Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Luar Prediksi
Setelah itu, Misel pun langsung mematikan telpon dan bergegas ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi.
Lalu ia pun memakai pakaiannya dan bersiap untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu sebelum menelpon kembali Resa.
Beberapa menit kemudian, Misel telah selesai melaksanakan shalat. Baru saja ia selesai membereskan tempat shalat dan mukena yang ia kenakan.
Terdengar suara telpon dari handphone miliknya itu. Bergegas lah ia meraih handphone miliknya dan tak menunggu lama. Sambungan telpon itu terhubung.
"Sudah kak?" suara Resa terdengar dan dia lah pelaku yang menelpon Misel.
"Hm... sudah." ucap Misel.
"Baguslah kalau udah, kak di rumah kakak ada acara apa? kok banyak orang?" ucap Resa yang tiba-tiba aneh menurut Misel.
Karena memang Misel tak mengetahui apa yang terjadi di luar, sehingga ketika Resa berkata seperti ini. Ia menyimpulkan bahwa Resa aneh karena telah bertanya seperti barusan kepadanya.
"Hah... acara apa maksudnya? memang di luar rumah aku ada apa?" ucap Misel yang kini membuat Resa aneh.
"Loh kakak nggak tau, di luar rumah kakak ini banyak orang loh. Aku aja ini masih memantau dari kejauhan belum berani mendekat ke rumah kakak, takutnya aku salah alamat datang ke rumah kakaknya." ucap Resa yang terheran-heran dan aneh mendengar jawab Misel barusan.
"Masa iya sih banyak orang. Aku kok bisa nggak tau ya?" ucap Misel yang malah bertanya pada Resa.
"Ck... jelas lah kak, kakak nggak tau, kan tadi kakak bilang baru bangun tidur kan? Itu udah pasti kakak nggak akan tau apa yang terjadi di luar rumah kakak. Ya sudah kak, sekarang lebih baik kakak keluar liat sendiri biar aku juga nggak salah masuk rumah kalau ternyata kakak keluar dari rumah kakak itu." ucap Resa yang langsung menjawab ucapan Misel dengan tanpa jeda. Bahkan tak hanya itu saja, ia juga menyuruh Misel untuk segera keluar rumah untuk melihat keadaan rumah Misel sendiri, sekaligus menjemput dirinya yang takut salah rumah.
"Hm... baiklah aku keluar." ucap Misel yang langsung bergegas keluar kamar untuk melihat keadaan rumahnya itu.
Baru saja keluar rumah ia sudah melihat banyak dekorasi di dalam rumahnya yang tampak tak asing jika melihat dekorasi seperti ini.
Karena setahu dirinya jika ada dekorasi seperti ini. Itu artinya akan ada acara pernikahan, khitanan, atau syukuran kecil-kecil lainnya yang mengharuskan dekorasi ini ada.
Namun, sampai detik ini, Misel tak mempertanyakan hal tersebut.
Ia masih tetap melangkahkan kaki keluar rumah dan setelah ia berada di luar rumah. Begitu terkejutnya ia setelah melihat dekorasi indah di depannya.
"Kak... udah di luar belum?" ucap Resa yang akhirnya mengalihkan pandangan Misel yang sebelumnya takjub akan keindahan dekorasi tersebut.
Sehingga ia pun mulai menjawab ucapan Resa.
"Hm... sudah, kamu dimana?" ucap Misel yang mulai melirik kanan dan kiri.
"Sebentar kak, aku liat kakak dulu. Posisi kakak ada dimana?" ucap Resa yang malah berbalik tanya pada Misel.
"Hm... ini aku ada di depan pintu. Cepat ke sini." ucap Misel.
"Baiklah kak, aku udah liat kakak. Aku akan ke sana, tunggu jangan masuk ke rumah dulu. Aku malu kalau harus masuk langsung ke rumah kakak tanpa ada kakak." ucap Resa yang entah kenapa menurut Misel berbeda dengan biasanya.
