NovelToon NovelToon
Limit Unlock

Limit Unlock

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Epik Petualangan / Bullying dan Balas Dendam / Murid Genius / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Jaka, seorang siswa SMA yang biasa-biasa saja, seketika hidupnya berubah setelah ia tersambar petir. Ia bertemu dengan makhluk asing dari dunia lain, hingga akhirnya memahami bahwa di dunia ini ada kekuatan yang melebihi batas manusia biasa. Mereka semua disebut Esper, individu yang mampu menyerap energi untuk menembus batas dan menjadi High Human. Ada juga yang disebut Overload, tingkatan yang lebih tinggi dari Esper, dengan peluang mengaktifkan 100% kemampuan otak dan menjadi Immortal.

Lalu, takdir manakah yang akan menuntun Jaka? Apakah ia akan menjadi seorang Esper, atau justru seorang Overload?

Ikuti perjalanannya dalam kisah Limit Unlock.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Keluarga Fernandez

Bab 27. Keluarga Fernandez

Seorang pemuda terus menatap gadis cantik yang sedang pingsan dalam mobil. Jika Bagaskara dan yang lainnya melihat, mereka pasti akan sangat terkejut, karena hanya dengan sekali pandang mereka bisa mengenali siapa pemuda itu.

Dia adalah Jerry Fernandez, sepupu dari Delon Fernandez, salah satu pendiri organisasi A.S.S yang menguasai wilayah Selatan dan Utara.

Kali ini Delon memerintahkan saudara sepupunya, yaitu Jerry, untuk menyelidiki sebuah geng kecil bernama RPJ di Kota Blue Star yang menarik perhatiannya. Delon berpikir, jika bisa menarik geng tersebut untuk menjadi salah satu pionnya, maka itu bisa menjadi senjata yang sangat kuat untuk meruntuhkan pondasi A.S.E.

Dan akhirnya, di sinilah Jerry berada. Sudah dua hari dia berada di Kota Blue Star, dan selama itu pula dia mengerahkan anak buahnya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait geng RPJ yang menciptakan gebrakan besar hanya dalam waktu tiga bulan saja.

Akhirnya, mau tidak mau Jerry juga harus memberikan apresiasi kepada geng kecil ini. Bukanlah hal yang mudah untuk menjadi penguasa empat wilayah sekaligus dalam waktu singkat. Dan sekali lagi, dia harus mengakui kecerdasan Delon dalam memanfaatkan peluang.

Saat dia hendak kembali, tanpa sengaja dirinya melihat seorang gadis yang sangat cantik, dan seketika dia tak bisa mengendalikan dirinya untuk menghabiskan malam yang indah bersama gadis tersebut.

Dan gadis itu tidak lain adalah Reina, kakak dari Jaka.

Saat ini mobil BMW tersebut melaju untuk pergi meninggalkan Kota Blue Star yang ada di wilayah barat menuju ke Kota Danur yang ada di pinggiran selatan. Di sana, ada sebuah basecamp kecil tempat berdirinya cabang A.S.S yang dipimpin oleh Jerry sendiri.

“Hehe... malam ini akan sangat menyenangkan,” ucapnya sambil menjilat bibir.

Pikirannya dipenuhi oleh hal-hal yang indah, dan semangatnya semakin terpacu saat jaraknya sudah semakin dekat, mungkin hanya sekitar dua kilometer lagi.

Tiba-tiba, seorang pria paruh baya berusia 40 tahunan yang duduk di samping sopir menyipitkan mata. Namanya adalah Bambang, seorang ahli bela diri tingkat master tahap puncak. Dia adalah pengawal pribadi yang ditunjuk langsung oleh kepala keluarga Fernandez saat ini, yaitu Diego Fernandez.

Sejurus kemudian, ekspresi Bambang berubah menjadi sangat serius. Dari arah atas, fluktuasi energi Qi yang begitu dahsyat turun seperti hantaman meteor. Hal itu membuatnya gelisah dan merasakan firasat buruk di dalam hatinya.

Dan benar saja, tanpa peringatan...

“SWOSH! BRUAK!”

Sekelebat bayangan turun dari atas lalu menginjak bagian depan kap mobil sampai ringsek ke dalam. Sementara bagian belakangnya terangkat naik hingga dua meter lalu turun kembali ke bawah dan menghempas aspal dengan keras.

“BRUAK!”

Seketika benturan keras itu membuat kaca mobil langsung hancur berantakan dengan kondisi yang sangat parah. Jerry yang berada di dalam, tubuhnya gemetar ketakutan dan wajahnya pucat pasi. Untuk pertama kalinya, dia merasakan ada seseorang dengan kekuatan yang sangat mengerikan seperti itu.

Dan saat segalanya sudah mulai tenang, akhirnya terungkaplah seseorang yang membuat keributan itu. Dialah Jaka, yang baru saja tiba setelah menemukan titik lokasi di mana kakaknya berada.

