apa saja sebelum mendapat perintah,lagi pula untuk sayuran kan ada sayuran yang lewat mending beli setiap hari kalau sayuran hijau biar fres"
" oh ya sudah tidak apa apa mbok seharusnya saya yang minta maaf karena belum memberi uang untuk kebutuhan isi kulkas kebutuhan di dapur atau kebutuhan buat nyuci di kamar mandi"
"nanti biar mang Ujang belanja minuman dengan mbok ya takutnya ada tamu kalau punya stok di kulkas kan enak tidak usah ribet ribet beli dadakan"
" iya mbak nanti mbok pergi.ini minumlah dulu biar enak hangat di perut,mbok antarkan dulu ke kamar mbak anjel"
" iya mbok"Fatimah berjalan ke ruang utama membawa segelas wedang jahe sambil menyalakan televisi