NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ejekan

"Dasar lelaki tua sialan!" Jena mengumpat berulang kali, begitu ia keluar dari klub malam tersebut.

Perlahan langkahnya menuju ke jalan raya dan memperhatikan sekitar. Mencegat sebuah taksi yang akan membawanya pulang.

Ia akui jika tindakannya saat ini begitu impulsif. Mendatangi tempat kerja Julia dan memperingati Bos Kakaknya sendiri.

Namun Jena juga sangat mengkhawatirkan Julia. Ia tidak ingin ada seorang pun yang berniat buruk pada kakaknya tersebut.

Karena sejauh ia memahami sikap Julia. Menurut ia kakaknya itu terlalu polos dan terlalu berpikiran positif, pada setiap orang yang ia kenal.

Jena berharap dengan peringatannya kali ini, Xander Jackson yang merupakan pemilik klub malam tersebut, akan jauh lebih berhati-hati dalam menjaga Julia.

"Tapi siapa laki-laki tadi?" Jena kembali bergumam.

Mengingat lelaki yang mengaku, jika ia adalah pemilik acara untuk penggalangan dana itu. Entah mengapa ia juga tidak bisa percaya begitu saja dengan lelaki tersebut.

Meski lelaki itu berpakaian rapi dengan setelan jas mahal yang dikenakan olehnya. Jena masih curiga terhadap lelaki tersebut. Ia merasa jika lelaki itu memiliki niat tersembunyi terhadap Julia.

'Plugh!'

Ia memukul keningnya cukup kuat. Menyadari kebodohannya, karena emosi yang mengambil alih sikapnya barusan.

"Bagaimana bisa aku lupa menanyakan nama lelaki itu?" Jena berguman.

Ia memejamkan mata dan kembali mengetuk keningnya, menggunakan kepala tangan yang ia lakukan secara perlahan.

" Jena, Jena." Ia bergumam dengan lirih. Ia menutupi dirinya kembali.

" Seharusnya kamu menanyakan siapa nama lelaki itu? Dengan begitu kamu bisa menyelidiki, seperti apa Lelaki itu sebenarnya. Dan kamu bisa mengetahui apa motif yang ia miliki, dengan memberikan penawaran pekerjaan ini terhadap kakakmu!"

Sangat geram oleh keteledorannya, Jena tidak mungkin kembali ke klub malam dan menanyakan nama lelaki itu. Apalagi dengan ia yang sudah duduk di dalam taksi.

"Baiklah, untuk sekarang ini, kamu hanya bisa berdiam diri dan melihat ke depannya."

Ia berharap tidak akan ada nasib buruk yang menyertai Julia selama di luar kota. Karena jika terjadi sesuatu terhadap kakaknya itu, ia akan kembali mendatangi klub malam dan menghajar lelaki tua yang bernama Xander Jackson.

..................

Sedangkan lelaki yang sedang dipikirkan oleh Jena saat ini, sedang mengaduh kesakitan di ruangannya.

 Xander Jackson juga sangat kesal melihat Matt yang menertawakannya.

"Apa kamu juga ingin, aku injak kakimu seperti gadis kecil itu melakukannya?" Dengan ketus ia bersuara.

Mencoba berjalan dengan kaki yang sedikit tertatih, oleh pijakan kuat yang dilayangkan Jena. Pijakan itu nyatanya tidak main-main.

"Sepertinya gadis muda itu sangat dendam terhadapmu." Matt berkomentar dengan santai.

Ia yang semula hendak keluar dari ruangan Xander menghentikan niatnya, dan memperhatikan sahabatnya itu disertai kekehan geli.

" Aku tidak tahu apa kesalahan yang aku lakukan. Tapi kamu memang benar. Sepertinya ia punya dendam tersendiri padaku." Xander mengangguk dan menyetujui ucapan Matt.

"Tapi aku juga mengacungi jempol keberanian gadis kecil tersebut." Matt berjalan menghampiri Xander yang duduk.

Lelaki itu terlihat mengangkat kakinya ke atas meja dan meluruskan kakinya begitu saja. Tidak menghiraukan keberadaan Matt yang ada di sekitarnya.

"Ia bahkan memanggilmu dengan lelaki tua man." Matt sekali lagi berucap. Ia menepuk pundak Xander 3 kali dan berhasil membuat lelaki itu semakin kesal.

'Plak!'

