Penderitaan yang dialami Hana selama ini kini terbalas melalui Seorang perempuan yang dibawah oleh Suaminya untuk dijadikan Madu untuknya.
Dia tidak pernah menyangka Hidupnya akan berbeda dan Terlindungi oleh Madu yang dianggap sebagai saingan dan juga penderitaan.
Madunya Tidak hanya menjadi pelindung Tapi juga Bisa mengembalikan segala Yang dia miliki yang selama ini gdi kuasai suami dan juga keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Semua orang menoleh mendengar teriakan perempuan itu, Arman menoleh melihat istrinya yang baru saja dia nikahi kini menatapnya tajam.
"Kenapa kau memperlakukan orang seperti itu??, itu sudah keterlaluan, sekalipun dia cacat, kau tidak seharusnya seperti itu". Marah Kayya berkacak pinggang pada Arman.
Emosinya langsung meledak begitu melihat orang yang akan dia lindungi malah diperlakukan seperti itu, dia bahkan lupa sedang berpura-pura.
Arman yang melihat tingkah Kayya yang berbeda, mengkerut kan keningnya tidak mengerti.
"He, jangan ikut campur kau, kau siapa sih, seenaknya meneriaki kakakku seperti itu??". Aina kini murka melihat wanita itu.
Dia tidak mengenalnya tapi dia berlagak seperti orang yang punya banyak kuasa.
"Sial aku kelepasan". Rutuknya dalam hati
Sedangkan Kayya yang sadar dengan perbuatannya kini berusaha mengendalikan keadaan jangan sampai mereka semua curiga padanya bisa hancur berantakan rencananya nanti, dia menarik nafasnya dalam-dalam berusaha mengontrol emosinya yang saat ini meledak dan ingin memakan orang
"Mas sudahlah, berhenti menyakiti dia, lagian dia tidak bisa apa-apa, biarkan saja dia". Kayya menghampiri Arman dan bergelayut manja menatap ibah kepada Hana itu.
"Ya sudah, awas saja dia berani bertingkah macam-macam, akan ku lenyapkan dia, baru tahu rasa". Sungutnya dengan kesal.
Dia langsung tersenyum manis kepada istri barunya itu, dia kira istrinya akan berpihak pada Hana tapi nyatanya tidak, dia bersyukur.
"Iya mas, oh iya biarkan aku bicara dengannya, aku akan buat perhitungan dengan dia lebih dulu karena tadi berani menatap tajam kepadaku". Ucap Kayya dengan berusaha menahan emosinya dan memainkan peran agar Arman dan keluarga nya percaya padanya.
"Tentu, buat dia sadar diri jika sekarang dia bukan apa-apa dan tidak akan bisa melawan ku, dia akan dalam masalah jika bernai melawan ku". Sinis Arman menatap benci pada Hana.
Kayya hanya mengepalkan tangannya melihat tingkah keluarga Arman, dia berjanji dalam hati akan membuat mereka menangis darah karena melukai Hana seperti ini.
Untung dia tidak kelepasan, tadinya dia akan membuat perhitungan pada Arman karena berani memukul Hana tapi dia berhasil mengendalikan nya, dia tidak mau rencananya gagal total sebelum dia mengambil semua yang telah dirampas oleh Arman dan bisa membuangnya kembali ke tempat asalnya.
Arman langsung tersenyum senang, ternyata istrinya yang baru mendukung apa yang dia lakukan, dia menganggukkan kepalanya mempersilahkan sang istri baru menghajar istrinya yang cacat itu.
"Ayo". Hardik Kayya dengan keras.
Dia bahkan menarik kasar kursi Roda Hana hingga Hana memekik ketakutan, Arman hanya tertawa melihatnya sedangkan ibu dan adiknya juga ikut melakukannya.
Mereka tidak menyangka sekarang mereka sudah berkuasa, mereka bisa memperlakukan Hana dengan seenaknya tanpa takut apapun lagi. Mereka kini merasa menang tanpa tahu jika ini awal dari kehancuran mereka.
"Hajar dia kakak ipar, pastikan dia tidak banyak bertingkah, dasar perempuan cacat tidak berguna". Teriak Aina dengan girang.
"Mas dimana kamar pembantu, akan ku bawah si Cacat ini kesana, kita harus menikmati kamar utama". Ucap Kayya dengan senyum manis.
" Terus saja, dibelakang, kamu akan temukan pembantu, tanya saja mereka". Teriak Arman dengan senang.
