NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

Di larang keras untuk copas, tindakan tersebut dapat di pidanakan dengan hukuman dan denda

Happy reading

Pangeran akhirnya angkat bicara, melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah Aluna, Aluna ketakutan melangkah mundur.

"Siapa kamu?" Tanyanya.

"A... aku... aku Aluna." Terbata.

"Aku tidak pernah melihatmu di kerajaan ini, dari kerajaan mana kamu berasal?"

"Jangan-jangan dia adalah mata-mata yang dikirim kerajaan seberang pangeran." Si prajurit menimpali, berbisik di dekat pangeran, namun Aluna bisa mendengarnya.

"Hei, aku bukan mata-mata. Aku ada di mana sekarang saja aku tidak tahu, kamu malah menuduhku sembarangan." Marah.

Prajurit itu mengerutkan keningnya, bagaimana mungkin Aluna bisa mendengar apa yang ia katakan? Sementara ia begitu mengecilkan suaranya. Ia dan pangeran saling pandang.

"Ada yang tidak beres dengan wanita ini pangeran." Kembali berbisik.

Sekali lagi Aluna bisa mendengarnya, memasang wajah garang pada prajurit itu.

"Kamu, berhenti memprovokasi dia seperti itu!" Menunjuk pangeran. Prajurit itu akhirnya berdiri dengan tegak, memasang wajah cool-nya kembali.

"Apa yang bisa membuktikan kalau kamu bukan mata-mata?" Pangeran angkat bicara.

Aluna berpikir sejenak, ia pernah membaca sebuah novel di mana seseorang kembali ke masa lalu di era kerajaan. Tapi apakah benar dia melakukan perjalanan waktu juga? Aluna kembali melihat ke sekelilingnya, di lihat dari tempat di mana ia berada, jelas itu bukanlah kotanya. Kembali mengangkat tangannya, kemudian mencubitnya dengan keras. Yah, dia merasakan sakit, itu berarti ini bukanlah mimpi tetapi kenyataan. Gadis itu kini yakin, ia berada di putaran waktu yang berbeda.

"Aku... aku... aku hanya gadis biasa yang terdampar di tempat ini."

"Alasanmu itu kuat untuk membuktikan kamu bukan mata-mata, bawa dia ke istana, biar ibunda ratu yang akan mengadilinya." Perintah pangeran.

"Baik pangeran." Menunduk.

"A... apa yang akan kamu lakukan? Lepaskan aku!" Berteriak, ia berusaha untuk terus memberontak nyatanya ia kalah oleh pria tersebut. Prajurit itu menangkapnya, memanggil pasukannya untuk memegangi Aluna, membawanya ke istana. Aluna yang ketakutan hanya bisa menunduk, tak berani bersuara kembali.

Sepanjang perjalanan menuju istana, Aluna begitu takjub dengan pemandangan yang ada di depannya. Suasana perkampungan yang sering ia lihat di tv dengan genre kerajaan kini bisa ia saksikan langsung. Gadis itu di bawa bagai seorang pencuri, ia di masukkan ke dalam kurungan kayu, di saksikan oleh mata orang-orang yang berpapasan dengan rombongannya dengan sang pangeran. Para rakyat segera menunduk kala melihat sang pangeran melintas di hadapan mereka.

Aluna kembali takjub saat melihat istana megah di depannya, gadis itu melongo.

"Ini istana yang sama dengan yang aku lihat di sampul buku itu."

Di istana

Aluna segera di seret oleh dua orang prajurit, menghadap pada Ratu. Kedua orang itu mendorongnya untuk bersujud, ia meringis karena lututnya yang sakit.

'Kasar sekali.' Mengeluh.

Mata Aluna berbinar kala melihat sang Ratu yang duduk di atas tahta, wanita itu begitu cantik dan menawan walau di usianya yang sudah berumur 40 tahun. Aluna mengerjap, merasa iri.

"Yang mulia Ratu, gadis ini di temukan oleh hamba dan pangeran, sewaktu berada di hutan. Kami curiga jika ia adalah mata-mata yang di kirim oleh musuh, karena itu kami membawanya kemari." Menunduk hormat.

Pangeran juga berada di sana, menyaksikan sidang itu. Meski di lubuk hatinya, ia menolak jika Aluna adalah seorang mata-mata. Ratu memandang Aluna yang tampak malah tersenyum menatapnya.

