Yan Chen ,Penguasa dewa tertinggi merasa hidupnya sudah mencapai akhir, ia kemudian memberikan kekuasaannya kepada muridnya yang paling ia percaya ,Ling Yan ,setelah itu ia berwasiat kepada muridnya untuk tidak membuka segel iblis di gunung Immortal.
Sang murid yang sudah mendapatkan amanat itu mematuhinya dan mengantarkan sang master untuk terakhir kalinya ,sebelum kematiannya ,Yan Chen memberi nasihat untuk muridnya agar ia tidak si makamkan melainkan di baringkan di atas ujung dunia dewa.
Sang murid juga mematuhinya dan setelah kematiannya, secara tidak terduga segel iblis di gunung Immortal terbuka ,hal itu karena desakan dari beberapa murid Junior lain di bawahnya dan akhirnya karena segel telah terbuka ,alam Dewa menjadi kacau dan Ling Yan orang pertama yang menjadi korban dari kekacauan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erik riswana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32 permintaan yang bisa langsung direalisasikan
Hening .
Mata semua pengawal dan gadis kecil yang sudah ada di dalam kereta terlihat heran dan bingung .
Mereka tahu dengan belantara Yancheng, di mana tempat itu adalah wilayah terbengkalai kerajaan Shuijin.
" rekan Chen ,apa kamu bercanda , mau membeli kawasan Yancheng, ?" Ketua Bai merasa perkataan Yan Chen tidak bisa begitu diandalkan.
" ya ,kalau bisa ,saya adalah seorang petani yang ingin mencoba hal baru ,jadi kawasan selatan Yancheng adalah pilihan utama untuk memperluas jalur pertanian " ucap Yan Chen dengan mata serius .
Ketua Bai terdiam ,ia mulai mengerti dengan tujuan pemuda yang tampak santai itu. " bukan tidak mungkin untuk membeli wilayah Yancheng, tapi harganya pasti mahal dan perlu ada perantara yang bisa masuk ke istana!" Kata ketua Bai dengan ekspresi sulit diartikan.
" ohh kalau begitu ,apa Ketua Bai tahu dengan hal masalah itu ?"
" sangat sulit ,hanya pejabat dan tokoh masyarakat saja yang bisa masuk ke istana, !"
Semua pembicaraan terdiam sejenak, hingga He Yuner yang mendengarnya tiba tiba berkata " tuan muda saya tahu ,siapa yang bisa masuk ke istana kerajaan Shuijin!"
" siapa nona muda ,?"
" ayahku , !"
Bai Nu langsung sadar ,matanya menatap fokus ke depan dan perlahan menganggukan kepala.
" ya rekan Chen , kamu bisa meminta bantuan tuan He Jingdiu, "
Yan Chen mengangguk, " baiklah, saya harap biaya untuk membeli kawasan selatan Yancheng tidak terlalu mahal atau tidak masuk akal " ucapnya setuju.
Rombongan kembali lanjut , mereka semua menelusuri jalan kembali menuju kota Teratai Merah, yang di mana itu ada di balik bukit berwarna putih ,tepatnya sebelah timur dari kota kecil Longshu.
Yan Chen mengeluarkan buku pertanian yang belum sempat dia kembalikan, matanya fokus membaca dan tanpa dia sadari, Rombongan telah melewati kota Longshu, dan berbelok ke arah timur.
Pemandangan sepanjang jalan sangat indah ,di mana banyak petani sedang memanen hasil tanaman yang sudah bisa di panen.
Setelah tiga jam perjalanan, akhirnya Rombongan sampai di kota Teratai Merah, Pemandangan indah digantikan dengan Pemandangan sibuk kota yang cukup ramai .
Di tepi jalan banyak pedagang atau pembeli yang sedang tawar menawar , suara berisik terdengar terus menerus menambah kehidupan kota Teratai Merah semakin hidup.
Yan Chen menutup buku pertanian yang ia baca ,dan melihat bahwa kota Teratai Merah sangat padat ,di mana banyak toko ataupun bangunan tingkat tiga sampai lima berdiri kokoh.
Kedatangan rombongan kereta dari pengawal guild pedang teratai mendapat perhatian khalayak luas , satu sama lain saling membicarakannya ,hingga Yan Chen yang ada di belakang kereta mendengar tangisan kecil dari dalam kereta.
" ketua Bai apakah sudah jauh kediaman klan He ?" Yan Chen menoleh ke arah Bai Nu yang serius mengendalikan kudanya.
" tinggal belok kiri sampai " jawab Bai Nu singkat.
Yan Chen mengangguk pelan ,ia sedikit menyebarkan persepsi jiwanya ,mencoba melihat siapa yang memiliki kekuatan tertinggi di kota Teratai Merah.
" semuanya merata ,ahli alam Kaisar tahap menengah , jumlahnya sekitar lima orang, dan satu seorang wanita, " gumamnya dengan cepat menarik jiwa dewanya ,ia bukan tidak takut ketahuan, tapi karena konsumsi energi Qi spiritual yang banyak bila menggunakan persepsi jiwa dewa.
