Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 - Ponsel Baru
Bapak sedang apa?
Suara notifikasi pesan masuk ke sebuah ponsel mahal milik Aska. Pria itu yang baru selesai mandi mengambil hp nya, dia mengira apakah itu pesan dari Jeff entah ada pekerjaan yang mendesak atau dari mommy nya.
Tapi ternyata bukan pesan itu dari Arum, Aska menaikkan satu alis nya dengan bingung. Ya pria itu memang sebelum memberikan ponsel nya, dia menyimpan nomor nya dulu di sana, yaitu dengan nama A.
“Untuk apa dia mengirim pesan? Padahal kamar kami bersebelahan,”bingung Aska menghela nafas nya pelan.
satu foto masuk…
Arum yang sedang berbaring dengan santai sambil mencoba coba ponsel baru nya, ponsel yang baru di belikan oleh Aska itu. Dia sebelumnya seumur hidup belum pernah menggunakan ponsel dia membuka segala jenis aplikasi dan juga kamera.
Dia benar benar senang karena mendapatkan ponsel itu ketika notifikasi masuk, Arum langsung membuka pesan yang di kirim Aska. Dan seketika dengan kaget Arum langsung membuang ponsel nya.
“Arghh apa apaan itu!”teriak Arum dengan kaget.
Arum kembali mengambil ponsel nya dia melihat Aska mengirim sebuah foto pria tampan itu dengan rambut basah nya dan tanpa baju. Melihatkan otot otot perut nya di sana, dia mengirim foto selfie.
Kenapa bapak mengirim foto, saya kan bertanya bapak sedang apa (Arum)
Bukan kah kau bertanya sedang apa? Saya menjawab dengan gambar (Aska)
Bapak bisa membalas nya dengan pesan saja, itu memalukan!!!! (Arum)
“Bocah aneh, dia bertanya sedang apa. Di kirim foto malah marah, dan kenapa setiap kalimat nya harus ada emot aneh dan gila itu,”gumam Aska menggeleng.
Dia tidak membalas pesan Arum lagi karena dia merasa itu benar benar tidak masuk akal dan jelas sama sekali dan nyambung, entah apa yang di lakukan Arum mereka dalam satu rumah yang sama dan malah bertukar pesan.
Pria itu sama sekali tidak mempedulikan nya lagi, lalu Aska kembali melanjutkan aktivitasnya melihat semua dokumen pekerjaan nya. Ya pria itu memang ada beberapa kali masuk kelas dan beberapa kali tidak masuk kelas.
“Pekerjaan cukup banyak karena akhir akhir terus sibuk,”gumam Alaska membuka email nya.
Pria itu larut dengan pekerjaan nya sedangkan Arum mendengus kesal karena Alaska tidak membalas pesan nya dia turun ke bawah untuk ke dapur dan memasak karena itu memang tugas utama nya.
Walaupun ada pelayan utama di sana, Arum sekarang di tugaskan memasak khusus untuk Alaska. Dia turun karena hari sudah sore, gadis selalu masak masakan sederhana tapi Alaska pasti menyukai nya.
“Nona biar kami bantu ya,”jawab pelayan kepada Arum.
“Aduh pak Syahrul. Jangan panggil nona saya juga pelayan di sini,”rengek Arum merasa tidak enak.
“Saya tau nona, tapi anda berbeda. Bahkan seragam anda saja beda sendiri,”kekeh chef utama mansion Arnolda itu.
“Aku menyukai warna pink, aku bangga pakai baju pelayan ini,”tawa Arum dengan puas.
“Baiklah mari nona, jika semakin lama hari semakin malam tuan akan turun untuk makan malam,”ajak chef itu.
Arum mengangguk tanda paham dia memasak makanan lautan hari ini berbagai jenis makanan laut dia olah. Ya walaupun makanan laut membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra untuk memasak nya.
Untung saja Arum mendapatkan banyak bantuan, tapi bumbu nya sesuai dengan selera Arum yang lain hanya bagian membantu membersihkan saja, atau memotong bahan. Waktu berlalu, memasak benar benar melelahkan.