Bahkan keluarganya mengangkat jempolnya dan mempersilahkan Kayya membawa Hana saat ini.
Kayya mengangguk segera membawa Hana pergi dari sana, dia akan berbicara empat mata dengan Hana saat ini, dia tidak akan membiarkan mereka menyakiti Hana setelah ini, dia akan membuat Arman bertekuk lutut padanya untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Lepaskan aku, lepaskan". Jerit Hana saat Kayya mendorong kasar kursi roda itu masuk kedalam kamar pembantu.
Hana kini menangis, dia tidak menyangka orang yang dia kira menjadi pelipur lara untuknya ternyata punya maksud lain dan selama ini memanfaatkannya dan sekarang malah memperlakukan dirinya seperti ini.
Kayya berkali-kali meminta maaf dalam hati karena berani membentak Hana dan mendorongnya dengan kasar
Setelah masuk kedalam kamar pembantu, Kayya mengunci pintunya dan menatap sendu kepada Hana.
Dia duduk kemudian menatap Hana dengan lama, sebelum akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Sebelumnya, bisakah kita bicara pelan supaya mereka tidak tahu apa yang akan kita bicarakan?? ". Ucap Kayya dengan pelan.
"Untuk apa? ". Ucap Hana dengan suara bergetar.
"Lakukan apa yang aku katakan kak, aku tidak ingin semua yang aku usahakan untuk bisa bicara dengan kakak menajdi sia-sia". Tegas Kayya.
Hana hanya mendengus mendengar perkataan Kayya yang memerintahnya seenaknya.
"Bagaimana kabarnya Kak Nana?? ". Kayya mengambil tangan Hana untuk di genggam.
Hana menghapus air matanya dengan kasar dan mengangkat kepalanya, bagaimana orang asing yang baru pertama kali dia lihat malah memanggil nama kecilnya.
Dia berusaha menarik tangannya tapi genggaman tangan Kayya padanya cukup kuat.
"Kau memanggilku apa tadi?? ". Ucapnya tergagap.
Dia berhenti untuk berusaha melepaskan genggaman tangan Kayya padanya berganti dengan terkejut.
Panggilan kecil itu hanya dirinya dan juga adik angkatnya yang tahu, begitu juga orangtuanya, dia tidak pernah lagi memakai nama itu semenjak adik angkatnya itu hilang.
"Kak Nana". Kayya mengulangi ucapannya dengan mata Berkaca-kaca.
"Bagaimana kau bisa tahu panggilan itu?? ". Tanyanya dengan kening mengkerut dan penuh tanda tanya.
"Kakak pasti tahu siapa saja yang tahu akan nama itu, apa kakak lupa?? ". Kayya kini meneteskan air matanya.
Akhirnya sekian lama mencari, dia bisa dekat dengan kakak dari orang yang menolongnya saat itu.
"Jangan bilang kau Rukayya Almira?? ". Tanyanya dengan suara bergetar menahan tangis.
Apakah adik yang selama ini hilang kini kembali bersamanya, tapi bisa saja orang lain mengaku-ngaku. dia tidak mau terkecoh atas pengakuan itu.
Kayya tersenyum sendu, dia akan menceritakan kisahnya dengan pemilik nama yang kini dia gunakan begitu juga dengan identitasnya.
"Aku orang yang akan melindungi kakak nanti selama aku ada disini jadi aku minta tolong apapun yang aku katakan kakak dengarkan dan lakukan ini untuk kebaikan kakak juga".
Nafas Hana tercekat, apa maksudnya itu, memakai identitas adiknya dan melindungi orang yang dia sayang.
"Jangan bertele-tele, katakan sekarang juga apa maksud perkataanmu itu, katakan padaku". Ucap Hana penuh penekanan dan nafas memburu.
Apakah terjadi sesuatu pada adiknya sampai ada orang yang menggunakan identitas dirinya.
Saat akan menjelaskan pada Hana gedoran pintu terdengar nyaring, Kayya hanya bisa menghela nafas kasar, belum juga dia menjelaskan pada Hana tapi orang-orang menyebabkan itu malah mengganggunya.
"Intinya, aku akan melindungi kakak selama aku disini, aku mohon untuk kakak mengikuti permainan yang ku buat, aku tidak akan membiarkan mereka membuatmu menderita dan akan ku kembalikan segala milikmu yang mereka rampas, aku belum bisa menjelaskan apapun, tapi aku pasti menjelaskannya nanti, mau yah, please". Kayya menatap Hana dengan memohon.
mengasuh bagusnya
apakah dia adik yang hilang??