Bambang keluar dengan ekspresi gugup dan tubuhnya sedikit menegang. Bukan tanpa alasan dirinya memiliki reaksi seperti itu, karena saat ini dengan persepsi jiwanya, dia bahkan tidak bisa memindai dan mengukur seberapa kuat pemuda yang ada di hadapannya.

Tetapi yang jelas, dari fluktuasi energi yang meluap itu, jauh berkali-kali lipat lebih kuat daripada dirinya, seorang ahli bela diri tingkat master.

Sambil menangkupkan tangan, Bambang segera menyapa dengan sopan.

“Maaf, Tuan Muda. Bolehkah saya bertanya apa yang membuat Anda menemui kami? Apakah ada yang bisa kami bantu?”

Mendengar itu, Jaka sama sekali tidak menggubris. Matanya yang tajam justru melirik ke belakang Bambang, atau lebih tepatnya ke dalam mobil, di mana tergeletak seorang gadis yang sangat familiar.

Dan benar saja, hanya dengan sekilas memandang, Jaka bisa melihat dengan jelas jika itu adalah kakaknya. Segera, matanya menatap tajam ke arah Jerry. Pada saat itulah niat membunuh yang begitu dahsyat membeludak dari kedalaman matanya, dan tak terelakkan, itu mengunci Jerry dengan erat.

Jerry sendiri yang menjadi target, wajahnya semakin memucat. Ekspresi ngeri seolah ditatap oleh binatang buas yang siap mencabut nyawanya kapan saja langsung menyelimuti dirinya.

“BOOM!”

Tekanan gravitasi yang begitu besar langsung menghantamnya seolah gunung besar telah menindihnya dari atas. Seketika wajahnya langsung terdistorsi, napasnya tercekik, dan dia langsung kesulitan untuk menghirup oksigen.

“Sial! Mengerikan sekali... sebenarnya siapa pemuda ini? Kenapa dia begitu kuat?” batin Jerry.

Di seberang, melihat kondisi tuannya yang menyakitkan, wajah Bambang dipenuhi oleh amarah. Energi Qi di dalam dantiannya berputar dengan hebat. Detik berikutnya, ledakan berkekuatan 5000 kg menghantam Jaka seperti amukan gelombang pasang.

Kekuatan brutal yang begitu ganas langsung menabraknya seperti badai yang mengamuk. Di saat yang sama dia berkata dengan nada dingin yang dipenuhi oleh niat membunuh.

“Berani sekali kau menyakiti tuan muda dari keluarga Fernandez. Matilah!” serunya sambil melesat ke depan.

Dalam prosesnya, tangannya terulur, dan seketika energi Qi yang meluap-luap memadat di telapak tangannya. Dengan suara yang ganas, dia segera melepaskan teknik bertarungnya yang terkuat.

“Pukulan Telapak Tangan Yin Yang!”

“WUSH!”

Energi yang begitu dahsyat meluap. Di kehampaan, sebuah telapak tangan besar dengan tinggi dan lebar satu meter melesat ke arah Jaka dengan kekuatan yang tak tertandingi.

Udara langsung terkoyak, ruang dan waktu seolah membeku. Debu berterbangan, dan badai yang begitu dahsyat menyapu segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Kekuatan yang begitu besar menghancurkan bebatuan, rerumputan, dan pohon-pohon sehingga meledak menjadi bubuk.

Jaka yang melihat itu memiliki ekspresi acuh tak acuh di wajahnya. Di matanya, kekuatan destruktif yang dilepaskan oleh Bambang hanya seperti angin puyuh kecil yang tidak berarti.

Akan tetapi, karena menghalangi jalannya, berarti orang yang ada di depannya harus siap menerima konsekuensi, dan itu adalah kematian.

Dengan suara yang dingin, Jaka berkata,

“Berisik.”

Kemudian dia melakukan tamparan dengan punggung tangannya secara vertikal dari bawah ke atas.

“SWOSH!”

Saat itu juga, ledakan energi Qi yang lebih dahsyat dari yang dikeluarkan oleh Bambang langsung menyembur seperti letusan gunung berapi, menerjang langsung ke arahnya dengan momentum yang menghancurkan. Kekuatan dari tamparan itu begitu dahsyat.

Seolah seperti ditabrak gajah purba raksasa, perbedaan keduanya sangat besar. Telapak tangan Bambang langsung ditelan dan dihancurkan hingga berkeping-keping. Namun, sapuan energi itu terus melaju tanpa henti.

Tak terhentikan, kekuatan yang begitu merusak langsung menelan Bambang dan meledakkan tubuhnya hingga hancur berkeping-keping menjadi serpihan daging cincang. Di saat yang sama, darah merahnya langsung muncrat seperti hujan yang menebarkan bau amis di udara.

Setelah membunuh, wajah Jaka tetap datar dan tidak berekspresi, seolah yang barusan mati itu adalah lalat pengganggu yang sama sekali tidak penting.

Di dalam mobil, tubuh Jerry semakin gemetar hebat. Matanya membelalak ngeri, padahal pengawal yang selama ini dianggap kuat dan bisa membereskan segala masalah yang ditimbulkannya kini telah mati, berubah menjadi serpihan daging dan genangan darah yang bahkan tidak menyisakan apa pun untuk dikuburkan.

