Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Pulang dari toko Khasanah tidak langsung ke rumah ia akan pergi ke suatu tempat . Dengan naik taksi online ia sampai di tempat yang di tuju di sana ia memasuki sebuah gedung tinggi .
Khasanah masuk dan menanyakan pada resepsionis .
"Dimana ruang direktur Abdi Prasetya , saya istrinya ingin bertemu ,“ sapa Khasanah dengan senyum ramah .
Resepsionis melihat Khasanah merasa asing karena ia baru pertama kali melihat Istri Abdi yang ternyata berhijab .
"Sebentar saya hubungi pak Abdi dulu ," jawab Resepsionis bernama Marla sambil menekan nomor ruang Abdi .
“Selamat sore pak , maaf mengganggu sebentar ini ada seorang perempuan mengaku sebagai istri bapak ingin bertemu ," kata Marla dengan angkuh .
Khasanah melihat Marla sudah bisa menebak kehadirannya tidak disukainya .
“Suruh ke ruangan saya ," jawab Abdi langsung memutuskan panggilan teleponnya .
"Pak Joni tolong antar ibu ini ke ruangan pak direktur ," perintah Marla pada seorang sekuriti bernama Joni .
Pak Joni langsung merespon dengan senyum ramah kepada Khasanah .
"Mari saya antar ke ruangan pak Abdi ," Pak Joni mempersilahkan Khasanah berjalan lebih dulu .
"Terimakasih Pak Joni ," jawab Khasanah dengan ramah .
Sampai di depan ruangan direktur Pak Joni mengetuk pintu lalu pintu di buka dari dalam Abdi melihat ke arah pintu tersenyum . Deni mempersilahkan Khasanah masuk .
"Kemari Istriku ," Abdi menyambut kedatangan istrinya . Khasanah masuk dengan malu .
"Terimakasih, Pak Joni sudah mengantar saya ,"kata Khasanah kepada pak Joni .
"Sama-sama Nyonya , saya permisi ," pamit Pak joni berlalu pergi .
Khasanah mendekati suaminya dengan perasaan malu karena ada ad Deni di dalam ruangan namun Abdi dengan cuek memeluk lalu mencium kening istrinya .
"Ada apa kemari kenapa tidak menunggu suamimu ini menjemputmu ?“ tanya Abdi bertubi-tubi.
"Aku sengaja kemari karena aku ingin mengajakmu makan . Ternyata kamu masih sibuk ," jawab Khasanah .
Abdi mendudukkan Khasanah dipangkuannya sambil menatap dalam .
"Tunggu sebentar lagi selesai ," sahut Abdi lalu mencium bibir istrinya sekilas matanya melirik Deni yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya .
"Kalau begitu aku duduk di sofa saja takutnya ganggu ," Khasanah beranjak turun dari pangkuan berjalan lalu duduk di sofa .
“Deni kamu kemari biarkan istriku duduk di situ ," perintah Abdi .
Deni nurut perkataan atasannya ia beranjak dengan melengos duduk di kursi berseberangan dengan Abdi . Sekitar empat puluh menit mereka menyelesaikan pekerjaannya .
“Ayo sayang kita pergi ," ajak Abdi kepada istrinya dengan senang hati ,
Khasanah menggandeng tangan Abdi keluar dari ruangan diikuti Deni di belakang . Mereka tiba di parkiran naik mobil kemudian keluar dari perusahaan .
“Mau mengajak makan dimana ?' tanya Abdi tangannya menggenggam tangan istrinya dan menciumnya .
Khasanah merasa dicintai oleh Abdi , ia bisa melihat sisi lain Abdi yang ternyata baik dan tulus tapi hati Khasanah belum menerima sepenuhnya ia takut gagal dan takut untuk mengatakan kalau Abdi hanya pelampiasan saja .
Khasanah kembali teringat dengan perkataan Yesha di hari pernikahannya . Ia menepis semuanya dan meyakinkan dirinya agar tidak mudah goyah dengan keputusannya
“Kita makan di pinggir danau saja ," kata Khasanah . Mobil masuk ke area wisata danau di kota itu Abdi memarkirkan mobilnya . Keduanya turun berjalan mencari makanan .
“Itu di sana katanya baru buka sepertinya enak ," kata Khasanah dengan antusias .
Abdi melihat tingkah Khasanah tersenyum sambil menggandeng tangan Istrinya . Lalu masuk ke dalam kedai yang bertuliskan aneka makanan seafood . Khasanah memilih duduk di pinggir agar bisa melihat danau .
