NovelToon NovelToon
JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

JUAL BELI DIUJUNG RERUNTUHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Bertani
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Si kecil pemimpi

Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kok bisa?

Bos Ling mendesis marah dan mengarahkan tangan lagi.

Petir kembali terkumpul, kali ini lebih besar, lebih tebal, dan lebih liar.

Namun sebelum ia sempat melepaskannya, kabut tipis yang Chen Lin bentuk mulai turun menjadi rintik air kecil. Rintik itu membasahi tanah mengubah permukaan menjadi licin dan lembap—seolah perangkap yang sengaja disiapkan.

Bos Ling tak peduli. Dengan kemarahan meledak, ia kembali menembakkan petir.

BRZAAAK!!

Serangan kedua melesat cepat—

—namun begitu menyentuh kelembapan di udara dan tanah, petir itu kembali pecah tak terarah, seperti petasan basah yang kehilangan kekuatannya.

Bos Ling menggertakkan gigi, wajahnya memerah menahan frustasi.

“Apa-apaan kemampuan rendahan ini…?!”

Chen Lin menggunakan momen itu untuk mendekat dan memukul dagu bos Ling dengan lututnya.

Bos Ling jatuh menutup dagunya kesakitan.

Melihat bos mereka terjatuh seketika, sisa anggota geng itu langsung marah dan bergerak maju. Di antara mereka, seorang pria bertubuh besar , berkepala botak dengan lengan penuh otot langsung melangkah ke depan, menatap Wen Tao sambil mengepal tangan.

“Aku yang urus bocah ini,” katanya meremehkan, suaranya keras seperti gong dipukul. “Menyerah saja sebelum kepalamu retak.”

Wen Tao terdiam sejenak… lalu tertawa keras, seperti baru mendengar lelucon bodoh.

“Heh? Bocah?” ia mengulang sambil menepuk dada. “Shiva pernah bilang—jangan panggil aku anak kecil, paman botak .”

Ia merenggangkan leher dan menggulung lengan bajunya, senyumnya makin lebar.

Pria besar itu mengejek, “Sombong sekali mulutmu! Kau pikir kemampuan fisik kelas ecek-ecek bisa mengalahkanku?”

Tanpa aba-aba, musuh itu menerjang. Tanah bergetar ketika kakinya menghantam tanah. Ia mengayunkan tinju besar ke arah wajah Wen Tao seperti palu godam.

BRUAAK!

Tinju itu menghantam… udara kosong.

Wen Tao sudah menghilang dari depan matanya.

“Apa?!” pria itu memekik, kehilangan keseimbangan.

Sebuah bayangan muncul di sisi kanannya.

DUAGH!

Wen Tao menendang pinggangnya, membuat pria itu terhuyung. Namun tubuh besar itu tidak runtuh. Ia menggeram dan menyerang balik, kali ini lebih cepat dari dugaan.

Tinju keduanya hampir mendarat di rahang Wen Tao, namun Wen Tao menangkis dengan lengan, mundur beberapa langkah. Benturan itu membuat tulang lengannya sedikit bergetar.

“Kuat juga, Paman botak” gumamnya sambil mengibaskan tangan.

Pria itu menyeringai puas. “Hah! Masih mau sok kuat?”

Ia menyerang lagi, kali ini dengan rentetan pukulan cepat. Wen Tao menghindar, memblokir, kadang terkena sedikit—razia pukulan itu tidak main-main. Dua kali Wen Tao terdorong mundur, satu kali bahunya terantuk badan bus.

Namun setiap serangan yang masuk, wajah Wen Tao justru makin bersinar penuh tantangan.

“Hei… lumayan juga kau!” serunya sambil melompat ke belakang.

Paman botak mengeram. “Kau sudah selesai!”

Ia mengerahkan seluruh tenaga, melompat dan menghantamkan pukulan pamungkas ke tanah.

DUUM!!!

Tanah retak, debu beterbangan.

Tapi tak ada tubuh Wen Tao di bawah kepalan itu.

“Di sini!”

Wen Tao sudah melompat ke belakang pria itu. Dengan seluruh kekuatan fisiknya, ia menghantamkan siku ke punggung lawannya tepat di titik lemah.

BRAAAK!

Udara terdorong, suara tulang bergemeletuk pelan. Pria besar itu jatuh berlutut, tubuhnya limbung.

Wen Tao tidak memberi jeda.

Ia memutar tubuh dan menendang dagu musuhnya ke atas.

DUUUSHH!!

Pria itu terangkat sedikit dari tanah sebelum jatuh telentang dan tidak bangun lagi.

Debu mulai turun.

Wen Tao menepuk kedua tangannya.

“Paman botak,” katanya kepada dirinya sendiri dengan sombong, “begitu caranya anak kecil menjatuhkan raksasa.”

Chen Lin mengangguk puas "Tidak sia-sia aku melatihmu siang dan malam"

Wen Tao berbalik dan bergumam "Terimakasih atas latihan iblismu, hum"

Jin Rang sudah sejak tadi memandang lawannya: seorang pria jangkung dengan kulit keemasan berkilat.

Pria emas itu menyeringai. “Beraninya kau maju sendirian? Pukulanku bisa menghancurkan baja—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Jin Rang sudah menghilang dari tempat berdirinya.

SREK!

