Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 32
Berada dalam satu kamar hotel tapi dengan ruangan yang berbeda, Cukup aman batin Rosa, tidak perlu melakukan kontak fisik terlalu sering masih bisa di kondisikan dengan tetap berada di kamar dalam melakukan pekerjaan.
Tepat di jam makan malam, seperti yang sudah ada dalam agenda pentingnya, Rosa keluar untuk memastikan Demitri tidak sampai lupa, saat ini dirinya telah siap dengan pakaian yang rapi dan elegan, menurutnya.
"Tuan Demitri?!" Rosa mengetuk pintu kamarnya.
"Tunggu!" tak lama Demitri pun membuka pintu.
Adu pandang sejenak, jika Rosa tengah silau dengan penampilannya Demitri yang sangat keren dan berkelas, Demitri sebaliknya.
"Ganti pakaian mu, bagian dadamu terlalu rendah"
Hah?, yang benar saja, serendah apa emang, menyebalkan, belum juga melorot sampai udelnya, Rosa merasa kesal juga, karena menurutnya, pakaian yang di kenakan cukup elegan, hanya lebar di bagian leher dan dada saja, masih aman sih.
"Menurut saya ini masih wajar Tuan"
"Nanti melorot, mau jadi santapan mata laki-laki hidung belang?"
"Kan tinggal di tarik" jawab Rosa yang menurut Demitri benar-benar di luar Nurul.
"Mau aku tarik?" jawab Demitri gemas sendiri.
"Ck, gak perlu tuan, takut kebablasan!"
"Ganti!"
"Iya" Rosa berbalik dan masuk kembali ke dalam kamarnya, mengobrak abrik isi koper mencari baju yang menutup seluruh badan sekalian, batinnya.
"Ada juga mukenah, pakai ini saja apa ya?", sepertinya Rosa mulai gila.
Tangannya hendak mencari kembali, namun tiba-tiba pintunya terbuka tanpa permisi, sesuatu melayang hampir mengenai kepalanya, beruntung hanya jatuh di bahunya.
"Pakai itu, cepat, jangan sampai telat!"
Apa-apaan bos satu ini, main lempar saja gak jelas sama sekali, tapi alih-alih menahan emosi, Rosa segera melihat baju yang baru saja menempel padanya.
Rosa melebarkan mata, terkejut melihat brand yang ada di sana, gila!
"Tuan!" teriak Rosa dari dalam kamar.
"Apa lagi?!" sahut Demitri.
"Ini di pinjam saja apa buat saya?"
Demitri menarik nafasnya, membawa semua kesabaran di dadanya, bisa-bisanya bertanya hal yang tak penting padahal waktu sudah mepet sekali.
"PAKAI!" teriak Demitri berharap masalah baju segera terselesaikan.
Rosa hanya menghela nafasnya, kemudian mengambil gaun yang sangat indah dan berkelas untuk di pakainya, "PAS!"
Bahkan Rosa tak percaya dengan penampilannya sendiri malam ini, gaun itu nampak cocok di tubuhnya, warna hitam dengan pernak pernik memberi kesan mewah terlihat nyata.
Keluar dari kamar, Demitri segera menoleh hendak mengomel karena keleletan sekretarisnya, namun_
Rosa membuatnya terdiam dan tak bisa berhenti menatapnya, sangat berbeda, bahkan riasan natural di wajahnya berpadu indah dengan gaun mewah yang di pakainya,
"Perfect!" batin Demitri.
"Ayo jalan Tuan, nanti telat!" ganti Rosa yang kini memperingati, berjalan duluan tanpa sadar bahwa dirinya sempat mengalihkan Dunia Demitri beberapa saat tadi.
*
*
Sambutan di berikan saat Demitri memasuki sebuah ruangan yang besar dan megah, ucapnya selamat datang dari beberapa pengusaha yang sudah berkumpul disana diberikan dengan hangat, jelas dilihat bahwa sosok Demitri memang di segani di kalangan pebisnis Dunia.
"Terimakasih atas sambutannya, saya senang bisa bergabung disini" ucap Demitri dengan aksen bahasa yang berbeda tentunya.
Begitu masuk lebih dalam lagi, disambut dengan aroma wangi dari makanan yang sudah tersaji, Rosa melihat berbagai hidangan yang ada di atas meja, semuanya terasa begitu lezat dan menggugah selera.
Rosa yang tak berani jauh dari Demitri, mencatat semua poin penting saat melakukan perbincangan dengan beberapa orang-orang ternama, lumayan bisa di gunakan untuk bahan dalam diskusi kemajuan perusahaan nantinya.
