"Salahmu sendiri terus menggodaku, jangan salahkan aku kalau sampai hilang kendali dan melepas paksa pakaian mu"
~~Ares Reindart Darmaji~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30.
“Aku tahu kau memang gila, tapi tidak seperti ini. Kau ingin merusak citraku” Victor menatap marah putrinya. Matanya cukup tajam menatap Flo yang berdiri sambil melipat kedua tangannya.
“ya terserah dirimu, kau mau menikahkanku atau kau mau menanggung malu karena anakmu hamil tanpa suami” Flo malah memasang wajah menantang, dia tak takut sama sekali dengan tatapan ayahnya.
Mata Victor melebar mendengar itu,
“Apa? Barusan kau bilang a..”
“Siapa yang hamil tanpa suami, kau hamil kak?” belum sempat Victor selesai bicara sudah di potong duluan oleh Vincent dan juga Valen yang berjalan mendekat.
“bukan urusan kalian, sudah sana kalian pergi saja” usir Flo sambil mengibaskan tangannya menyuruh kedua adiknya pergi.
“Bilang kak, siapa yang menghamilimu. Dia harus berhadapan denganku” ucap Victor tersulut emosi, dia memegang Pundak kakaknya kuat agar bicara.
“Apasih, udah sana” Flo malah menepis tangan adiknya.
“Jadi bagaimana? Kau mau menikahkanku dengan ajudan itu atau nggak. Kalau nggak tanggung resikomu” ucap Flo mengancam sang ayah.
“Ajudan? Ajudan siapa? Jangan bilang salah satu ajudan kita yang menghamilimu kak” ucap Valen saling tatap dengan Vincent.
“Suruh dia menemuiku dulu, baru aku akan menikahkan mu dengannya. Kau memang gila, selalu menyusahkanku saja” tukas Victor tampak kesal,
“Oke, setelah dia sampai Jakarta. Aku suruh dia menemuimu, oh iya..satu hal yang perlu kau tahu. Kau tidak akan malu menikahkanku dengannya, dia anak pejabat asal kau tahu. Cocok denganmu” pungkas Flo tersenyum tipis, mendengar itu Victor menatap kearah Flo antara yakin taky akin dengan ucapan putrinya tersebut.
“Papa akan diam saja dengan semua ini, Flo anak Perempuan mu pa dan dia di hamili pria tak bertanggung jawab dan papa hanya diam saja” protes Vincent yang tampak tak terima kalau kakaknya di hamili orang.
“Benar pa, harusnya jangan diem saja. Apa perlu kita yang turun tangan memberi Pelajaran pa..” sahut Valen tapi langsung di potong oleh Flo.
“Apa sih kalian, banyak drama banget. Udah diem kenapa”
“kak bagaimana kita bisa diam kalau kakak kita di hamil..” lagi-lagi ucapan Valen terpotong,
“Kalian nggak usah ikut campur dengan urusanku, sudah sana pergi. Awas saja kalau kalian berdua sampai ikut campur dengan ini semua” sentak Flo mengancam kedua adiknya. Lalu dia berjalan pergi melewati mereka berdua. Saat di depan Victor yang tapak berpikir, ia menghentikan langkahnya.
“Aku tunggu jawaban papa, dan aku pastikan kau tidak akan rugi menikahkanku. Kau ingin bebas dariku kan” ucap Flo di depan papanya, lalu ia segera pergi dari situ.
Vincent buru-buru menghampiri papanya, dia menunjukkan protesnya.
“Pa, kau akan diam saja. Siapa pria itu? Biar kita berdua yang memberi Pelajaran karena sudah menyentuh anak Perempuan Dinata” ucap Vincent.
Victor diam sejenak, lalu menatap kedua putranya yang mendesaknya memberitahu siapa pria yang menghamili Flo.
“Kalian nggak dengar apa yang kakak kalian katakana tadi. Nggak usah ikut campur, urusan kalian cuman mengurus Perusahaan papa. Sudah sana” ucap Victor dengan tegas, ia lalu berjalan pergi meninggalkan kedua putranya yang terpaku.
“Papa..”seru Vincent yang masih tak terima dengan jawaban itu.
“Siapa kira-kira pria itu, kita nggak bisa diam aja” ucap Valen pada kembarannya. Bukannya menjawab Vincent malah berjalan cepat keluar menuju kamar para ajudan.
“Woy, di ajak ngomong malah pergi” seru Valen, lalu menyusul kembarannya .
