Setelah bertahun-tahun hidup sendiri membesarkan putrinya, Raisa Andriana seorang janda beranak satu, akhirnya menemukan kembali arti cinta pada Kevin Mahendra duda beranak dua yang terlihat bijaksana dan penuh kasih. Pernikahan mereka seharusnya menjadi awal kebahagiaan baru tapi ternyata justru membuka pintu menuju badai yang tak pernah Raisa sangka
Kedua anak sambung Raisa, menolak kehadirannya mentah-mentah, mereka melihatnya sebagai perebut kasih sayang ayah nya dan ancaman bagi ibu kandung mereka, di sisi lain, Amanda Putri kandung Raisa, juga tidak setuju ibunya menikah lagi, karena Amanda yakin bahwa Kevin hanya akan melukai hati ibunya saja
Ketegangan rumah tangga makin memuncak ketika desi mantan istri Kevin yang manipulatif, selalu muncul, menciptakan intrik, fitnah, dan permainan halus yang perlahan menghancurkan kepercayaan.
Di tengah konflik batin, kebencian anak-anak, dan godaan masa lalu, Raisa harus memilih: bertahan demi cinta yang diyakininya, atau melepa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_Fisya08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Desi Kena Batunya
Di ruangan apartemen mewah itu, udara terasa sesak, Desi berdiri di dekat jendela besar yang tirainya selalu tertutup rapat, mondar-mandir dengan napas tak beraturan.
"Dia benar-benar memecat Jeremy" suara Desi bergetar, hampir pecah.
Di sofa, pria itu yang di sebut Mr. X, duduk dengan tenang seperti biasa, sorot matanya tajam, penuh kalkulasi, seolah sedang menilai mangsanya..
Tanpa peringatan, ia bangkit dan melangkah mendekati Desi hingga jarak mereka hampir tak ada..
Tangannya terangkat, memegang dagu Desi dengan tekanan yang membuat wanita itu menegang.
"Tenang, sayang…” bisik Mr. X, suaranya rendah dan penuh manipulasi.
“Panik tidak menyelesaikan apa pun.” bisik nya lagi
Desi menepis tangannya, tapi langkahnya goyah..
“Tidak menyelesaikan apa pun, kata mu?” seru Desi
“Kalau Jeremy buka mulut, habis kita! Dia tahu semua! Semua transaksi gelap! Email yang kita kirim dari komputerku! Maya bisa saja panik dan bicara ke Kevin, bisa hancur nama ku di depan Kevin dan anak-anak ku" ucap Desi dengan sangat tajam
Mr. X memejamkan mata sebentar, lalu tersenyum kecil… senyum yang membuat bulu kuduk Desi berdiri.
"Jeremy tidak bodoh, kalau dia bicara, dia akan nanggung akibat nya, karena aku tidak membiarkan seorang pengkhianat hidup” jawab Mr X
Desi menggeleng, semakin panik.
“Kamu tidak ngerti, Bryan bukan orang sembarangan, Aku sudah cari tahu, tentang dia, dia bisa membongkar semuanya kalau dia mau, kalau dia tahu kita terlibat, dia akan..” ucapan Desi terjeda
"Aku tahu siapa Bryan, kalau aku tidak tahu apa-apa tentang dia, aku tidak akan melakukan hal ini" ucap Mr. X sambil tertawa sangat keras..
Tertawa seperti seseorang yang benar-benar tidak takut mati.
Ia menekan tubuh Desi ke sandaran sofa, membuat wanita itu tak bisa mundur.
“Kalau ketahuan, yang habis itu kamu dan Maya, bukan aku, aku cuma bayangan, tidak ada jejak ku, tidak ada yang bisa melacak ku.” ucap nya dingin..
Desi terdiam, tapi kemarahannya menguasai dirinya..
“Brengsek kamu... Kalau bukan karena kamu mengancam ku dengan video kemesraan kita pada saat aku mabuk, aku nggak akan mau bantu kamu! Aku bahkan nggak tahu siapa kamu sebenarnya, kamu bajingan, kamu menjebak ku" teriak Desi seperti orang kesurupan
Mata Mr. X berubah. Senyum di wajahnya hilang, digantikan tatapan gelap yang membuat ruangan seolah semakin mencekik.
