NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI MENJADI ANTAGONIS PALSU

TRANSMIGRASI MENJADI ANTAGONIS PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Antagonis / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: R.A Wibowo

Bagaimana jadinya jika seorang penulis malah masuk ke dalam novel buatannya sendiri?

Kenalin, aku Lunar. Penulis apes yang terbangun di dunia fiksi ciptaanku.

Masalahnya... aku bukan jadi protagonis, melainkan Sharon Lux-tokoh antagonis yang dijadwalkan untuk dieksekusi BESOK!

Ogah mati konyol di tangan karakternya
sendiri, aku nekat mengubah takdir: Menghindari Pangeran yang ingin memenggalku, menyelamatkan kakak malaikat yang seharusnya kubunuh, dan entah bagaimana... membuat Sang Eksekutor kejam menjadi pelayan pribadiku.

Namun, ada satu bencana fatal yang kulupakan

Novel ini belum pernah kutamatkan!

Kini aku buta akan masa depan. Di tengah misteri Keluarga Midnight dan kebangkitan Ras Mata Merah yang bergerak di luar kendali penulisnya, aku harus bertahan hidup.

Pokoknya Sharon Lux harus selamat.
Alasannya sederhana: AKU GAK MAU MATI DALAM KEADAAN LAJANG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.A Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Udara dingin menusuk kulit ketika kereta berhenti di depan gerbang hitam bertanda lambang bulan sabit—simbol keluarga Midnight. Sharon menurunkan kaki pertamanya ke tanah dan langsung merasakan atmosfer berbeda. Sunyi… namun bukan sunyi yang menenangkan. Sunyi yang seperti menunggu sesuatu.

“Ini… lumayan menyeramkan,” gumamnya lirih.

Di sampingnya, Gilbert memeriksa area sekitar tanpa sepatah kata. Leon terlihat waspada, sedangkan Althea berusaha tersenyum agar Sharon tampak tenang.

Pintu gerbang membuka dengan suara klek lembut. Seorang pelayan pria berdiri di depan sana, membungkuk hampir sempurna. Sosoknya tinggi, rapi, dan wajahnya terlalu tenang untuk ukuran menyambut tamu.

“Selamat datang di kediaman Midnight,” ucapnya dengan suara yang bening namun tak beremosi. “Tuan Arthur telah menunggu kedatangan Anda sejak pagi.”

Sharon menelan ludah. Mengapa dia menunggu pagi-pagi sekali? Jangan-jangan dia punya rencana aneh lagi…

Pelayan itu mempersilahkan mereka masuk. Lorong panjang menyambut, dipenuhi lukisan-lukisan tua dengan dominan warna gelap. Sharon mengamati sekilas—tidak ada satupun lukisan yang tampak menenangkan. Mata merah di beberapa potret memandang lurus, hampir terasa mengikuti langkah mereka. Ia tahu ini semacam foto garis keturunan, tapi agak menggelikan.

Sharon membetulkan letak jubahnya—yang ia dapatkan dari Gilbert tadi pagi, lalu memasangkan tudungnya. Ia terlihat sangat menjaga jubah tersebut. 

 “Kenapa rasanya semua potret disini menilai aku?”

“Karena memang begitu,” gumam Leon pelan. “Mereka menilai dosa-dosamu, nona tahanan.”

“Apa katamu? Coba ulangi sekali lagi!”

“Leon!” Althea menatapnya tajam.

“Aku hanya jujur,” sahutnya setengah frustasi.

Sebelum percekcokan kecil itu berlanjut, mereka berhenti di depan pintu besar yang dijaga dua ksatria Midnight. Pelayan membuka pintu dengan perlahan, memperlihatkan ruangan pertemuan kecil yang elegan—karpet merah tua, meja hitam berukir, dan jendela tinggi yang memperlihatkan langit kelabu.

Di tengah ruangan, duduklah seorang pria dengan sikap santai namun anggun. Rambut putihnya jatuh ke samping wajah, mata merahnya memandang mereka tanpa emosi—tetapi intens, seperti memotong kulit.

Arthur Midnight. Ia tidak tersenyum, namun tidak tampak marah. Senyumnya—atau ketiadaan senyumnya—adalah bentuk lain dari intimidasi halus.

“Kalian datang lebih cepat dari yang kuduga,” ucapnya tenang. Suaranya tidak keras, tapi cukup meneguhkan wibawa yang memaksa orang menelan kata-katanya.

Sharon menegang sepersekian detik, lalu memaksakan senyum diplomatik. “Undanganmu terlalu mencurigakan untuk dibiarkan lama.”