"Ck... malu? biasanya juga malu-malu in, bahkan tak di minta masuk pun kamu langsung masuk sendiri ke rumah." ucap Misel mengingatkan Resa yang sering masuk ke rumahnya tanpa izin.
"Hehehe... Itu kan dulu kak, sekarang mah beda lagi. Banyak orang di rumah kakak, aku kan malu. Apalagi kalau misalnya nanti ada yang lihatin aku, terus tanyain aku dan lain sebagainya. Aku kan jadinya malu. Jadi, tunggu sebentar oke kak." ucap Resa.
"Hm... Iya, tapi jangan lama. Kalau lama aku tinggalkan, kamu masuk sendiri aja." ucap Misel mengancam Resa.
"Oke kak, aku nggak lama kok." ucap Resa dengan cepat.
Dan benar saja belum juga sampai satu menit Misel menunggu Resa. Resa sudah berada di hadapannya.
"Ayo kak kita masuk." ucap Resa yang langsung menggandeng tangan Misel untuk segera masuk ke dalam rumah.
"Ck... kalau udah dekat , ngapain kamu masih diem. Bukannya langsung masuk, heran." ucap Misel yang tak habis pikir dengan Resa. Karena posisi Resa ternyata dekat dengan rumahnya, tapi ia malah menyuruh dirinya untuk keluar dan menjemput Resa. Sungguh tak ada kerjaan banget bukan Resa ini. Tingkahnya di luar prediksi.
"Hehehe... Tadi kan aku udah bilang kak, aku ini malu buat masuk ke rumah kakaknya. Makannya minta kakak buat keluar, biar aku nggak malu. Gitu loh maksud aku tuh." Ucap Resa panjang lebar.
"Hm... kalau bisa sendiri, jangan manja. Masuk aja, nggak perlu malu." ucap Misel yang sengaja menyindir Resa.
"Malu tau kak, tapi beruntung sih. Kakak ku ini baik, jadi aku nggak malu lagi buat masuk ke rumah kakak." ucap Resa.
"Hm... tapi buang-buang waktu ku saja." ucap Misel.
"Gapapa kak, sekali-kali buang waktu kakak buat adik tersayang mu ini. Hehehe..." ucap Resa dengan pedenya.
"Ck... adik tersayang? bukan adik tersayang ini namanya, adik nyusahin kakaknya baru klop." ucap Misel.
"Ya ampun kak, aku nggak nyusahin kakak loh. Kok kakak setega itu sih sama aku." ucap Resa yang mulai drama.
"Sudahlah jangan kebanyakan drama, kamu sejak kapan diam di sana tadi?" ucap Misel yang akhirnya mengalihkan pembicaraan.
"Sepuluh atuh lima belasan menit deh kak, kalau nggak salah. Aku nunggu kakak, tapi aku nggak berani masuk ke rumah. Ya jadi nya aku nunggu dulu aja selama itu." ucap Resa yang kini mulai mengubah ekspresi nya menjadi lemas.
"Kenapa di buat terlihat lemas seperti itu? Kamu mau aku empati karena udah nunggu selama itu? Iya, itu maksud kamu?" ucap Misel yang langsung memberikan pertanyaan sarkas pada Resa.
"Hm... bukan gitu kak, tapi maksud aku tuh, siapa tau aja kakak langsung tawarin aku minum biar nggak kehausan gini. Nunggu kakak cukup lama. Eh... ternyata aku salah prediksi kakak malah jawab seperti itu sama aku." ucap Resa yang kecewa karena jawaban Misel tak sesuai dengan keinginan diri nya.
"Lagian kalau mau minum, kamu ambil sendiri aja. Biasanya juga gitu kan? nggak perlu di suruh kamu udah inisiatif sendiri ngambil." ucap Misel mengingatkan kebiasaan Resa selama ini.
"Hm... iya sih kak, tapi kan hari ini beda. Banyak orang di rumah kakak, aku nggak mungkin langsung ambil begitu saja tanpa di suguhi oleh yang punya rumah. Malu dong kalau harus langsung mengambil sendiri seperti biasa nya kak." ucap Resa.
Bersambung...