Di usia dua puluh lima tahun, Gurkha pergi meninggalkan keluarganya dan habitatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEKRETARIS BARU
Pria itu mendorong tubuh sekretaris baru nya dengan kasar, ia tidak mau menyentuh tubuh wanita lain kalau tidak terpaksa. Walaupun dia Naga tapi ia punya prinsip hidup, harus punya kesetiaan yang hakiki kepada pasangan. Hanya kematian yang bisa memisahkan dirinya.
"Jangan merasa keenakan di peluk, sana pergi." bentak Gurkha berkacak pinggang. Dia merasa nervous ketika memeluk wanita ini dari belakang. Bau amber dan lekuk tubuh itu, lekuk tubuh yang jelas ia ingat karena telah menjelajahi setiap incinya. Tapi ketika wanita itu berbalik, wajahnya berbeda, wajahnya lebih tirus dan sangat cantik. Rambutnya di cat burgundy. Mereka saling pandang dengan kekagetan yang tinggi, Devi berusaha memalingkan wajahnya. Ia yakin Gurkha tidak mengenalnya. Syukurlah, ia bisa bebas melenggang
Gurkha adalah seorang Naga, yang bisa mengingat bau tubuh sasaran nya sampai kapanpun. Ini adalah wanitanya yang ia rindukan. Gurkha menyeringai tipis, instingnya selalu tepat.
Devi tidak bisa mengaplikasikan ke kagetannya saat ini. Ia berdiri kaku sambil menelan ludahnya kasar. Suaranya tercekat di tenggorokan saat melihat dengan jelas siapa bos barunya saat ini. Ketika pria itu maju selangkah, Devi serentak mundur.
"Kamu sekretaris baru yang dibawa Pak Romi?" tanya Gurkha pura-pura acuh. Mengincar mangsa tidak harus berbuat jujur, sesekali boleh dong bersikap konyol dan amnesia.
"Owh..ya..ya..bos..." jawab Devi pendek.
Menghadapi wanita yang dicinta, extra sabar, tahan rindu dan hasrat yang datang menggebu. Dada Gurkha bergemuruh riang, tersenyum dalam hati. Ternyata Devi bisa diperdaya.
"Selamat datang di Perusahan kami, semoga betah, siapa namamu?" tanya Gurkha berdiri tepat di depan Devi, tatapannya tajam dan menusuk jantung wanita itu. Seluruh tubuh Devi mendadak tremor. Orang yang berusaha dia hindari, sekarang akan menjadi atasannya.
"Nama saya Devi bos." kata Devi menunduk.
"Apa berkasnya sudah di kerjakan? jika sudah, tolong secepatnya bawa kesini. Jika belum, kamu bawa kesini juga." kata Gurkha menjebak, karena dia ingin selalu berada di samping wanitanya.
"Begini bos, semua berkas belum sempat saya buka, jadi saya buka dulu, setelah itu baru saya bawa kesini." ucap Devi tidak mau kalah bersilat lidah.
"Nah, itu dia. Kalau belum dikerjakan kerjakan disini. Seorang staf tidak boleh melawan atasan." nghekk!!. Devi kalah telak.
"Maaf bos, saya......"
"Cepat bawa berkasnya kesini." kata Gurkha dengan suara tinggi. Devi mengelus dada merasa tenang, berarti Gurkha tidak mengenalnya. Senyumnya seketika terbit, atas operasi plastik yang merubah wajahnya. Gurkha saja tidak kenal apalagi masyarakat umum. pikirnya.
"Ya bos, saya akan membawa berkasnya." kata Devi mehilang dari balik pintu. Gurkha duduk di sofa tamu yang tersedia di ruangannya. Tidak berapa lama Devi datang dengan wajah ceria, dia tidak takut lagi kepada Gurkha.
"Semua taruh di atas meja, kamu boleh menyelesaikan pekerjaanmu sambil minum, atau makan cemilan."
"Kalau ada tamu dimana mereka duduk? sebaiknya saya bekerja di sebelah saja."
"Nanti aku akan suruh tamunya di sebelah." jawab Gurkha menyuruh Devi duduk di sofa.
"Bagaimana kalau ada tamu tidak di undang seperti wanita tadi? biasanya seorang bos akan di kerubuti wanita cantik." tanya Devi seraya duduk, dia mulai membuka lap top dan map.
