NovelToon NovelToon
Langit Yang Kedua

Langit Yang Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Romansa pedesaan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

Hagia terkejut bukan main karena dirinya tiba-tiba dilamar oleh seorang pria yang jauh lebih muda dari usianya. Sebagai seorang janda beranak satu yang baru di ceraikan oleh suaminya, Hagia tidak menyangka jika tetangganya sendiri, Biru, akan datang padanya dengan proposal pernikahan.

"Jika kamu menolakku hanya karena usiaku lebih muda darimu, aku tidak akan mundur." ucap Biru yakin. "Aku datang kesini karena aku ingin memperistri kamu, dan aku sadar dengan perbedaan usia kita." sambungnya.

Hagia menatap Biru dengan lembut, mencoba mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. "Biru, pernikahan itu bukan tentang kamu dan aku." kata Hagia. "Tapi tentang keluarga juga, apa kamu yakin jika orang tuamu setuju jika kamu menikahi ku?" ucap Hagia lembut.

Di usianya yang sudah matang, seharusnya Hagia sudah hidup tenang menjadi seorang istri dan ibu. Namun statusnya sebagai seorang janda, membuatnya dihadapkan oleh lamaran pria muda yang dulu sering di asuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Biru dan Hagia menandatangani buku nikah dan berkas lainnya, Biru juga sudah membaca Sighat Taklik Talak. Kini mereka tengah melakukan prosesi pengambilan gambar, dari Biru dan Hagia memegang buku nikah, penyerahan mahar sebagai simbol, juga foto bersama dengan para saksi dan penghulu.

Acara masih berlanjut, yaitu sungkeman. Suasana semakin hangat dan emosional ketika melakukan prosesi sungkeman, sebuah tradisi meminta doa restu kepada orang tua dan keluarga yang lebih tua. Mereka berdua dengan khidmat dan hormat, membungkukkan badan, mencium punggung tangan orang tua mereka, sebagai tanda hormat dan bakti.

Orang tua mereka, dengan air mata bahagia, membalas dengan doa dan pelukan hangat, memberikan restu dan kasih sayang kepada kedua anak mereka, yang kini telah resmi menjadi suami istri.

Para tamu undangan juga ikut merasakan kehangatan dan kebahagiaan, banyak yang tersenyum dan ada juga yang meneteskan air mata, melihat prosesi sungkeman yang penuh kasih sayang itu.

Suasana masih terus berlanjut dengan beberapa tradisi yang masih kental di daerah itu. Biru dan Hagia menjalani prosesi adat yang penuh makna, seperti prosesi injak telur, prosesi balang antah, dan lain-lain.

Mereka berdua menjalankan setiap prosesi dengan khidmat dan senyum yang merekah, menunjukkan kebahagiaan dan kesyukuran mereka atas nikmat yang telah di berikan. Para tamu undangan juga ikut meramaikan dengan memberikan dukungan, membuat suasana semakin hangat dan meriah.

Kyai Ismail, sebagai ayah Biru, hanya tersenyum dan membiarkan putranya menjalani tradisi-tradisi tersebut. Beliau tahu, bahwa tradisi-tradisi itu memiliki makna dan nilai yang baik, dan tidak akan melanggar ajaran agama.

Setelah serangkaian acara itu selesai, pengambilan foto keluarga juga sudah dilakukan, kini saatnya para tamu undangan menikmati makan siang.

Para tamu undangan mulai menuju ke tempat makan yang telah di siapkan, dengan aroma makanan lezat dan menarik. Biru dan Hagia, sebagai pasangan pengantin, juga ikut bergabung dengan para tamu undangan untuk menikmati makan siang.

Mereka hanya memiliki waktu istirahat sebentar, sebab ba'da zuhur mereka sudah berangkat ke gedung serbaguna, untuk melakukan resepsi. Suasana makan siang meriah, dengan banyaknya hidangan lezat dan variatif. Para tamu undangan menikmati makanan dengan gembira, sambil berbincang dan bersenda gurau dengan yang lain.

Biru dan Hagia juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan, yang telah hadir dan merayakan hari spesial mereka. Biru menatap istrinya dengan begitu dalam, kini ia bisa sepuas hati menatap wajah cantik itu tanpa takut khilaf atau bisikan setan.

"Kenapa?" Hagia sadar jika Biru menatapnya begitu intens.

