Sejak malam pernikahan, Clara Wu telah diracun oleh pamannya—racun yang membuatnya hanya bisa bertahan hidup lewat penawar yang diberikan setiap minggu.
Namun setiap kali penawar itu datang, bersamanya hadir obat perangsang yang memaksa tubuhnya menjerit tanpa kendali.
Tak sanggup menanggung hasrat yang dipaksakan padanya, Clara memilih menyakiti diri sendiri, melukai tangannya agar tetap sadar.
Tiga tahun ia bertahan dalam pernikahan tanpa cinta, hingga akhirnya diceraikan dan memilih mengakhiri hidupnya.
Ketika Adrian Zhou kembali dari luar negeri dan menemukan kebenaran tentang siksaan yang dialami istrinya, hatinya hancur oleh penyesalan.
Apakah Adrian akan mampu mencintai istri yang selama ini ia abaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Promo novel
Poppy yang tiarap di samping meja, mengangkat kepalanya perlahan. Dari sudut pandang sempit itu, matanya menangkap sosok wanita yang tengah menodongkan senjata ke arah Leon Huo. Nafasnya tercekat, jantungnya berdetak cepat.
"Ternyata wanita itu adalah penjahat juga. Leon Huo tidak bisa mati. Kalau dia mati, maka kapal ini akan tenggelam. Aku juga menjadi salah satu korban," gumam Lolly dengan suara bergetar, matanya masih menatap ke arah wanita bersenjata itu.
Poppy menelan ludah dan perlahan bangkit dari posisi tiarapnya. Tangannya meraih sebuah bola biliar yang di atas meja. Ia mengepalkannya erat, menimbang-nimbang berat benda itu di tangannya, lalu memposisikan diri untuk melempar.
"Dulu aku adalah pemain baseball yang juara, sasaranku adalah kepala wanita itu. Anggap saja kepala itu adalah kepala Andy Huo," gumam Poppy dengan nada yakin, sebelum ia mengayunkan tangannya sekuat tenaga dan melempar bola itu dengan keahliannya ke arah wanita tersebut.
Bola biliar meluncur cepat menembus udara, memantul sekali di atas meja, lalu tepat menghantam targetnya dengan bunyi keras.
Aida Lu langsung terkapar setelah kepalanya terkena bola tersebut. Tubuhnya jatuh menghantam lantai dengan keras, senjatanya terlepas dari genggaman.
Leon Huo segera menoleh ke arah wanita itu, kemudian matanya beralih pada Poppy yang baru saja menyelamatkannya. Sekilas, pandangan mereka bertemu di tengah kekacauan. Namun posisi Leon terlalu gelap akibat lampu di sana telah dihancurkan oleh timah panas yang sempat menguasai kapal itu
“Tunduk!” teriak Leon Huo tiba-tiba, menyadari seseorang di lantai dua mengarahkan pistol ke arah Poppy.
Gadis itu langsung menunduk dan menutup kepalanya dengan kedua tangan, sementara Leon mengangkat pistolnya dengan cepat.
Dor!
Pelurunya melesat tepat mengenai dada penjahat di lantai dua itu. Tubuh pria tersebut tersentak dan jatuh bebas ke lantai dasar, darah memercik di udara sebelum ia membentur lantai tanpa nyawa.
“Tuan, Anda tidak apa-apa?” tanya Vic yang datang tergesa-gesa di tengah kepulan asap mesiu.
“Wanita ini ingin membunuhku,” jawab Leon dingin, menatap tajam ke arah Aida yang tidak sadarkan diri.
Sementara itu, Poppy yang masih terkejut segera meninggalkan lokasi meja biliar. Ia berjalan cepat, menyusuri lorong kapal dengan napas tersengal.
“Lebih baik aku kembali ke kamar saja. Daripada menjadi sasaran musuh Leon Huo,” gumam Poppy dengan wajah panik, menatap sekeliling yang masih dipenuhi suara tembakan.
“Gadis itu…” kata Leon pelan, pandangannya mencari ke arah Poppy berada. Namun kini gadis itu sudah menghilang. “Dia menyelamatkanku. Cari tahu tentang dia ... gadis yang mengalahkan Aida tadi!” perintah Leon tegas.
“Baik, Tuan!” jawab Vic sambil memberi hormat.
Beberapa jam berlalu.
Ruangan itu terasa sunyi dan redup, hanya diterangi cahaya lampu kecil di sudut ruangan. Asap rokok perlahan memenuhi udara, membentuk kabut tipis yang menambah suasana mencekam.
Leon Huo duduk santai di kursi, dikelilingi beberapa anggotanya yang berjaga dengan wajah waspada. Tatapannya dingin, tajam, dan penuh kendali.
Di lantai depan mereka, Aida perlahan membuka mata. Kepalanya masih berdenyut akibat lemparan dari Poppy sebelumnya. Begitu kesadarannya pulih, ia langsung menyadari situasi berbahaya yang menantinya—ia telah dikepung sepenuhnya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Aida dengan suara serak, masih duduk di lantai sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri.
Leon mengembuskan asap rokok perlahan, lalu menatapnya tajam dari balik kepulan asap itu.
“Kenapa mengkhianatiku?” tanya Leon dingin, suaranya rendah namun penuh tekanan.
Judul : Gadis Milik Raja Macau
yg paling qu suka.. dendam sang pembunuh, bagus bgt💪