"Apa benar kamu adalah mata-mata?" Wajah ratu berubah garang.

"Tidak! Saya bukan mata-mata, saya sudah katakan kepada mereka, tapi mereka tidak percaya, percayalah pada saya." Aluna meyakinkan.

...***...

"Apa benar kamu adalah mata-mata?" Wajah Ratu berubah garang.

"Tidak! Saya bukan mata-mata, saya sudah katakan kepada mereka, tapi mereka tidak percaya, percayalah pada saya." Aluna meyakinkan.

"Lantas, siapa kamu? Mengapa ada di sekitar kerajaanku? Jawab dengan jujur, kalau tidak, aku akan menjatuhkan hukuman gant*ng padamu hari ini juga."

Aluna menggaruk pipinya yang tidak gatal, melihat sekelilingnya. Banyak orang yang berdiri di sana, menyaksikan dirinya yang tengah di interogasi. Malu... tentu saja, ia yang selalu menghindari mata orang-orang agar tidak menjadi pusat perhatian, hari ini malah menjadi tersangka utama yang di anggap mata-mata alias penyusup.

"Yang mulia Ratu, nama saya Aluna. Saya berasal dari negara P di kota L. Awal mula saya berada di sini, sewaktu saya membaca sebuah buku aneh yang saya temukan di perpustakaan nenek saya. Saya membuka buku itu dan cahaya tiba-tiba keluar dari dalam, dan saya lalu berada di hutan di dekat jurang. Itu saja yang saya ingat yang mulia. Saya bersumpah saya tidak berbohong."

"Jadi maksudmu kamu berpindah tempat dari dunia mu ke kerajaanku melalui sebuah buku? Heh, itu sangat tidak masuk akal."

"Tetapi saya mengatakan yang sebenarnya yang mulia."

"Saya tidak menerima alasanmu itu, pengawal seret dia ke tempat eksekusi!" Perintah sang ratu.

"Baik yang mulia."

Aluna membelalakkan matanya mendengar keputusan Sang Ratu.

"Tidak! Jangan yang mulia, saya tidak berbohong. Lepaskan aku!" Berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman para pengawal.

"Yang mulia dengarkan saya, saya benar-benar bukan berasal dari zaman ini. Lepaskan saya yang mulia!" Teriak Aluna berusaha melepaskan diri.

"Seret dia!" Sambil memberi isyarat dengan jarinya untuk membawa Aluna ke tempat eksekusi.

"Tunggu yang mulia!" Seorang laki-laki tiba-tiba masuk ke ruangan itu, menghadap pada Ratu, memberi hormat tepat di samping Aluna.

"Maafkan saya yang mulia, tapi ini sangat penting." Menunduk hormat.

'Siapa lagi ini? Ya Tuhan, aku mohon selamatkan aku.' Doa Aluna

Laki-laki itu meminta izin untuk mendekat pada yang mulia Ratu dan akan menyampaikan sesuatu yang penting. Ia terlihat membisikkan sesuatu yang membuat Ratu terkejut.

Sang Ratu sekali lagi melihat ke arah Aluna, memperhatikan gadis itu dengan seksama.

Yah, Aluna bisa mendengar apa yang laki-laki itu katakan kepada ratu. Gadis itu mengerutkan keningnya, tidak mengerti.

l

"Pengawal bawa dia ke kamar tamu dan perlakukan dengan baik." Perintahnya berubah secepat kilat.

Nyawa Aluna yang tadinya berada di ujung tanduk seketika berubah. Ia yang yang tadinya tersangka mendadak menjadi seorang tamu kehormatan.

'Ada apa ini?' Benaknya.

Tanpa bertanya, Aluna mengikuti langkah para pengawal, takut sekali dia jika Sang Ratu akan kembali berubah pikiran.

Setelah perginya Aluna, pangeran mendekat pada yang mulia dan laki-laki tadi.

"Ada apa ibunda? Mengapa ibunda mengubah keputusan untuk menghukum gadis itu?"

"Hamba mohon maaf pangeran, tapi dialah wanita yang kita cari selama ini." Laki-laki itu menjawab.

"Apa?" Pangeran terkejut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!