Dalam sekejap ia sudah berada di belakang pria itu.

“Ter—”

BLAAGH!!

Satu serangan telak—siku Jin Rang menghantam tepat di tengkuk lawannya. Tubuh pria emas itu terlempar ke depan dan menghantam tanah keras.

Dan tidak bangun lagi.

Jin Rang berdiri sambil mengibaskan debu dari tangannya. “Keras bukan berarti kuat,” gumamnya pendek "Bahkan aku tak perlu membuang kekuatanku untuk menghadapi sampah sepertimu"

Sementara itu, Mei Yiran menatap lawannya, si pendek berwatak cabul yang tadi sempat memandang tubuhnya dengan tatapan kotor. Kini ia berdiri sambil memutar angin kecil di telapak tangannya.

“Cantik, sini kubuat kau terbang sedikit,” ejeknya sambil menjilat bibir.

Mei Yiran menarik napas dalam, menahan jijik. Lalu ia menatap gelang hijau di pergelangan tangannya.

“Xiaoling,” katanya pelan, “ayo kita kalahkan dia.”

Gelang itu bergetar halus memberi respon dan aura hijau lembut muncul mengalir ke ujung jari Mei Yiran.

Pria pendek itu menyerang lebih dulu, melepaskan semburan angin tajam. Mei Yiran bergerak ringan ke samping, lalu menepuk tanah.

Dari tanah muncul sulur tipis tanaman merambat, menyebar cepat seperti ular mencari mangsa.

“Hah! Tanaman melawan angin?” Si pendek tertawa keras dan mencoba menghempaskannya.

Anginnya memang memutus beberapa sulur…

… tapi setiap kali putus, dua sulur baru tumbuh menggantikan, lebih cepat dan lebih kuat.

Xiaoling menyatu dengan tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman hingga membentuk jaring hidup.

“Apa—?! Sial! Berhenti! Berhenti!” Pria pendek itu mulai panik.

Mei Yiran mengangkat tangan, mengatur arah sulur.

“Terlambat.”

BRAAAK!

Sulur-sulur tebal menerjang dari segala arah, memotong aliran angin, dan melilit tubuh si pendek sampai lutut, pinggang, lalu kedua lengannya.

“A-aku tidak bisa gerak! Lepaskan!!”

Namun tanaman itu makin menegang, membungkusnya seperti kepompong. Pria itu jatuh tersungkur ke tanah, tak berdaya sepenuhnya.

Mei Yiran mendekat, tatapannya dingin.

“Kau seharusnya menjaga mata dan mulutmu,” katanya pelan. "Bajingan" Kutuknya tak lupa menendangnya karena kesal.

Gelang hijau itu bersinar lembut, seolah puas dengan hasil pekerjaannya.

Pria pendek itu hanya bisa menggeliat, wajahnya memerah dipenuhi rasa malu.

Bos Ling menatap satu per satu anak buahnya yang tumbang, wajahnya memerah karena marah sekaligus tidak percaya. Lalu anehnya—ia tertawa. Tawa pendek, kasar, penuh amarah yang ditahan.

“Kalian alian… jangan merasa bahagia dulu,” katanya dengan nada gelap, seolah menyimpan sesuatu.

Semua merasa waspada.

Kecuali Chen Lin.

Gadis itu tetap berdiri santai dengan tangan di saku. Orang lain melihatnya keren.

Tapi tidak ada yang tahu bahwa tangannya yang didalam saku sedang membuka kulit kuaci, aduh dia pengen ngemil!!!

Bos Ling mengangkat tangan dan berteriak, “SERANG!”

Tapi sesaat kemudian ekspresinya berubah drastis—matanya membelalak lebar.

“Kenapa… tidak mungkin?!”

...****************...

Othor sedikit puyeng membuat pertengkaran ini, berani-beraninya othor buat cerita action udh tahu gak ahli😭🤣. Tolong jangan dihujat🤧

1
Bekka Putri
lnjut
Andira Rahmawati
lanjut..
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Fitri R
lanjut
Dewi hartika
seru thorr up up datenya thor di tunggu semangat🙂🙂💪💪
Windy Hapsarini
ga sabar nunggu lanjutannya 🥰🥰🥰
Bekka Putri
up up
Fitri R
lanjut...semangat upnya thor
Dewi hartika
terus dan semangat jangan pantang menyerah,lanjuttt😁😁🙏🙏
Windy Hapsarini
semangat Thor n sehat selalu ,,🥰🥰
mamah wangda
semangat 💪💪,jgn putus ditengah jalan
Grey Casanova
lanjut kak
Grey Casanova
blm up2 dah 3hri kak
lee zha
kocak.... luar biasa.... menegangkan.... tapi juga manusiawi.... 👌👌👌👌👍👍👍semangat terus ya
Windy Hapsarini
akhirnya Wen Tao punya kemampuan..😍😍
Fitri R
lanjut...semangat thor upnya
Yu~
love me🥰
Fitri R
lanjut...semangat upnya thor
Yu~: siap🫂
total 1 replies
Windy Hapsarini
makasih Thor, istirahat penting.. sehat n semangat selalu Thor 😍😍
Yu~: makasih ya, kamu juga jaga kesehatan🫂
total 1 replies
Lela Salsabila
semangat terus thor 💪💪💪💪
Yu~: siap🫂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!