Dia mendekat, sangat dekat, hingga Desi bisa merasakan ancamannya seperti napas panas di telinga.
"Waktu itu kamu yang minta aku menemanimu malam itu, kamu mabuk, tapi kamu menikmati permainan itu, tenang saja aku akan melindungi mu karena aku masih membutuhkan mu untuk memuaskan hasrat ku" bisik Mr X
Desi menegang, wajahnya pucat. Rasa takut dan jijik saling bertabrakan di dalam dirinya.
Mr. X memegang kedua bahunya dengan kuat, menekan tubuhnya semakin ke sofa.
“Dan dengar baik-baik… kalau kamu menolak yang ku minta… kamu tahu apa yang akan terjadi.” ancam nya
Desi terdiam, tubuhnya bergetar, bukan karena keinginan, tapi karena ketakutan yang membuatnya tidak punya pilihan.
Lalu Mr. X membawa Desi kedalam kamar dan melucuti pakaiannya, Desi hanya menutup mata.
Tidak ada perlawanan.
Yang tersisa hanya ketakutan..
Pria itu mengatur posisi tubuh Desi, mencengkeram lengannya kuat-kuat, membungkam semua kemungkinan penolakan
Desi hanya pasrah dan memejamkan mata ketika jemari kasar pria itu mulai membuka satu demi satu kancing bajunya..
Napasnya tercekat, tubuhnya menegang, namun tidak lagi melawan, di balik rasa takutnya, ada sesuatu yang membuatnya membeku, campuran getir dari trauma, kesepian, dan kebutuhan yang selama ini ia tahan dan sembunyikan
Tangan Mr. X mengusap lehernya, turun ke bahunya, dingin tapi sekaligus membakar.
Sentuhan itu membuat seluruh tubuh Desi bergetar, bukan hanya karena takut…
tetapi karena ia merindukan sentuhan dari seorang pria..
“Kau selalu kembali lembut ketika ketakutan, sayang" gumam Mr X, suaranya rendah dan tajam
Desi menggigit bibir, menahan suara yang hampir lolos.
Dia benci pria itu, benci dominasi, ancamannya, kekuasaannya, tapi tubuhnya merespons dengan cara yang membuatnya ingin menampar dirinya sendiri..
“Lihat? Aku tahu cara membuatmu jujur, Desi.” bisik Mr X di telinga Desi
Desi membuka mata sepersekian detik.
Ada emosi yang berkecamuk, rasa bersalah, dendam, dan kebutuhan manusiawi yang memalukan..
“Tutup mulutmu…” desisnya hampir tak terdengar.
Tapi Mr. X justru tersenyum miring, menikmati setiap helaan napas Desi yang tidak stabil.
Ia menunduk, membiarkan bibirnya menyentuh kulit Desi, tidak kasar, tapi penuh kontrol…
Seakan-akan ia sengaja memperlambat segalanya untuk menyiksa pikiran wanita itu.
Dan Desi... meski napasnya memburu… tidak mendorongnya pergi..
Suara kecil dalam dirinya berbisik:
*Ini salah…*
*Tapi… aku… sudah terlalu lama sendiri…*
*Terlalu lama haus akan belaian… terlalu lama kosong…*
Di tengah semua pikiran berputar itu, bayangan suaminya, Anton, melintas di benaknya..
Pria yang seharusnya masih hidup, pria yang telah ia bunuh, dan ia melemparkan fitnah kematian Anton pada Rini yang sebenarnya adalah istri sah Anton bukan selingkuh Anton..
Air mata hangat meluncur turun tanpa ia sadari..
Mr. X memperhatikan, tapi tidak berhenti.
Justru ia menangkup wajah Desi, memaksanya menatap..
“Jangan berpura-pura suci,” ucapnya perlahan, menggoda namun kejam.
“Kau menikmati ini, Desi, Sama seperti waktu pertama kali kita melakukan nya.”