Arthur mencondongkan tubuh sedikit. “Bagus. Kecurigaan adalah hal yang membuat seseorang tetap hidup.”

Althea dan Leon sempat menukar pandang—keduanya tampak tidak nyaman.

Pelayan pria itu kemudian membungkuk sopan. “Sesuai undangan resmi, hanya Nona Sharon Lux yang diizinkan memasuki ruang pertemuan. Nona Althea dan Tuan Leon akan kami antarkan ke kamar tamu untuk beristirahat—”

Arthur perlahan mengangkat tangan, memotong kalimat itu.“Tidak perlu.”

Sharon mengerjap. Althea juga. Leon memutar kepala, menatap Arthur dengan waspada.

“Biarkan mereka ikut,” kata Arthur santai, seolah ia sedang menawarkan teh, bukan membantah protokol diplomatik. “Jika keluarga Lux membawa pengawalnya, aku tidak keberatan. Lagipula… bukan kebiasaan kami memisahkan anggota keluarga. Berbeda dengan keluarga Lux, kan.”

Sharon tak paham dengan maksud perkataan barusan. ‘tidak memiliki kebiasaan memisah anggota keluarga, berbeda dengan keluarga lux?’ apa maksudnya.

Sementara Leon tampak mengerti maksud perkataan tersebut. Dan menelan ludah panik.

Arthur tertawa,   Nada suaranya lembut. Tapi dibalik kelembutan itu, ada sesuatu—sesuatu yang membuat Sharon tak nyaman. Seakan Arthur sedang menata catur dan mengundang lawannya duduk manis dalam perangkap.

Gilbert melangkah maju setengah, berdiri sedikit lebih dekat ke Sharon, jelas tidak menyukai keputusan sepihak itu.

Arthur melirik ke arahnya sejenak—lalu mengabaikan Gilbert, seperti seseorang mengabaikan tiang lampu di jalan.

Pelayan tersebut menunduk. “Baik, Tuan Arthur.”

Arthur kembali menatap Sharon dan lain-lain.  “Masuklah. Kita punya banyak hal untuk dibicarakan.”

Sharon menarik napas. Berat… namun mantap.

ia melangkah masuk pertama, sementara Althea, Leon, dan Gilbert masuk menyusul. Pintu besar di belakang mereka menutup perlahan dengan duk berat, seolah menyegel mereka dalam dunia yang berbeda.

“Baiklah … mari kita mulai pembicaraan kita.”

1
Fahreziy
🖒🖒🖒
sahabat pena
Luar biasa
Kusii Yaati
berarti memang biang keroknya Arthur, demi dendam pribadi tapi memanfaatkan sharon.kasihan Sharon hanya karena dia anak Duke dan seorang pelayan Sharon di kucilkan😔
Fahreziy
🖒🖒🖒🖒
Manusia Biasa: terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
Yusni
menegangkan...kira2 rahasia apa yg disembuyikan
Manusia Biasa: haha ditunggu ya kak🤭
total 1 replies
Yusni
senoga nasib sharon berubah baik
Yusni
semoga selamat sharon dr eksekusinya
Nanang Kukun
menarik dong .....
Manusia Biasa: Terima kasih kak
total 1 replies
Yusni
menarikk
Manusia Biasa: Terima kasih kak🤭😍
total 1 replies
Murni Dewita
👣
Manusia Biasa: Terima kasih sudah memberikan jejak kak😍👍
total 1 replies
Fahreziy
nexk
Manusia Biasa: Terima kasih kak sudah membaca, untuk update nanti jam 11 ya kak😍🙏
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Manusia Biasa: Terim kasih kak
total 1 replies
Author kang Halu
semuanya diam
malah meme gw😭
Manusia Biasa: wkwkw
total 1 replies
Author kang Halu
no😭
Author kang Halu
Aku awalnya cuma coba baca sedikit, tapi endingnya malah maraton sampai bab terbaru. Ceritanya surprisingly rapi dan bikin penasaran.

Sharon sebagai antagonis palsu tuh bukan jahat—dia korban. Dan kita bisa lihat perubahan dia dari bab awal sampai sekarang.

pokonya mantap banget
Manusia Biasa: waduh terimakasih banyak kak atas reviewnya🤭💪
total 1 replies
Author kang Halu
waduh bahaya tah🤣
Author kang Halu
Mantap gw suka novelnya thor semangat
Fahreziy
👣👣👣
Manusia Biasa: Terima kasih jejaknya kakak😁🤭
total 1 replies
Yuliani Jogja
mantapp💪😍
Yuliani Jogja
Overall bagus

rekomendasi banget bagi yang suka cerita reinkarnasi
dan villain

semangat thor
Manusia Biasa: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!