Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Pemerasan.
"Untuk apa uang sebanyak itu, mana mungkin Valery punya segitu. Papa harus tahu Mama sekarang sudah kembali berada di Jerman. Mama harus mendapatkan pengobatan yang lebih baik dan sekarang Valery tidak punya uang apapun," ucap Valery jujur dengan kondisinya saat ini sangat sulit.
"Saya hanya ingin diberikan uang 100 juta dan bukan mendengar semua keluhan kamu. Itu kesalahan kamu sendiri karena sudah berani memasukkan saya ke dalam penjara dan menurut saya tidak mendapat pekerjaan karena mendapat catatan kriminal. Sekarang ditagih duit kamu malah banyak alasan," ucap Anton benar-benar tidak ingin mau tahu apapun yang terjadi pada Valery.
"Valery tidak memberi alasan dan benar. Valery tidak memiliki uang sepeserpun!" tegas Valery.
"Valery, kamu lebih baik memberikan uang 100 juta secepatnya kepada saya, daripada uang kamu semakin banyak habis untuk memindahkan Kakak kamu yang semakin sakit jiwa itu dari rumah sakit," ucap Anton membuat Valery mengerutkan dahinya melihat pria di depannya itu tersenyum miring seperti ada sesuatu dibalik senyum itu.
"Apa maksud Papa?" tanya Valery.
"Bukankah kamu baru saja melihat bagaimana kondisinya? Ternyata sudah bertahun-tahun berada di rumah sakit jiwa dengan pengobatan mahal tidak membuatnya sembuh sampai saat ini. Hanya dilihat sebentar saja langsung histeris tidak jelas," ucap Anton.
"Papa...." Valery mulai mengerti dari perkataan pria di hadapannya itu.
"Jadi kak Sevia kemarin mengalami masalah, apa semua itu ada kaitannya dengan Papa?" tebak Valery.
"Memang salah seorang ayah ingin melihat keadaan putrinya?" tanya Anton.
Valery benar-benar kaget dengan nafasnya naik turun. Sementara laki-laki di hadapannya itu benar-benar tidak tahu diri dengan tersenyum penuh dengan kebahagiaan.
"Kenapa berani sekali menunjukkan wajah di depannya!" teriak Valery tiba-tiba saja tidak mampu mengendalikan dirinya.
"Kamu punya hak apa untuk melarang saya bertemu dengannya hah?"
"Kenapa Papa tega melakukan semua ini?" tanya Valery sudah meneteskan air mata dengan wajahnya memerah dan tangannya terkepal benar-benar tidak percaya jika terjadi sesuatu kepada kakaknya, karena berkaitan dengan Anton.
"Jahat!"
"Benar-benar jahat!" Valery semakin tidak bisa mengendalikan dirinya.
Anton mendekatinya dan mencengkram pipi itu menggunakan satu tangannya membuat Valery tidak bisa berbicara lagi dengan menatap tajam pria di depannya itu.
"Kau jangan berani-beraninya berteriak seperti ini kepadaku. Aku aku juga bisa menghancurkanmu yang harus kau lakukan saat ini adalah sediakan uang 100 juta dalam waktu cepat dan jika tidak kau akan melihat kehancuranmu!" tegas Anton melepaskan cengkraman itu dengan kasar.
"Dasar wanita penuh drama!" umpat Anton kemudian langsung pergi dari hadapan Valery.
"Akhhhh!" Valery berteriak dengan sekencang-kencangnya.
Valery menyibak rambutnya ke belakang benar-benar tidak percaya dengan semua yang telah dia dapatkan.
"Kenapa dia tidak pernah berubah? Kenapa hanya ingin menghancurkan anak-anaknya!" ucap Valery langsung terduduk dengan menangis sejadi-jadinya atas permasalahan yang tidak pernah berhenti dari hidupnya.
****
Dirga seperti biasa berada di lokasi syuting, saat dia sudah menyelesaikan beberapa sin dan sekarang tinggal pemain yang lain membuat Dirga menuju parkiran untuk istirahat di mobilnya.
"Akhirnya dia datang juga!" ucap Dirga terlihat begitu senang saat melihat mobil Valery berhenti di parkiran dan dia tampak menunggu wanita itu keluar dari mobil.
Tetapi ternyata bukan Valery, melainkan seorang pria yang membuat Dirga kebingungan.
"Hay Dirga!" satu pria tersebut dan masih membuat Dirga kebingungan.
"Sejak kapan kau menjadi pesuruh Valery?" tanya Dirga.
"Apa maksudnya menjadi pesuruh Valery. Apa artis papan atas seperti ku pantas untuk menjadikan pesuruh?" tanyanya.