Di luar, Jaka berjalan selangkah demi selangkah mendekati mobil. Rasa takut yang begitu parah kembali menghantam Jerry. Pada saat itu, tanpa bisa menahan diri dari rasa takut yang ekstrem, dirinya langsung kencing di celana. Tidak lama kemudian, karena tekanan yang begitu hebat, dirinya pingsan.

Sementara itu, dengan satu tarikan, pintu mobil BMW itu langsung tercabut dengan mudah.

Jaka yang melihat jika Jerry pingsan hanya mendengus dingin.

“Cih... dasar pecundang,” gumamnya.

Kemudian Jaka segera menggendong Reina keluar dari mobil. Setelah berjalan jarak yang cukup jauh, mungkin sekitar enam meter dari mobil, tangan kanannya bergetar pelan. Diselimuti oleh energi Qi, Jaka memanipulasinya menjadi sifat panas dan akhirnya membentuk elemen api.

Seketika, bola api ukuran kelereng pun langsung terkompresi dan memadat. Jangan meremehkan ukurannya yang kecil, akan tetapi jika dilemparkan ke arah tertentu, itu bisa menciptakan ledakan besar yang bahkan dapat membakar targetnya menjadi abu dalam hitungan menit.

Tanpa keraguan, Jaka langsung menjentikkan jarinya tepat ke arah mobil BMW itu berada. Dan benar saja...

“WUSH! BOOM! DUAR!”

Mobil tersebut langsung meledak dan terbakar dengan hebat. Api yang sangat besar membumbung tinggi membentuk asap hitam mirip jamur gelap dengan pola yang tak beraturan.

Lalu bagaimana dengan Jerry? Tak perlu ditanyakan lagi, dia mati di tempat dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Jasadnya terbakar habis, bahkan tulangnya telah menjadi bubuk hingga tak tersisa.

Setelah melakukan itu, Jaka segera melesat dengan sangat cepat menuju Kota Blue Star. Karena tidak ingin membuat ibunya cemas, dia menyewa sebuah hotel. Dengan perawatan dari para pegawai, kakaknya segera diurus dengan pelayanan terbaik.

Setelah memastikan keamanan kakaknya, Jaka keluar dari hotel. Saat keluar, kebetulan dia melihat ada sebuah kafe yang masih buka. Dia pun segera menyeberang jalan dan menuju ke kafe tersebut.

Seorang pegawai dengan sikap ramah menyambutnya dan menyerahkan menu yang bisa di pilih oleh Jaka. Setelah memesan beberapa camilan ringan, pegawai tersebut pun pergi untuk menyiapkan pesanannya.

Saat ini, dirinya duduk santai ditemani oleh hembusan udara malam.

“Keluarga Fernandez, kah?” bisiknya pelan.

Kemudian dia segera mengeluarkan ponselnya, lalu mencari nomor Bagaskara yang sudah dia dapatkan sebelumnya saat masih berada di arena bawah tanah di gedung Astoria.

Setelah nomor Bagaskara ketemu, Jaka pun menekan tombol warna hijau.

Tut... Tut... Tut... Tut... Tut...

Suara nada dering terdengar berbunyi.

Tidak lama kemudian terdengar suara seruan di seberang.

“Halo... Jaka, apa kau baik-baik saja? Oh ya, bagaimana kondisi kakakmu? Apakah dia terluka? Jika iya, aku punya relasi yang mana keluarganya memiliki rumah sakit terbaik di wilayah barat. Jika kau mau, kakakmu bisa dirawat di sana.”

Mendengar itu, Jaka tersenyum. Ada rasa hangat yang mengalir di hatinya.

“Tidak perlu, kakakku baik-baik saja. Dia sedang beristirahat sekarang. Oh iya, Bagaskara, apakah kau mengenal keluarga Fernandez?”

Seketika suasana antara keduanya menjadi hening.

1
adi ambara
KEMBALI KE CERITA LA..FLASBACK LA..apa thor ni berapa kali ko nak ulang cerita...jangan jadi thor yg bodoh..kalau tak ada idea jangan menulis...bodoh..
adi ambara
cerita yg banyak basa basinya..skip je cerita yg perlu..jangan jadi thor yg bodoh..walaupun cerita pendek tapi padat..jgn banyak basa basi...tolol
Was pray
wah.... tujuan kepala sekolah menunjuk Jaka sebagai ketua kedisiplinan malah jadi gak. selamat sesuai Krn Jaka malah jadi ketua fraksi geng...
Bollong
saran aja Thor,jangan terlalu kebanyakan flashback Thor,dan jangan terlalu naif,kalo bisa langsung bantai bantai aja.🙏
Was pray
sesudah dianugerahi suatu kelebihan terus jangan lupa diri Jaka...gunakan anugrah yg kamu terima untuk kebaikan diri dan orang2 di sekitarmu, jangan malah timbul sifat sombong
Was pray
up nya lebih rajin biar banyak peminatnya Thor..
Pakde
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!