Terlihat sunset merah di sebelah barat cahayanya memantul ke air danau sangat indah sekali . Angin bertiup lambat dan sejuk menerpa kulit Khasanah . pemandangan itu tak lepas dari perhatian Abdi ia memotret wajah istrinya dan menyimpan sebagai wallpaper lalu memasukkan ponsel ke dalam saku jasnya .
Seorang pelayan datang memberi buku menu kepada mereka , alu kembali ke dalam .
"Kamu mau pilih makan apa ?" tanya Abdi .
"Aku mau steak udang sama minumnya air lemon saja , kalau kamu mau makan apa ?" jawab Khasanah kemudian bertanya balik .
"Samain saja tapi aku minumnya jus mangga ," jawab Abdi .
TIdak lama kemudian pelayan datang setelah mendapat intruksi dari Abdi dan mengambil pesanan mereka lalu kembali ke belakang .
Sambil menunggu pesanan datang mereka berdua ngobrol .
"Darimana kamu tahu kalau kedai ini baru di buka ?" tanya Abdi memandang wajah istrinya .
"Dari sosial media ," jawab Khasanah singkat .
Abdi merasa penasaran dengan istrinya karena ia tahu selama ini istrinya tidak pernah melihat sosial media apalagi punya akun . karena ponsel istrinya isinya hanya chat saja tidak lebih .Abdi merasa seperti ada yang di sembunyikan oleh istrinya .
"Kamu punya akun sosial media ?" tanya Abdi dengan selidik .
"Tidak aku lihat di ponsel milik Amel dan Lidya ," jawab Khasanah .
Deg
Abdi merasa bodoh tidak terpikirkan olehnya padahal ia sudah membelikan ponsel untuk istrinya tapi kenapa tidak digunakan .
"Lihat ponselmu ," Abdi meminta ponsel milik Khasanah .
Khasanah memberikan tanpa curiga sedikit pun . Abdi melihat seluruh aplikasi di dalam ponsel Khasanah tanpa sadar seseorang mengirim chat , Abdi membacanya sambil melirik Khasanah dengan selidik .
Setelah selesai ia memberikan ponsel kepada Khasanah
Beberapa menit kemudian pesanan datang keduanya menikmati dengan lahap . Ponsel Khasanah berdering . Tertera nama Yusuf memanggil ia mengangkat panggilan tersebut . Abdi memperhatikan Khasanah sambil menikmati makanannya .
"Iya , ada apa ?" tanya Khasanah sambil melirik Abdi dengan perasaannya tidak enak .
"Jangan lupa datang besok malam ," kata Yusuf .
"Baik nanti aku akan membicarakan hal ini ke suamiku ," sahut Khasanah .
"Baiklah aku tunggu , tepat waktu ya," pinta Yusuf .
“Insya Allah," jawab Khasanah lalu menutup panggilan .
Abdi tahu siapa yang menelpon hanya diam saja tanpa berkomentar , ia tidak mau mengekang Khasanah juga tidak membebaskan istrinya berbicara dengan siapa pun asal kenal sama orangnya dan jujur .
"Besok malam Yusuf meresmikan cabang perusahaannya , kita di undang untuk datang ," kata Khasanah menjelaskan tentang Yusuf baru saja meneleponnya ,
Abdi mengangguk paham dan tidak membalas perkataan istrinya , Khasanah merasa lega Abdi tidak marah menerima telepon dari Yusuf . bagaimanapun juga Yusuf adalah teman sekolah dan tidak mempunyai hubungan apapun selain berteman .
"Sudah selesai makannya ayo pulang ," ajak Abdi beranjak dari tempat duduk .
Khasanah mengikuti arahan Abdi lalu keluar dari kedai tersebut setelah membayar . Mereka berjalan menuju mobil namun ketika akan masuk seseorang memanggil Khasanah .
"Bu Khasanah , maaf saya mau bicara sebentar boleh?" tanya seorang pelayan kedai tempat mereka makan .
Khasanah tersenyum ramah . "Boleh , kita bicara di sana . Sebentar ya , Mas ,"kata Khasanah meminta waktu berdua dengan pelayan tersebut kepada suaminya . Abdi mengijinkannya .
Melihat istrinya dan pelayan kedai pergi Abdi merasa curiga lalu mengikuti mereka .