"Lalu mengapa kau keluar dari mobilnya, jika bukan karena sesuatu hal yang pasti dia perintahkan untukmu?" tanya Dirga.
"Astaga, hanya karena mobil ini saja dan kau mengatakan bahwa aku adalah pesuruh. Ini bukan mobil Valery lagi. Ini sudah menjadi milikku," jawab Robby.
"Apa maksudmu dan bagaimana bisa?" tanya Dirga.
"Valery menjual mobilnya kepadaku dengan harganya cukup murah, dia mengatakan sangat bosan dengan mobil ini dan tidak punya rencana untuk menjual ke mana-mana. Jadi dia menyerahkan saja mobil ini kepadaku karena memang aku lagi butuh mobil," jawab Robby.
"Valery menjual mobilnya kepada kamu?" tanya Dirga memastikan sekali lagi membuat Robby menganggukkan kepala.
"Sudahlah aku mau bertemu dengan sutradara dulu," Robby menepuk baru temannya itu dan kemudian langsung berlalu dari hadapan Dirga.
"Kenapa Valery menjual mobilnya. Bahkan setahuku selama ini dia hanya menggunakan mobil itu sebagai alat transportasi dan tidak ada mobil lain. Entah itu adalah mobil kesayangannya atau memang Valery tidak memiliki mobil lain," batin Dirga benar-benar tidak mengerti.
******
Valery berada di teras di lantai dua terlihat begitu sendu, Valery duduk di ayunan yang ada di sana.
"Lalu bagaimana jika Papa meminta uang lagi kepadaku, aku benar-benar sudah tidak memiliki apapun lagi yang harus diberikan kepadanya, bahkan aset yang aku miliki satu-satunya adalah mobil dan aku harus menjual mobil itu untuk memenuhi permintaan Papa,"
"Apa yang harus aku lakukan ke depannya, Mama masih berada di rumah sakit, biaya untuk Mama juga tidak sedikit dan belum lagi keadaan Kakak. Kenapa Papa benar-benar mengganggu kehidupanku, dia seakan-akan tidak menginginkan aku bahagia," ucap Valery.
Valery takut jika Anton mengganggu semua orang yang dia cintai dan membuat Valery tidak bisa berbuat apa-apa dan memilih untuk menjual mobilnya agar Anton berhenti menghargai.
Krekkk
Suara pintu terdengar membuat Valery menoleh dan ternyata itu adalah Dirga yang memasuki area teras dan langsung menghampiri Valery.
"Kamu sudah selesai syuting?" tanya Valery.
"Benar!" jawab Dirga, mengambil tempat duduk di samping Valery.
"Kamu ngapain sendirian di sini?" tanya Dirga.
"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa senang jika berada di sini," jawab Valery.
Seperti biasa dia akan terus memperlihatkan bahwa dia tidak apa-apa dan memang paling pintar bersandiwara.
"Aku tadi bertemu dengan Robby di lokasi syuting. Ternyata kamu menjual mobilnya kepadanya?" tanya Dirga.
"Apa harus Robby mengumumkan kepada semua orang jika baru saja mendapatkan mobil dariku?" tanya Valery menghela nafas
"Kenapa harus sampai dijual? kenapa kamu tidak bicara kepadaku jika kamu membutuhkan uang?" tanya Dirga.
"Dirga, aku menjual mobil bukan berarti aku tidak memiliki uang. Aku hanya bosan saja memakai Mobil itu dan lebih baik di jual saja," jawab Valery masih tetap merasa bahwa dirinya tidak apa-apa.
"Aku tahu itu adalah satu-satunya kendaraan kamu dan aku pasti tidak salah. Tetapi kamu memilih untuk menyusun dan sudah pasti kamu saat ini dalam keadaan terdesak. Valery kenapa kamu tidak bisa bohong jika kamu mengalami kesulitan," ucap Dirga.
"Apa yang terjadi, apa membutuhkan biaya membesar untuk mama kamu. Aku sudah mengatakan kepada kamu untuk mengambil uangku. Valery aku tidak masalah sama sekali dan justru aku senang bisa membantu kamu," ucap Dirga.
"Dirga kamu sudah terlalu jauh masuk dalam privasiku. Tidak semua masalah harus kamu ketahui dan aku masih bisa mengatasi semuanya. Aku meminta kepada kamu untuk tidak terus-terusan memberi bantuan kepadaku. Aku masih memiliki uang dan Mama juga tidak apa-apa, bantuan yang kamu berikan kepada Mama sudah cukup. Aku menjual mobil karena memang sudah tidak menyukainya lagi," jawab Valery menegaskan pada laki-laki dihadapannya itu.
Bersambung....