Namun ada yang membuat hati Rosa merasa khawatir juga, sepertinya dia kurang update tentang makanan di negara Qatar, hingga agak pusing juga mengira-ngira bagaimana cara makannya.
"Harusnya aku tanya dulu kek sama Freya, secara dia kan ada turunan arab-arabnya, siapa tau dia sudah terbiasa, haduh!" Rosa menelan ludah pelan.
Perasaan tak percaya diri menjalari dirinya, apalagi saat melihat beberapa wanita di seberang sana, mereka juga sekretaris dari berapa perusahaan yang datang malam ini, mereka tampak elegan dan percaya diri.
Setiap wanita itu mengambil peralatan makan yang ada diatas meja dengan gerakan yang sempurna, tampak begitu alami dan penuh percaya diri, memasukkan makanan ke dalam mulut dengan hati-hati dan menghasilkan gerakan yang sempurna.
Sementara Rosa yang kini telah berada di tempat nya, masih menatap dengan penuh kebimbangan, apalagi melihat banyak sendok dan garpu dengan bentuk yang berbeda-beda.
"Mati aku!" batinnya, rasanya ingin sekali Rosa mengeluarkan ilmu rawa rontek nya, eh salah, maksudnya ilmu berpindah alam yang bisa buat dirinya ngilang seketika.
"Ini mana yang harus gue ambil duluan ya Tuhan, macam-macam banget deh ah!" Hati kecilnya mulai meronta-ronta.
Tiba-tiba saja terdengar suara tanpa rupa, Rosa terkejut,
"Ambil pisau sama garpu disebelah kanan, makan daging duluan" lembut, hingga Rosa sempat bergidik mendengarnya.
Demitri sudah berbisik pelan di belakangnya sebelum akhirnya duduk tepat disebelah Sekretarisnya yang tertekan di jamuan makan malam.
Malu tentu saja ,Tapi Rosa bodo amat, toh hanya dia dan Demitri saja yang tau kejadian itu, tidak masalah, untuk selanjutnya tangan Demitri memberikan arahan pelan, menyantap makanan di atas meja makan dengan berurutan, dan Rosa berhasil mengikutinya dengan tenang.
Diakhir Perjamuan, Rosa melihat bagaimana Demitri memakan Roti yang tersaji, dengan lembut mengoleskan cream diatasnya, lalu menggigitnya pelan, sungguh pemandangan yang begitu seksi, apalagi saat lidah Demitri berusaha melumat sisa di tepian bibirnya.
"Pasti enak itu bibirnya, seksi banget Tuhan, ditambah lidahnya yang hangat, pasti_" SADAR ROSA!, teriak hati nuraninya sendiri, Rosa sampai tersedak minuman yang dengan cepat dia masukkan untuk menjaga kewarasan.
"Kamu tidak apa-apa?" Demitri segera melihat dan lebih mendekat.
"Maaf Tuan, hanya tersedak"
"Hati-hati" Demitri segera memberikan kain yang disediakan untuk membersihkan diri.
Interaksi mereka sempat membuat beberapa orang disana terdiam, kaget lebih tepatnya, karena seorang Demitri terkenal dengan sikapnya yang dingin pada wanita, tapi malam ini, bahkan mengkhawatirkan wanita yang hanya Sekretarisnya.
"Ehem, jadi Nona Rosa Sekretaris Tuan Demitri?"
"Benar sekali, maaf" ucap Rosa tak enak hati, sedangkan Demitri hanya tersenyum tipis dan kembali menikmati makanannya sendiri.
"Apa kemungkinan sudah ada yang terjadi dalam hubungan yang hanya Atasan dan sekretaris nya ini?" tanya salah satu dari mereka.
"Kami hanya_"
"Bisa saja" Sahut Demitri sebelum Rosa menyelesaikan ucapnya, dan hal itu sukses membuat Rosa melotot ke arahnya seketika.
"Oh ya?, kalau begitu aku mengundurkan niatku untuk mendekatinya, tidak baik mencuri milik teman sendiri" lalu terdengar tawa yang pecah begitu saja.
Keadaan kembali berjalan Normal, Sepanjang jamuan suasana terasa lebih hangat dan bersahabat, walau Rosa tau di sana pasti ada beberapa sebagian yang palsu.
Namun Rosa berbangga hati dan mensyukuri, semua ini pengalaman pertama kali ke luar negeri, dan bertemu dengan orang-orang besar dan bertangan besi dalam memimpin bisnis di kancah internasional, Hidup Rosa memang penuh dengan kejadian mengejutkan bukan?
Komen dong, Bersambung.
😄😄😄😄