Dengan geram ia menepis tangan itu dari pundaknya. Melirik sahabatnya itu dengan sorot tajam dan penuh permusuhan.

"Sebaiknya kamu pergi dari ruanganku ini!" ia bahkan secara terang-terangan mengusir Matt dari ruangannya.

" Hahahahahahaha."

Matt tertawa puas melihat reaksi Xander. Kapan lagi ia bisa melihat lelaki itu begitu kesal oleh seorang gadis kecil, yang memperlakukannya layaknya seorang lelaki tua.

Ini adalah kesempatan langka yang tidak akan mati sia-siakan.

"Tapi jika diperhatikan gadis kecil itu memang sangat muda. Apalagi kamu mengatakan, jika ia baru saja lulus SMA. Berarti mungkin usianya sekitar 17 atau 18 tahun." Matt bergumam.

"Dan bisa saja usianya hampir separuh dari usiamu Xander. Jadi wajar jika ia memanggilmu dengan lelaki tua." Bahkan Matt tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengejek Xander, dengan julukan yang sama yang dilontarkan oleh adik Julia.

"Matthew Burmann!"

Xander kembali memprotes semakin tajam. Ia benar-benar muak melihat keberadaan Matt yang ada di ruangannya dan mengejeknya semakin tidak karuan.

"Apa kamu tahu siapa nama gadis kecil itu tadi?" Xander menoleh pada Matt.

 Ia tahu jika Matt telah menyelidiki sosok Julia, dan mungkin orang-orang yang ada di sekitarnya. Dan besar kemungkinan ia juga tahu siapa nama gadis kecil tadi.

"Aku tidak tahu siapa gadis kecil itu."

Jawaban dari Matt membuat Xander menyandarkan tubuhnya sedikit lemas.

"Yang aku tahu, Julia memiliki adik kembar perempuan. Dan sudah pasti itu adalah salah satu dari adik kembarnya bukan?" Matt menjelaskan.

Kembali terdengar dengusan dari Xander.

" Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?" Matt melirik sahabatnya sedikit tertarik.

"Tidak. Aku hanya ingin tahu saja. Karena aku sangat heran melihat kepribadiannya yang jauh berbeda dengan Julia."

Jawaban dari Xander membuat Matt mengangguk. Ia juga memikirkan itu.

"Julia adalah gadis yang lembut dan sangat sopan. Sedangkan adiknya, begitu barbar dan kasar." Xander menyampaikan penilaiannya soal Jena.

"Tapi itu adalah sisi terbaiknya."

Komentar dari Matt membuat Xander memicingkan matanya, dan melirik lelaki itu dengan penuh permusuhan.

"Kapan lagi aku melihat, ada seorang gadis kecil, yang bisa membuatmu kesakitan seperti ini?!"

Ucapan dari Matt membuat Xander benar-benar marah. Iaa meraih berkas yang ada di atas mejanya, dan melemparkan berkas itu terhadap Matt.

'Brugh!'

Dengan lihat Matt tentu saja bisa menghindari lemparan kertas itu dengan sangat gesit.

"Baiklah kalau begitu. Aku pergi. Sampai ketemu 3 minggu lagi."

Matt tidak ingin mengganggu dan mengejek Xander lebih lama lagi. Ia merapikan jasnya dan kembali tersenyum lucu, melihat Xander yang masih terlihat begitu kesal.

"Jangan lupa dengan janjimu untuk melindungi Julia selama berada di kota." Kembali Xander berseru melihat Matt yang mulai melangkah keluar dari ruangannya.

" Itu sudah pasti. Aku pasti akan menjaganya dan mengembalikan ia kembali ke kota ini dengan selamat."

Usai berkata seperti itu Matt keluar dari ruangan Xander. Perlahan ia keluar dari klub malam tersebut.

Matt melirik ponselnya dan memeriksa sebuah notifikasi yang disampaikan oleh salah satu anak buahnya. Berisikan pesan jika apartement yang akan ditempati oleh Julia beserta teman wanitanya, telah selesai dipesan dan dibersihkan.

Itu akan menjadi tempat Julia untuk 3 minggu, selama berada di luar kota, untuk acara ini.

Matt berharap, selama berada di sana dan selamat acara itu berlangsung, ia tidak perlu berhadapan dengan Julia.

Karena sungguh, jika harus berhadapan dengan Julia, ia bingung harus bersikap seperti apa.

Satu hal yang ia tahu. Julia pasti sangat membencinya sekarang.

....................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!