NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Cinta itu buta, itulah mengapa aku bisa jatuh cinta padamu." -Langit Senja Pratama-

"Tidak, kamu salah. Cinta itu tidak buta, kamu saja yang menutup mata." -Mutiara Anindhita.

.

Ketika cinta jatuh di waktu yang tidak tepat, lantas apa yang mesti kita perbuat?

Terkadang, sesuatu yang belum sempat kita genggam, justru menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan.

Follow IG @itayulfiana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 4

...Kita bertemu kembali dalam kebetulan yang tak terduga, meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Takdir ataukah jodoh?...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV Tiara

Sebelum aku dan Reyhan masuk ke dalam mobil, kulihat bumper depan mobilku sedikit penyok, tapi masih tergolong ringan dibandingkan kerusakan mobil Senja. "Kak, gimana ini? Aku gak punya cukup uang buat bayar ganti rugi," kata Reyhan dengan wajah pucat.

Aku menghela napas, mencoba menahan kesal. Meski sebenarnya merasa iba juga melihatnya seperti itu. Mau bagaimana pun dia berulah, dia tetaplah adik kesayanganku satu-satunya. "Makanya, Rey, kamu itu dewasa sedikit jadi orang. Kamu sudah 21 tahun, sebentar lagi lulus kuliah. Jangan bisanya cuma bikin masalah terus," omelku, masih kesal dengan kecerobohannya.

Tapi sebelum aku bisa melanjutkan, Reyhan menyela dengan senyum nakal yang tiba-tiba muncul di waktu yang tidak tepat. "Loh, bukannya Kak Tia sendiri yang pernah nulis caption begini di sosmed, 'sejatinya, masalah itu ada untuk mendewasakan.' Itulah mengapa aku suka membuat masalah, agar aku cepat dewasa, Kak."

Mataku langsung menatap tajam mendengar pembenaran konyolnya itu. "Iya, yang kamu katakan itu memang benar. Masalah ada untuk mendewasakan, tapi gak rutin setiap minggu juga kali, Rey. Uugh," geramku, kesal dengan jawabannya yang seenaknya.

Reyhan terdiam sesaat, nyalinya kembali menciut. "Ya maaf, Kak. Namanya juga gak sengaja. Lagian, siapa juga sih yang mau celaka?"

Aku tak lagi menanggapi dan memilih masuk ke dalam mobil, meninggalkan Reyhan yang masih berdiri di luar.

Beberapa saat kemudian, mobil kami berhenti di bahu jalan yang lebar, tepat di belakang mobil Senja. Aku dan Reyhan turun, dan Senja sudah berdiri di belakang mobilnya yang mengalami kerusakan. Reyhan langsung mendekatiku lalu berbisik, "Kak, kamu aja yang bicara. Aku takut."

Aku menghela napas kesal, lalu mencoba mendekat untuk mengajak Senja bicara baik-baik. "Mas Senja, sebelumnya saya mau minta maaf mewakili adik saya," ucapku mencoba berbicara sesopan mungkin. "Dan... mengenai ganti rugi, saya siap bertanggung jawab berapa pun biayanya."

Senja hendak membalas, tapi ponselnya tiba-tiba berdering. Dia langsung menjawab panggilan itu. "Maaf, Pak, saya ada sedikit kendala di jalan. Tapi akan saya usahakan untuk sampai di sana secepat mungkin."

Setelah selesai berbicara, Senja beralih padaku. "Sekarang aku sedang ada urusan penting yang mendesak. Kita bicarakan ini nanti. Aku akan menghubungimu."

Aku mengangguk mengerti. "Oh, baik."

Sebelum Senja masuk ke dalam mobilnya, dia sempat menatap Reyhan dengan tatapan yang tak bisa kuartikan. Reyhan langsung bersembunyi di balik punggungku, meski pun dia lebih tinggi dariku. Aku baru bisa bernapas lega ketika Senja membawa mobilnya pergi menjauh.

"Kak Tia kenal sama orang itu?" tanya Reyhan.

"Hem," gumamku mengiyakan.

"Syukurlah. Semoga dia mau ngasih keringanan," ucap Reyhan sambil mengelus dadanya dengan lega.

Melihat itu, mataku langsung melotot tajam. "Keringanan, keringanan. Enak sekali kamu bicara. Yang ganti rugi itu aku, bukan kamu," omelku.

Reyhan tersenyum dan merangkulku. "Kak, jangan marah," bujuknya. "Kan Kak Tia sendiri yang sering bilang, orang sabar disayang Tuhan, dan orang lapang rezekinya luas."

"Bacot," kesalku, tapi Reyhan malah terkekeh melihatku marah.

"Ibu sama bapak jangan sampai tahu masalah ini. Kasihan mereka. Bisa-bisa nanti mereka kepikiran," kataku mengingatkan Reyhan begitu dia melajukan mobil.

Reyhan mengangguk cepat. "Sip, Kak. Tenang aja. Lagian, aku juga gak mau ibu sama bapak tau. Bisa-bisa aku dikurung di rumah, dan dilarang kemana-mana. Bisa gila aku, Kak."

