NovelToon NovelToon
CEO To Husband

CEO To Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BabyCaca

Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 - Semenjak Ada Dirimu

Di bawah cahaya senja yang memantul di kap mobil, Arum dan Alaska masih berada di area parkir sekolah. Suara langkah-langkah para siswa yang baru pulang samar terdengar dari kejauhan, tapi dunia Arum seperti mengecil hanya pada satu hal: guru biologi yang barusan lewat di sisi mobil.

Arum langsung menjatuhkan tubuhnya ke bawah jok, berjongkok seperti anak kucing ketakutan. Alaska yang hendak bertanya sesuatu malah terdiam ketika gadis itu menempelkan jari ke bibirnya.

“Shutt bapak diam dulu,” ucap gadis itu langsung menutup Alaska dengan jarinya seolah mendorongnya ke belakang.

Pria itu langsung terdiam dengan ekspresi tak percaya. Alaska yang biasanya tidak pernah kehabisan kata kini hanya mengedip pelan. Arum di sisi lain masih berjongkok, menyipitkan mata sambil mengintip ke luar jendela untuk memastikan apakah guru biologi itu sudah menjauh dari mobil milik Alaska kebetulan mobil Arum yang sederhana pun terparkir di sampingnya.

“Jalan pak, jalan,” ucap Arum penuh urgensi.

“Hah kau itu kenapa sih.” Kesal Alaska melajukan mobilnya, meski nadanya masih menyimpan kebingungan.

Arum mengangkat kepala dari bawah dashboard, melihat punggung mereka mulai meninggalkan pekarangan sekolah. Baru setelah jarak terasa aman, gadis itu duduk tegak di kursi penumpang, menarik napas lega, seperti habis lolos dari kejaran polisi.

“Kau kenapa?” tanya Alaska bingung sambil meliriknya sekilas.

“Bapak yang kenapa? Kalau ketahuan sama ibu biologi itu gimana?” kesal gadis itu, suaranya terdengar seperti menyalahkan takdir.

“Ketahuan bagaimana malah berjongkok begitu, mobilku kacanya tidak kelihatan dari luar bodoh,” kesal Alaska menggeleng.

“Loh iya? Kenapa ga bapak kasih tau sih,” Arum mengerucutkan bibir, merasa dikhianati oleh kaca gelap.

“Kau tidak mengizinkan ku bicara bocah,” ketus Alaska.

“Ya udahlah aku ingin tidur sampai rumah, ngantuk,” jawab Arum memiringkan badannya, menarik jaket tipisnya seperti selimut dadakan.

Alaska hanya menghela napas panjang. Dia mempertanyakan siapa sebenarnya pembantu di antara mereka. Tuan rumah bernama Alaska, tetapi Arum yang malah bermalas-malasan, tidur seenaknya di kursi penumpang. Untung ia menyetir untuk dirinya sendiri. Kalau orang lain, Arum pasti sudah diturunkan di pinggir jalan.

Mobil Alaska melaju menembus kemacetan ibu kota yang padat. Lampu-lampu kota memantul di kaca depan seperti garis-garis neon. Arum terlelap dengan cepat, kepalanya terhuyung setiap kali mobil berbelok, namun Alaska dengan refleks menahan agar gadis itu tidak mengenai pintu. Meski kesal, refleksnya tetap lembut.

Setelah perjalanan cukup panjang, mereka memasuki pekarangan luas mansion Arnolda. Gerbang tinggi otomatis terbuka, memperlihatkan halaman megah yang diterangi lampu taman. Arum terbangun dengan wajah berbinar.

“Sudah sampai mansion,” teriak gadis itu semangat.

“Rumahku bukan rumahmu, kenapa kau malah senang,” kesal pria itu heran.

“Hehe iya maaf tuan,” jawab Arum hormat sambil turun dari mobil.

Begitu kakinya menyentuh tanah, kebiasaan lamanya langsung muncul. Arum menyapa hampir semua pengawal dan pekerja rumah yang berada di sana.

“Halo kak Tom.”

“Halo kak Ali.”

“Halo kak Jerry.”

“Halo kak Tio.”

“Halo kak.”

Ia seperti murid TK yang lincah, menghabiskan waktu hanya untuk menyapa semua orang. Alaska yang sejak tadi berjalan ke dalam rumah hanya bisa mengusap wajah. Ketika ia sudah santai duduk di ruang keluarga sambil menikmati minuman, Arum baru saja selesai dengan ritual sapaannya.

“Mandi dulu. Nanti aku bikin makan malam ya. Anda mau makan apa tuan?” tanya Arum dengan hormat seperti pelayan profesional.

“Arum, kesini dulu,” ucap Alaska memanggil gadis yang sedang lewat.

“Ya,” jawab Arum sambil mendekat dengan langkah kecil.