Desi terisak pelan, bukan karena sakit…
tapi karena setiap sentuhan pria itu membuatnya ingat betapa rusaknya ia..
Dan untuk beberapa saat, ia membiarkan dirinya tenggelam dalam sentuhan yang ia tahu tidak seharusnya ia inginkan...
Mr. X terbaring di atas ranjang, napasnya terengah lelah, tubuhnya terkulai, benar-benar tak berdaya setelah tiga putaran gila yang ia paksakan..
Sementara itu, Desi bangkit perlahan, menutupi tubuhnya dengan selimut tipis, tubuhnya masih gemetar, campuran antara jijik, marah, dan ketakutan.
Ia menatap pria itu dengan tatapan membunuh..
“Lihat saja… pria ini begitu lemah setelah puas mempermainkan tubuh ku"
Ponsel milik Mr. X tergeletak di meja kecil sebelah ranjang..
Desi meraihnya, dan layar itu langsung terbuka..
**Tanpa kunci.**
“Bagus, kali ini keberuntungan ada di pihak ku.” gumam nya
Jari-jarinya bergerak cepat, membuka folder demi folder, setelah beberapa menit, ia menemukan file yang membuat seluruh wajahnya memanas:
**VIDEO_PRIVATE**.
Desi langsung membukanya, video panas dirinya bersama Mr. X.
Dadanya naik turun, antara ingin muntah dan ingin berteriak.
Tanpa menunda, ia menekan delete, lalu menghapus dari recently deleted
Menghapus dari cloud backup
“Dia tidak akan bisa mengancam dan memanfaatkan ku lagi…” gumam nya lagi
Tapi tepat ketika ia hendak keluar dari menu, sesuatu membuatnya terhenti.
Beberapa photo, foto yang sangat ia kenali, wajah seorang wanita muda…
cantik, polos, dengan mata teduh, photo raisa dan photo Raisa bersama seorang lelaki..
"Siapa photo pria bersama Raisa, apakah ini suami nya yang dulu tapi apa hubungan mereka dengan pria jahanam ini"
Desi menahan napas, ia memperbesar foto itu.
Raisa tampak lebih muda, mungkin beberapa tahun lalu, tapi itu jelas dirinya, Raisa yang sama dengan yang kini selalu menjadi bayangan buruk baginya..
“Kenapa foto Raisa ada di HP nya…?” Suara Desi lirih
Ia membuka galeri Mr. X lebih dalam, menemukan folder tersembunyi lain berisi dokumen, laporan, potongan pesan rahasia, catatan kontak tersembunyi, nomor rekening asing dan photo-photo Raisa..
Dengan tangan bergetar, ia mengirim semua file rahasia itu ke email pribadinya yang baru.
Ia screenshot, ia zip, ia backup.
"Dia tidak bisa mengancam ku lagi, kali ini aku punya senjata untuk melawan nya" ucap nya senang
Setelah semua terkirim, Desi membawa ponsel Mr. X keluar kamar.
Ia memandangnya sebentar…
lalu menghantamkannya ke lantai
KREK!
Ia mengambil pecahannya, memasukkannya ke tas, lalu berjalan cepat keluar apartemen, rambutnya berantakan, wajah nya pucat, langkah terburu..
Lift turun, pintu terbuka.
Desi keluar ke basement, membuka tempat sampah besi dan membuang serpihan ponsel itu tanpa ragu.
Saat mencapai jalan luar, ia mengganti kartu SIM-nya dengan cepat..
Dalam hitungan menit, nomor lamanya tidak akan bisa dihubungi siapa pun, jejaknya hilang total..
Desi menarik napas panjang, berusaha menenangkan jantungnya yang seperti mau meledak.
"Raisa… apa hubunganmu dengan pria berbahaya itu…?”
Untuk pertama kalinya sejak kematian Anton suami ketiganya, Desi merasakan ketakutan yang benar-benar menusuk..
___ Bersambung. ___
... Bagaimana Ceritanya masih pada lanjut baca kan?... please komen nya supaya makin semangat nulis nya, terima kasih ...