Biru meraih tangan Hagia, meremasnya dengan lembut. "Terimakasih sudah mau menikah dengan ku." ucapnya tulus. Bisa menikah dengan cinta pertama dan wanita yang selalu di impikan, siapa yang tidak bahagia dan terharu? Biru sangat bersyukur bisa menikahi wanita yang selama ini mengisi hatinya.

Hagia tersenyum dan menunduk, menyembunyikan rona merah di pipinya. "Seharusnya aku yang bilang seperti itu. Terimakasih, karena sudah mau menikahi janda beranak satu seperti ku." rasa minder itu masih selalu ada dalam hati Hagia, seharusnya Biru bisa menikahi gadis yang lebih baik darinya. Namun, perihal jodoh siapa yang tahu?.

Biru menarik dagu Hagia agar melihat kearah nya. "Aku tidak merasa menikah dengan seorang janda." ujar Biru, ia menoleh kesebuah meja yang tidak jauh darinya. "Lihat, putri kecil kita bahkan lupa dengan Bunda dan Abinya." matanya melihat kearah Hasya yang duduk nyaman dalam pangkuan Abinya, Kyai Ismail.

Hagia mengulum senyum melihat kedekatan putrinya dengan keluarga Biru, apalagi Umi Salma terlihat telaten menyuapi Hasya, sambil sesekali berbicara dengan Umi Maryam, sebab mereka memang berada dalam satu meja bundar.

Hagia menatap Biru dengan tatapan dalam yang sulit di artikan, ia merasa sangat bersyukur memiliki suami seperti Biru, yang menerima dan mencintai dirinya juga Hasya dengan tulus. Entah sebesar apa cinta Biru padanya, Hagia akan berusaha membalas cinta itu dengan ketulusan yang ia miliki. Ia bertekad untuk belajar mencintai Biru, tidak ada alasan untuk tidak mencintai Biru, apalagi sekarang Biru sudah sah menjadi suaminya.

Biru tersenyum manis dan menarik Hagia dalam pelukannya, membisikkan kata-kata yang membuat hatinya semakin hangat. "Aku tidak melihatmu sebagai janda, aku melihatmu sebagai istriku, ibu dari anakku, dan wanita yang aku cintai." bisiknya, membuat Hagia semakin meleleh.

Saat Biru dan Hagia menikmati momen indah itu, suara deheman memaksa keromantisan mereka berakhir. "Ehemmm, gak ganggu kan?" kata Bilal dengan senyum cerah tanpa rasa bersalah.

Hagia menjauh dirinya dari tubuh Biru dan menyembuhkan wajah malunya, sementara Biru menatap kesal pada sang adik, karena sudah mengganggu nya.

Biru menggulung mata, "Kamu memang tidak tahu waktu, Bilal." ujarnya menahan geram.

Bilal tersenyum semakin cerah, "Waktu? Waktu untuk apa? Kan ada waktu untuk makan, waktu untuk foto, dan waktu ehem saling mengenal." Bilal membenarkan kopiahnya, yang sebenarnya tidak perlu.

Hagia tertawa, "Kamu bisa aja, Bilal." katanya sambil menggeleng kepalanya.

Bilal mengacungkan jempolnya. "Itu karena adik ipar Kakak ini sempurna." katanya dengan sangat percaya diri.

Biru tertawa remeh, "Sempurna? Kamu? Hahh!" ujar Biru dengan nada mengejek.

Bilal hanya mencebik, namun tetap tersenyum, "Hei, aku adikmu, aku harus sempurna untuk membuatmu terlihat lebih tua." balasnya tersenyum lebar.

Kata-kata Bilal kembali membuat Hagia tertawa, "Kamu memang tidak bisa kalah, Bilal." ujarnya tanpa menghiraukan wajah masam sang suami.

Bilal mengangguk, "Itu karena aku adik favoritmu, Kak." kata-kata Bilal berhasil membuat mata Biru melotot, namun Bilal tidak peduli.

Biru menoleh kearah Hagia yang berusaha menghentikan tawanya. "Apa?" tanya wanita cantik itu mengerutkan keningnya.

Biru menoleh kearah Bilal, memberi isyarat untuk pergi, namun pria berusia 25 tahun itu malah mendudukkan tubuhnya dengan santai di hadapan sepasang pengantin baru.

Biru yang tidak bisa berbuat apa-apa, hanya menarik napas dengan pasrah dan kembali menatap sang istri. "Sayang, aku suka melihatmu tersenyum. Tapi aku lebih suka menjadi penyebab senyum mu." katanya lembut. "Bukan sebab orang lain." imbuhnya melirik kesal pada Bilal.

"Dasar bucin," desis Bilal mengejek, Biru mengendikkan bahunya.