……………………..
Ares baru saja turun ke meja makan, di sana sudah ada mamanya dan juga papanya yang tampak menikmati sarapan mereka. Tapi ada yang membuatnya merasa ada yang kurang di meja makan.
“Pagi ma, pa” sapa Ares sambil menarik kursi untuknya duduk.
“Iya pagi, “ jawab kedua orang tuanya.
Dua hari setelah acara pernikahan kakaknya dan keluarga besarnya lain juga sudah pada pulang kerumah mereka.
“kamu kapan berangkat kerja lagi?” tanya Hanung pada putranya,
Ares yang akan membalikkan piring melihat kearah papanya. “kemungkinan dua hari lagi pa, kenapa?” tanya Ares menatap penasaran papanya yang terlihat serius.
“Kau yakin ingin menikah dengan Flo?” tanya Hanung, seperti memastikan kebenaran tentang ucapan anaknya dua hari lalu saat pernikahan Arvan.
“Iya” jawab Ares singkat,
“Mama harap kalian harap kalian nggak mempermainkan pernikahan ya res” harap Maya, menatap anaknya sedikit ragu.
“Mempermainkan pernikahan bagaimana ma, bukannya mama senang kalau aku cepat menikah juga. Dan mama senang aku menikah dengan Flo kan” ucap Ares merasa aneh dengan mamanya. Padahal mamanya sendiri yang mengenalkan Flo sebagai menantu dua hari lalu.
“Iya, tapi mama agak kaget aja. Kenapa buru-buru”
“Kalau itu memang Keputusan kalian ya sudah, dua hari lagi papa kesana menemui orang tuanya” Hanung hanya bisa setuju saja, dia tak banyak memprotes.
“Ngomong-ngomong, Flo Dimana ma?” tanya Ares.
Kedua orang tua Ares saling tatap lalu keduanya bersamaan menatap kearah anaknya.
“kamu nggak salah tanya Dimana Flo res, dia nggak bilang sama kamu ? kalau dia pulang duluan tadi pagi sama temannya” Maya menatap heran putranya,
Ares melebarkan matanya saat mendengar itu, “APA? Mama nggak salah bicarakan? Dia sudah pulang ke Jakarta?” kaget Ares, dan dia bertanya memastikan lagi kalau Flo memang sudah kembali ke Jakarta.
“nggak, tadi subuh Flo memang pamit sama mama papa. Mama kira dia bilang sama kamu” jawab Maya.
“dengan siapa dia pulang?”
“Siapa ya, mama lupa pokoknya sama orang yang dateng ke kondangan Arvan waktu itu”
“dia pulang dengan pria tinggi, sejajar denganku?” tanya Ares memastikan kalau tebakannya salah.
“Iya, pokoknya teman kakak kamu yang dokter” ucap maya lagi.
Mendengar itu entah sadar atau tidak Ares mengepalkan tangannya, dia menggenggam kuat sendok di tangannya.
“kalian bertengkar atau bagaimana? Sampai Flo pulang ke Jakarta kamu nggak tahu” tanya maya menatap anaknya yang terlihat dingin. Ya meskipun Ares selalu dingin, tapi saat ini jauh lebih dngin dari biasanya.
“kalian berdua makan saja, aku mau ke kamar dulu” ucap Ares, lalu berdiri dari duduknya. Dia langsung berjalan pergi meninggalkan meja makan.
Suasan di meja makan berubah sunyi, dua orang paruh baya itu saling tatap penuh tanya.
“Ares sepertinya jatuh cinta dengan Flo,” gumam hanung.
“Ya jelas jatuh cintalah Pa, nggak mungkin kalau nggak jatuh cinta dia mau nikah dengan Flo. Papa aneh” Maya menggelengkan kepalanya menatap sang suami.
Hanung hanya diam, karena ia tahu anaknya bagaimana. Awal pertama yang ia lihat waktu itu tak ada perasaan jatuh cinta. Tapi kali ini anaknya itu terlihat memang sudah jatuh cinta dengan Flo, bahkan terlihat teramat cemburu mendengar Flo dengan pria lain.
***
🤭🤭
kok pas di mall kemaren Ares g negur si Farah kan mereka sempet ketemu Thor??
😄😄😄
hehehehhe...
lanjut ya
hahhahaha
kita tunggu kegilaan apa yg bakal kalau lakukan flo???
lanjut lagi donk....
mama tiri berusaha JD peri atau penyihir nih🤔🤔🤔