Dengan ekspresi setengah malas setengah bingung, Alaska memberi kode pada Jeff, pelayan setianya. Jeff mengerti tanpa perlu dijelaskan. Ia mengambil sebuah paper bag kecil dan menyerahkannya dengan sedikit membungkuk.

“Ini tuan,” ucap Jeff.

“Ini untukmu,” ucap Alaska menyerahkan paper bag itu.

“Apa ini? Makanan? Tapi aku masih kenyang? Atau surat rumah anda sudah kami bedah?” tanya Arum cepat, penuh dugaan absurd.

“Bahkan kau tidak punya rumah untuk dibedah,” datar Alaska.

“Ish ketus banget. Iya iya,” jawab Arum santai.

Tanpa curiga, ia membuka paper bag itu. Sikapnya hati-hati, seolah di dalamnya ada benda misterius. Saat kotak segi empat itu terlihat, matanya melebar.

“WAHH,” teriak gadis itu kaget.

“Kau menyukainya? Awalnya aku ingin membelikannya yang mahal, tapi melihat kau banyak pertimbangan aku membelikan yang murah saja. Pasti kau akan bilang 'jangan ini nanti ketauan temanku' apalah,” jawab Alaska menirukan cara bicara Arum.

“Apa ini?” tanya Arum lagi sambil memegang benda segi empat itu dengan bingung.

Jeff hampir jatuh menahan tawa. Alaska sudah sangat percaya diri memberikan hadiah, yakin Arum akan senang. Tapi ternyata gadis itu bahkan tidak mengenal benda itu. Tingkahnya benar-benar tidak bisa ditebak.

“Itu hp bocah, apa kau tidak pernah melihatnya?!” kesal Alaska.

“Wah jadi ini hp?! Astaga benarkah? Bapak membelikan saya hp, ish kenapa pak sangat baik sih, wah jadi ini hp,” kagum Arum dengan takjub yang sangat telat.

“Sialan gadis ini benar membuatku kesal,” gumam Alaska memegangi kepala.

“Sudahlah lupakan saja, aku akan ke atas,” ucap pria itu berbalik.

“Pak kenapa bapak beliin saya hp?” tanya Arum masih bingung seperti baru saja menerima artefak alien.

Alaska menghentikan langkahnya. Ia teringat percakapan Arum dan teman-temannya tadi bahwa Arum tidak punya hp untuk mengabari siapa pun. Meski ia terlihat cuek, Alaska bukan orang yang tidak peduli.

“Agar kau bisa menghubungi teman-temanmu, itu saja,” jawab Alaska singkat.

“Terima kasih bapak,” ucap Arum lalu tiba-tiba berlari memeluk Alaska dari belakang.

Pria itu membeku. Wajahnya langsung memerah sampai telinga. Jeff yang melihat itu menunduk dalam-dalam menahan senyum.

“Kau kau kau bauu!!” ketus Alaska, mendorong Arum sambil kabur dari sana.

“Eh iyakah aku bau,” gumam Arum mencium bajunya.

Beberapa langkah dari tangga, Alaska kembali menoleh dengan wajah kesal.

“Dan Arum satu lagi, jangan panggil aku bapak! Aku bukan bapakmu. Jika di sekolah normal kau panggil aku pak, kalau di rumah panggil yang lain,” kesal pria itu.

Arum mengangguk cepat. Lalu ia mulai mereka-reka panggilan.

“Baiklah, siapa ya? Om?”

“TIDAK!!”

“Aska?”

“TIDAK SOPAN!!”

“TUAN ARKA?”

“HMM.”

“Kak Aska,” ujar Arum ceria.

“Boleh.”

“OKEYY!!”

Akhirnya selesai juga perdebatan nama panggilan itu. Alaska berbalik dengan ekspresi puas. Arum tersenyum manis seperti anak yang baru mendapat stiker bintang di sekolah.

“Gadis pintar,” ucap pria itu sambil berjalan pergi.

“Terima kasih ya kak Aska, aku menyayangimu,” teriak Arum. Tak ada jawaban, tapi telinga Alaska memerah lagi.

Di belakang, kepala pelayan tersenyum kecil.

“Saya sangat bersyukur, tuan Jeff. Semenjak ada nona Arum, tuan Alaska lebih sering tersenyum tidak seperti sebelumnya. Bahkan tuan Aska juga banyak tertawa karena tingkah nona Arum.”

“Anda benar,” jawab Jeff lembut.

...----------------...

Terima kasih sudah mengikuti cerita ini! Yuk bantu dukung dengan tekan like atau share ke favorit kalian. Dukungan kalian sangat berarti.

1
kalea rizuky
loo siapa kah itu
kalea rizuky
lnjut donk thor
kalea rizuky
goblok sok jagoan ama ibu tiri lampir aja kalah bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!