"Biarin. Siapa suruh kamu suka bikin masalah."

****

Aku berjalan mondar-mandir di dalam kamar, menunggu Senja menghubungiku. Aku ingin menghubunginya duluan, tapi ada perasaan takut dan bingung juga mau berkata apa padanya. Biasanya aku jago merangkai kata, tapi kali ini otakku seperti macet.

Tiba-tiba ponselku berdering di atas tempat tidur, menandakan ada panggilan masuk. Sebelum menghampiri ponselku, aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Tanganku terasa dingin, dan jantungku berdebar lebih cepat. Setelah sedikit lebih tenang, aku meraih ponselku.

Namun, nama yang tertera di layar membuatku memutar mata malas. Tanpa menunggu lebih lama, aku menjawabnya, "Iya, halo."

"Aku ingin bicara dengan Ardhan. Aku telepon dia tapi tidak aktif, mungkin smartwatch-nya kehabisan daya," kata suara di seberang telepon dengan nada datar.

"Tunggu. Ardhan ada di kamar Ibu," jawabku dengan nada yang sama datarnya, sambil melangkah cepat keluar kamar. "Dhan! Ardhan! Nih, Ayah kamu mau bicara!" teriakku.

Anak itu langsung berlari dengan antusias menghampiriku. "Mana, Bund? Mana?" Begitu ponselku jatuh ke tangannya, Ardhan langsung berteriak kegirangan, apalagi saat melihat wajah Mas Arkan pada layar. "Ayaaah!!! Kapan pulang? Ardhan rindu...."

Aku menghela napas dan kembali masuk ke dalam kamar, membiarkan Ardhan berbicara dengan ayahnya.

******

Keesokan paginya, aku menyiram tanaman di halaman rumah, sementara Reyhan muncul di belakangku dengan langkah pelan. "Kak," panggilnya lembut.

Aku menoleh. "Hem, kenapa?" tanyaku sambil terus menyiram tanaman.

Reyhan menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada yang memperhatikan, terutama Ibu dan Bapak. "Yang kemarin gimana, Kak? Orang itu minta ganti rugi berapa?" bisiknya terlihat sangat penasaran.

Aku menjawab singkat, "Belum ada kabar."

Reyhan mengernyit, "Kok bisa? Apa iya dia gak keberatan mobilnya kita tabrak?"

Aku mengedipkan bahu. "Entah, mungkin dia sibuk."

Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku langsung yakin bahwa itu pasti Senja. "Rey, pegang ini," kataku sambil menyerahkan selang air padanya.

Reyhan menerima selang air sambil bertanya, "Orang itu, Kak?"

Aku mengangguk sambil mengangkat jari telunjuk ke bibir, memberi isyarat agar Reyhan diam. "Halo, Mas Senja," ucapku pelan, mencoba menyembunyikan rasa gugup.

Reyhan mendekatkan telinganya ke ponsel, berusaha mendengar percakapan.

"Mengenai yang kemarin, bagaimana kalau kita bertemu langsung untuk membicarakannya?" tanya Senja langsung tanpa basa-basi.

Aku ragu sejenak, tapi kemudian menjawab, "Terserah Masnya saja, saya ikut saja apa yang Mas mau." Senja tertawa, dan aku merasa pipiku memanas. Kenapa dia tertawa, apa ada yang lucu, pikirku.

"Bagaimana kalau kita bertemu siang ini?" tanya Senja lagi.

Aku terkejut, tapi mencoba menjawab dengan santai, "Terserah kamu saja."

"Baiklah, kalau begitu aku akan mengatur tempatnya. Nanti lokasinya aku bagikan denganmu. Oh, dan satu lagi..."

Tiba-tiba, suara Senja terhenti, dan aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Mas Senja?" panggilku, tapi tidak ada jawaban.

Reyhan menatapku dengan mata terbuka lebar, "Kak, kenapa? Apa yang terjadi?" bisiknya.

Dan saat itu, ponselku tiba-tiba mati. Kaget, aku mencoba menekan tombol untuk menyalakannya kembali. Tapi, layar ponsel tetap gelap.

1
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: siap kk
total 1 replies
wathy
aku kasi kopi deh biar tambah semangat 💪
Ita Yulfiana: Waaaah Kk baik banget😍😍 makasih banyak yah😘🥰🥰
total 1 replies
wathy
aku suka,, lanjut thor😍
Ita Yulfiana: Okey siaap😁😁
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Next....
Ita Yulfiana: waiiit/Grin/
total 1 replies
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: Siaaap😄🙏
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Semangat berkarya🤩🤩
Ita Yulfiana: Siap, makasih banyak😍😍
total 1 replies
wathy
aku beri kopi deh biar semangat update 💪
Ita Yulfiana: uwwaaah makasih banyak Kak😍😍🙏
total 1 replies
wathy
wahhh senja langsung nembak 😄
wathy
itu pasti senja
wathy: Aamiin.. sama2 😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!