Kereta secara tiba tiba berhenti tepat di halaman yang cukup luas untuk menjadi tempat pemberhentian kereta kuda dan kuda kuda yang di bawa oleh para pengawal guild Teratai Pedang.
" ayah aku kembali... !" He Yuner berbicara pelan ,wajahnya terlihat menunduk ,tidak berani menatap ke arah pria paruh baya yang memakai pakaian hakim kekaisaran.
" ya ,apakah gagal ?" Suara sang ayah terdengar datar , tidak menampilkan ekspresi marah atau senang.
" pengantin pria Lu Guang telah menikah terlebih dahulu dengan nona muda klan Chao !" Kata He Yuner sedikit bergetar .
" jadi kita terlambat ... ! Terimakasih tuan Bai telah mengawal putriku , " mata pria paruh baya itu menoleh ke arah Bai Nu yang tampak diam tidak berkata apa apa .
" sama sama ,itu sudah kewajiban kami sebagai anggota guild pedang teratai "
" kalau begitu mari masuk dahulu tuan Bai " pria tua itu memandang ke sekelilingnya, dan melihat ada seorang pemuda yang berbeda dari para pengawal lainnya.
" ini anggota baru ya ,tuan Bai ?"
" ohh ini ,namanya Yan Chen, dia memang anggota baru kami ," ujar Bai Nu tersenyum memperkenalkan Yan Chen kepada pria paruh baya yang terlihat angker itu.
" ya ,anak muda memiliki pekerjaan yang layak , ayo semuanya masuk, Yuner kamu kembali..."
" baik ayah!"
Yan Chen mengikuti Bai Nu dan lima belas orang lainnya masuk ke dalam halaman utama, ia memandang sekelilingnya yang penuh dengan berbagai tanaman hijau dan juga jeruk spiritual Merah ( jeruk mandarin ).
Yan Chen dan lainnya duduk di halaman ,sedangkan Bai Nu terlihat berbicara serius dengan tuan rumah ,mereka berdua sesekali melirik ke arah Yan Chen yang tampak sedang santai, memakan buah buahan yang sudah disediakan.
" rekan muda Chen datang kemari " kata Bai Nu melambaikan tangannya.
" ohh oke !"
Yan Chen mengerti dan langsung datang ," bagaimana tuan ketua Bai ?"
" ketua Hakim Jingdiu setuju ,tapi beliau meminta lima juta batu spiritual dan satu giok hijau kekaisaran "
" baik ,tidak masalah..!" Yan Chen mengeluarkan setumpuk batu spiritual hasil jarahan saat dirinya melawan para penjaga tambang kota Shuifang.
" aku tidak tahu berapa jumlahnya, semoga saja cukup ,juga aku tidak memiliki batu Giok kekaisaran, yang aku punya teknik peringkat kaisar ,apakah bisa " ucap Yan Chen memandang ke arah dua orang yang tercengang.
" nak ,kamu pastinya orang kaya tersembunyi, setumpuk ini sekitar 10 juta batu spiritual dan tawaran teknik peringkat kaisar adalah yang paling langka ,bila di jual akan mendapatkan 60 juta batu spiritual " ucap He Jingdiu dengan nada tertahan.
" ohh begitu ya , jadi apakah cukup ?"
" pasti cukup ,saya akan memastikan hasil yang terbaik ..!" Kata He Jingdiu dengan wajah gembira." Terus bagaimana dengan teknik tingkat kaisar?" Tanyanya dengan rasa penasaran.
" apakah tuan He memiliki gulungan spiritual?"
" ya ada !"
" kalau begitu, tuan He bisa mengambilnya, aku akan menulis langsung teknik tingkat kaisar itu " Yan Chen teringat dengan puluhan teknik tingkat kaisar yang ada di dalam pikiran dirinya.
" menulis , apakah tuan muda seorang penulis kuno ?"
" ya bisa di bilang begitu ..."
Karena He Jingdiu melihat begitu mudahnya pemuda di depannya mengeluarkan batu spiritual yang banyak ,ia langsung percaya dan menoleh ke arah belakang.
" Yuner ,kamu ambil gulungan spiritual di kamar tugas, " serunya keras.
Tidak ada jawaban dari dalam, hanya terdengar suara sepatu yang berjalan cepat .
Tak lama kemudian He Yuner muncul dengan gulungan kertas yang tampak menumpuk di tangan kecilnya , wajahnya tidak terlihat dari depan, karena banyaknya gulungan spiritual yang di bawa olehnya.
" kenapa kamu bawa sebanyak ini ?"
" ahh... aku .. !"
" tidak apa apa tuan He , saya akan memilih sendiri gulungan spiritual ini " kata Yan Chen dengan senyum tulus.
Ia menatap gulungan spiritual yang tampak di topang oleh dua buah kebanggaan gadis kecil yang tidak masuk akal itu .
" umhh nona ,bisa turunkan gulungan spiritualnya ,"
" iya ... baik tuan muda.... !"