Gita sangat menyayangkan sifat suaminya yang tidak peduli padanya.
kakak iparnya justru yang lebih perduli padanya.
bagaimana Gita menanggapinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Las Manalu Rumaijuk Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
melakukannya lagi...
Tanpa sadar Gita sudah lama memijat kaki Derby,bahkan jam dinding sudah bertengger diangka 2,artinya sudah dini hari.
Gita melihat Derby sudah tidur,mungkin hanya tidur ayam,buktinya keningnya tampak mengerut seperti menahan rasa sakit.
perlahan Gita menghentikan pijatan nya.
"kak,masih sakit kakinya?" bisik Gita lembut.
perlahan Derby membuka matanya,"nggak terlalu sakit lagi,tapi masih berdenyut." ujarnya meringis.
"kakak makan obat pereda nyeri saja ya? menunggu besok kita kembali chek up ke rumah sakit,sekalian melakukan terapi." Gita membuka laci nakas,lalu memberikan satu tablet pereda nyeri pada kakak iparnya tersebut.
Derby bangun lalu menyandarkan punggungnya ke belakang.
menerima obat tersebut lalu menelan,didorong dengan air putih segelas.
Gita tanpa jijik menyeka bibir Derby yang basah oleh air putih tersebut.
semua perilaku Gita di di rekam Derby dengan baik .
Dalam hati mengagumi betapa tulusnya adik iparnya itu.
entah kenapa adiknya malah menyia nyiakan wanita sebaik dan secantik Gita.
Tapi benar kata pepatah,orang yang serakah tidak akan puas dengan apa yang dimilikinya,tetap saja mencari kepuasan diluar sana,padahal istri sendiri sudah sempurna,malah mencari yang tidak sempurna.
"ayo berbaring lagi kak," Gita membantu Derby berbaring.
Tanpa sengaja dada montok Gita menyentuh pundak kokoh kakak iparnya tersebut,membuat Derby kembali terpancing.
"maaf,,aku tidak sengaja," Gita merasa malu.
bukannya mengangguk,Derby malah mengulurkan tangannya meremas boba tersebut.
"maaf Gita,tapi seperti nya aku harus mengklaim mu menjadi milikku,,sejak penyatuan kita semalam,membuat ku menjadi serakah,ingin memiliki mu seutuhnya." bisik Derby sensual.
"kak,aku ini adik ipar mu,tolong jangan ingatkan hal itu lagi,semalam hanya kecelakaan yang tidak akan pernah terulang lagi." tegur Gita.
"aku tidak bisa melupakan itu,aku terlanjur menyukaimu Gita."
"jangan lupa aku adalah istrinya Darren." tegas Gita.
Derby mendengus kesal.
setelah berbaring,Derby memejamkan matanya.
begitu juga dengan Gita,dia memunggungi Derby,menahan gejolak gairah yang mulai mendominasi nya.
***
Esok paginya Gita terbangun dari tidur.
dia kesiangan.
Derby tidak ada lagi ranjang.
Kursi roda juga tidak ada lagi.
kemana pasiennya itu? setahu Gita Derby belum bisa pindah sendiri ke kursi roda.
meskipun satu kakinya sudah bisa berjalan,tapi untuk menopang tubuhnya dia belum lah bisa.
Itu sebabnya untuk pindah ke kursi roda pun masih memerlukan bantuan orang.
Gita keluar kamar mencari keberadaan Derby,setelah memeriksa kamar mandi kosong.
"bik,kak Derby dimana?" tanya Gita pada pelayan.
"ada di taman belakang nyonya."
Gita langsung menuju ke taman belakang rumah,ternyata Derby sedang menerima telepon dari seseorang.
"baiklah,,urus semuanya,jangan sampai lengah." ucap Derby sembari matanya melihat Gita yang berdiri diambang pintu belakang.
"kakak dibantu siapa tadi?" tanya Gita merasa bersalah.
"tidak dibantu siapapun Gita,aku berjuang sendiri."
kenapa kakak tidak membangunkan ku?" Gita semakin merasa bersalah.
"melihat mu tidur nyenyak membuat ku tidak tega," Derby tersenyum.
"berarti kakak sudah bisa pindah sendiri ke kursi roda? wahhh kemajuan yang pesat,berarti sebentar lagi kakak akan berjalan lagi." pekik Gita senang.
Derby ikut tersenyum.
"dengan begitu aku bebas,setelah ini aku akan pergi jauh,meninggalkan semua luka," sambungnya lagi,membuat wajah Derby yang tadinya sumringah,berubah menggelap dan penuh amarah.
"kamu tidak akan kemana-mana Gita,sekalipun aku sudah sembuh," tegasnya mengoreksi.