Hagia mengulum senyum melihat Biru menunjukkan sifat posesif nya. "Dan aku berharap, kamu adalah sebab dan alasanku tersenyum. Aku menggantungkan seluruh kebahagiaan ku padamu, Gus." ujarnya penuh harap dan kelembutan. "Jangan kecewakan aku." pintanya tersenyum hangat.

Biru mematung mendengar kata-kata istrinya, untuk pertama kalinya Hagia berbicara sangat manis dan romantis menurutnya. Tentu Biru bahagia mengetahui wanita yang dicintainya begitu berharap padanya. Namun, di saat bersamaan, hatinya merasa di hantam beban berat.

"Jangan kecewakan aku." ulang Biru dalam hati. Sayangnya, kenyataan telah membuat Biru mengecewakan Hagia sejak awal dengan status pernikahan rahasianya. Entah sampai kapan Biru sanggup memikul kebohongannya, besar harapan Biru jika Hilya tidak pernah menemuinya.

Jahat memang, sebagai seorang suami ia tidak memikirkan dan memberikan hak pada Hilya sebagai istrinya. Namun, keegoisan dan obsesi Hilya lah yang dengan kejam menempatkan nya dalam posisi yang sulit. Andai saja waktu itu ia tidak kembali mengajar, dan hanya mengirimkan surat pengunduran diri, mungkin hidupnya tidak akan serumit ini.

*

*

*

*

*

TBC

Happy reading 🤗🤗🤗

Cerita ini hasil karya dan halu author ya, murni. Jangan bilang mirip sama berita viral yang seorang pria menikahi dua wanita dalam waktu berdekatan itu. No! Author tahu beritanya, tapi author gak ngikutin itu berita, karena author sibuk dengan dunia halu, dan dunia babu(dunia nyata).

Iya, author kalau di dunia nyata ini berperan sebagai Upik abu, dari terbit fajar hingga terpejam nya semua mata anggota keluarga😌😌😌😌 Lalu author kembali ke dunia halu lagi (menulis).

So, buat para readers... Tolong apresiasi dunia halu author dengan cara berikan komen, like, subscribe, dan vote 🥰🥰🥰🥰🥰 Kopi-kopi juga boleh, biar author gak ngantuk di jam Kunti😆Mawar untuk sajen🌹

Pokoknya sarangeeee sekebon jagung tetangga 🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻

1
Susapril Deping
Antukkan sekali kepala hilya biar sadar😁gemeees dech... liat hilya padahal paham agama
Starry💫: Reminder ya Kk, bahkan yang paham agama saja bisa salah dan di kalahkan dengan ego🤗
total 1 replies
Bahri Ali
cinta pertama biru berarti
Vanni Sr
ngeri² syedeep jgn smpe yg ahli agama bgitu jd perusaak, tkutnyaa jd pro dn kotra , krn si hilya psti ny pakai hijab pnjang.
Starry💫: Dari sini author ingin menyampaikan pesan, bahwa yang paham agama pun bisa melakukan kesalahan. Author sebelumnya juga udah konsultasi sebelum menulis cerita ini, pada yang lebih paham. Dan makasih kk udah mampir dan meninggalkan komen disini 🤗🤗🤗
total 1 replies
Susapril Deping
Alhamdulillah Di Lancarkan. Tapi Kok Aku Jadi Deg,.,,deg ..aaan yaaaa...Badai besar datang. Kasian Hagia berasa di bohongi 2x. apapun alasannya tetep saja sedih
Bahri Ali
yang sabar ya hagiaa
November
lanjut
Vanni Sr
sblm hagia tau mslah biru dn hilyah hrus sudah slsai kk
November
lanjut
Chelsea Aulia
Biru bodoh ,,,jangan menikahinya insting seorang wanita itu kuat biru
Vanni Sr
hrusnya yg tau biru nikah siri sm rubah betina , org tua ny dulu. biar mereka jd tameng untk bela hagia
Vanni Sr
tp jujur aja yg tidak d bnerakn sifat dn sikah si halya dn umi ny apa lg. dlingkungn pesantren gtu, pasti hlya.bkal ngelakuin hal nekat lgi dn umk ny mendukung. 1lg bu salma hrus tau gmn gila ny hilya
Vanni Sr
masa iya hagia d buat sakit 2x?? bkn kwjibn biru jg unk peduli sm hagia kalau tindkn ny buat wanita lain sakit hati.
Aryati Ningsih
semangat Thor ..lanjut terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!