Drap… drap…
“Tuan william sudah memutuskan untuk melakukan ekspansi ke negara besar di eropa. Beliau bertanya apakah Arnolda akan ikut andil karena tentu Alferoz mau bekerjasama seperti peluang yang besar ini,”ujar Jeff kepada Aska.
Saat ini mereka berdua berjalan dari lantai dua di tangga sambil turun ke bawah menuju meja makan, seolah tidak ada hari tenang Aska bahkan dirumah dia juga sibuk membahas pekerjaan.
Langkah kaki nya yang besar tanpa memegang apapun itu, dia duduk dengan santai sambil kursi nya di buka kan pelan oleh pelayan. Ya sudah biasa, memang CEO Arnolda memiliki pelayan nomor satu.
“Aku sudah bilang, masalah memperluas jaringan tolak saja. Tetapi jika itu berkaitan dengan bisnis 3 keluarga besar, kau bisa menerima nya, katakan itu kepada tuan william,”jelas Arka kepada Jeff.
“Baiklah tuan, saya akan menyampaikan nya kepada CEO william,”angguk Jeff merasa paham dan duduk di kursi lain di sana.
Ya kadang kala nya Jeff memang sering tinggal di mansion Arnolda sebenarnya dia memiliki apartemen tapi kadang Jeff memang lebih efektif tinggal di sana. Arum yang mendengar percakapan dua orang itu hanya bingung.
Ekspansi? CEO? Pekerjaan? Entahlah apa yang di bahas mereka, Arum tidak paham. Kenapa pak Alaska tidak membahas soal rumah bilangan atau apa? Dia malah bahas hal lain yang tidak masuk akal.
Kak bahas apa? Aneh banget kayak orang sibuk
Alaska yang mendengar notifikasi ponsel nya membuka ponsel nya dia melihat di ujung meja makan Arum yang memegang ponsel nya juga dengan pakaian pelayan khas bewarna pink khusus milik nya.
Gadis itu terlihat kusut karena benar benar seperti orang habis masak, Arum yang di lirik Alaska terkekeh. Pria itu menggoyangkan telunjuk nya maju mundur seolah memanggil Arum.
“Saya kak?”tanya Arum mendekat.
“Kau, aku di sini. Kenapa kau kirim pesan bocah, anak kecil memang banyak tingkah,”geleng Alaska dengan bingung.
“Hehe itu seru saja,”jawab Arum dengan malu dia juga bingung dengan tingkah nya sendiri.
“Sudahlah duduk, kau juga ikut makan. Lepaskan celemek itu dulu,”ketus Alaska melirik Arum.
“Loh jangan kak, ngapain saya ikut makan. Saya kan sudah sering bilang saya tidak mau di bedakan dengan pelayan lain,”jelas Arum menolak kepada Alaska.
“Kau mau makan atau tidak? Tidak usah makan nanti,”ketus Alaska melirik Arum.
“Eh iya iya saya makan,”angguk Arum dengan cepat.
Ya bagaimanapun Arum tidak akan menolak makan bersama itu, tapi para pelayan selalu saja salah paham kalau diri nya adalah pacar Alaska maka nya para pelayan bersikap baik pada nya.
Gadis itu duduk di samping Alaska karena memang di sana lah bangku nya kata Alaska bangku lain sudah ada pemiliknya jadi tidak boleh sembarangan orang duduk di sana, ya Arum tidak paham dia hanya mengikuti nya.
“Besok aku tidak ada kelas, kau akan di antarkan oleh Jeff,”jawab pria itu kepada Arum.
“Tidak usah kak, saya naik bus saja kan ada yang pagi. Ngerepotin aja, terus besok kakak sama kak Jeff mau kemana? Tiduran aja?”tanya Arum dengan bodoh.
“Kami besok menangkap babi hutan nona itu pekerjaan samping kami,”sambung Jeff dengan ramah.
“Wah pantesan duit bapak banyak ternyata ngepet ya haha,”tawa Arum dengan puas sedangkan Alaska hanya menggeleng pasrah.