"aku akan menggugat Darren kak,tapi tunggulah sampai kakak sembuh,kalau sekarang aku menggugat Darren,takutnya aku tidak mau lagi merawat kakak," Gita menyunggingkan senyum nya.
"terserah kalau kamu menggugat Darren,tapi kamu akan tetap tinggal disini,"
mendengar itu Gita tertawa "bagaimana ceritanya aku tetap tinggal disini kak? jangan lupa,kakak adalah kakak kandungnya Darren,bukan kakak kandung ku,sehingga aku berhak tinggal disini," terang Gita.
hening..
Derby tidak menanggapi ucapan Gita lagi.
"kakak .mau sarapan disini? pasti enak,sambil menikmati udara pagi." tawar Gita.
"ambilkan sarapan untuk dua porsi."
"kakak lapar?" Gita terkekeh karena Derby menyuruh membawakan sarapan dua porsi.
"hmm,"
Tidak berapa lama Gita muncul dengan sarapan dua porsi tapi satu wadah.
Untuk kakak iparnya.
Gita mengira Derby kelewat lapar sehingga menyuruh nya menambah porsi.
Gita mengaduk bubur ayam yang dimasak oleh pelayan.
terlihat sangat menggiurkan.
Ada potongan sayur juga di dalam,sengaja Gita request supaya Derby makan sayur.
"kakak makan sendiri atau ku suap?" tawar Gita.
"duduk lah disini,aku akan makan sendiri."
Gita mengangguk lalu menyerahkan mangkok bubur yang lumayan banyak ketangan Derby.
"buka mulutmu." titah Derby seraya mendekat kan sendok yang sudah berisi bubur ke mulut Gita.
"kakak yang sarapan,bukan aku,"
"yang merawat pun butuh asupan gizi supaya ada tenaga,kalau kamu sakit siapa yang akan merawatku hmm?"
"nanti aku akan sarapan kak,mending kakak aja dulu yang kenyang."
"buka mulutnya Gita," intonasi Derby penuh penekanan dan mendominasi.
mau tak mau akhirnya Gita menurut,dia membuka mulutnya.
Setelah menyuapkan bubur ke mulut Gita,Derby menyuapkan bubur ke mulutnya sendiri.
begitu berulang sampai bubur di dalam mangkok besar itu ludes tidak bersisa.
"kakak memakai bekas sendok dari mulutku, kakak tidak jijik?"
tanya Gita meringis.
"salivamu saja sudah telan,kalau kamu lupa," jawab Derby santai,membuat Gita malu setengah mati.
kenapa sih kakak iparnya itu harus mengungkit kejadian itu? membuatnya malu saja.
Derby mengulurkan tangannya ke wajah Gita yang mulus,Gita sedikit memundurkan wajahnya,"kakak mau apa?"
Bukannya menjawab,Derby malah memperpanjang tangannya meraih wajah itu,lalu mengambil sesuatu dari sana.
"bulu matamu jatuh,tandanya ada yang merindukan mu." ucap Derby menunjukkan bulu mata yang baru saja di ambilnya.
"hehehe,kirain ada apa,siapa yang merindukan ku? tidak ada orang yang merindukan ku kak."
"ada."
"siapa?"
"aku." tatap Derby lekat.
Seketika wajah Gita tegang bercampur malu.
"Gita,,bawa aku masuk ke kamar,sepertinya kulitku sensitif dengan sengatan mataharinya," titah Derby.
meski masih pagi,tapi sinar matahari cukup terik dan menyengat.
karena musim kemarau.
Gita langsung mendorong kursi roda membawanya masuk kerumah.
"kakak mau mandi sekarang?" hanya Gita saat mereka sudah sampai di kamar.
"boleh,"
Angguk Derby setuju.
Gita mendorong kursi roda ke kamar mandi,lalu mencopot pakaian kakak iparnya itu satu persatu.
Gita menahan nafas melihat tubuh Derby yang masih sixpack.
berotot dan liat.
beberapa kali dia menelan ludah melihat ukiran otot Derby yang sangat mempesona.
Saat Gita akan memandikan Derby,tiba tiba Derby menarik Gita ke pangkuannya,lalu menarik tengkuk adik iparnya itu,kemudian melumat rakus bibir manisnya.
tanpa ragu Gita membalas,dia membuang rasa malunya.
memilih melebur bersama kakak iparnya yang bisa memberikan nafkah bathin untuknya.
Aashhhhh.....!
Gita mendesah kala Derby mengulum pucuk dadanya yang berwarna pink.
Gita menggelinjang menerima setiap sentuhan panas sang kakak ipar.
bersambung...