"Maaf, aku sudah punya istri, aku sangat mencintai istriku. Walaupun istriku kabur dengan pria lain yang lebih mapan dariku." Devi menunduk menutupi senyumnya, dia merasa tersanjung karena Gurkha setia, tapi dia membantah di tuduh lari dengan laki-laki lain.
"Jangan berpikiran negatif, wanita itu setia, mungkin dia pergi karena ingin merubah nasib."
"Apakah semua wanita seperti itu? seenak perutnya pergi, tanpa mau mengindahkan penderitaan lakinya." mata Gurkha menatap genit bibir Devi yang terus mengulum senyum.
"Bos...aku mau bekerja, silahkan bos pindah tempat duduk, aku jadi tidak konsentrasi."
"Kenapa?, apakah kamu tertarik kepada ketampananku atau kamu ingin berselingkuh denganku?"
"Jangan mengada-ada, aku tidak tertarik padamu. Aku sudah punya suami, ini cincin kawinku." ucap Devi memamerkan cincin berdarahnya waktu dengan Reva, suaminya yang terbunuh.
"Ternyata sudah menikah, malam pertamanya pasti mengasyikan. Aku salut kepada laki-laki itu, pasti dia sangat bàhagia."
"Tentu aku sangat bahagia sekali, tidak bisa dilupakan malam pertamaku."
"Bagaimana kalau mulai hari ini kita berselingkuh, aku tahu kamu pasti bisa mengimbangi kekuatanku."
"Maaf, aku tidak sudi melakukan itu."
"Kita tidak melakukan apapun, cuma pacaran biasa tidak lebih."
"Pertama tujuannya memang begitu, lama kelamaan saling membutuhkan dan tidur bersama." tungkas Devi.
"Semua perlu penjajagan, siapa tahu cocok, kita bisa lanjutkan kejenjang yang lebih permanen."
"Katanya setia mana buktinya?" kata Devi menohok.
"Setelah melihatmu aku jadi tidak setia, ingin berselingkuh denganmu." sahut Gurkha.
"Apa istrimu sama denganku?" pancing Devi menahan senyum.
"Istriku paling istimewa, tidak ada tandingan. Aku tidak tahu denganmu karena aku belum mencobamu." tanpa sadar Devi ngakak mendengar ucapan Gurkha. Senyum Gurkha mengembang melihat wanitanya sangat bahagia.
"Aku rela kelaparan asal terus melihatmu." Gurkha bucin, ingin sekali dia memeluk Devi saat itu.
Pintu tiba-tiba terbuka, Pak Romi masuk dengan wajah serius.
"Maaf bos, ada Pak Haris di ruangan sebelah." kata Pak Romi dengan wajah curiga.
"Romi...budayakan ketuk pintu mulai sekarang, karena di ruanganku ini akan ada sekretaris baru."
"Yaelah bos, tadi tidak mau bertemu, setelah melihat wujud aslinya malah tergoda."
"Jangan banyak cincong, siapkan berkas yang harus di bawa." perintah Gurkha berdiri.
Gurkha tidak bisa terus bucin karena ia harus pergi dengan Pak Haris, teman bisnisnya. Kenyataannya dia tidak bisa lama-lama menutupi sukanya kepada wanitanya. Padahal ia ingin bersandiwara menjadi pribadi yang jutek dan arogan, tapi melihat Devi deburan hasratnya seperti gelombang pasang yang ingin menyapu pantai.
"Halo Gurkha, senang bertemu denganmu. Bagaimana khabarmu setelah kejadian tempo hari, aku dengar orang tua angkatmu seperti layangan putus."
"Salam sehat Pak Haris." ucap Gurkha ikut duduk di kursi yang berada di ruangan sekretarisnya.
"Aku dengar-dengar Pak Surya menarik diri dari bisnis, benar itu?"
"Begitulah, seperti yang anda dengar, saya pribadi jika berada di posisi beliau akan bertingkah seperti itu." ucap Gurkha.
"Omong-omong kondisi perusahan Surya Beratha akan kembali melejit, angin segar bagi kita, permintaan batu bara mulai berdatangan, terutama dari China. Sejak tahun lalu terdapat lonjakan yang signifikan."
"Kita juga sudah mempersiapkan bahan komoditi di tahun yang akan datang, tapi aku akan pergi beberapa minggu bulan depan ini. Mungkin aku akan menyerahkan tanggung jawab sementara kepada sekretaris baruku." kata Gurkha membuat Pak Romi mengerutkan keningnya.
"Maksud bos bagaimana, Nona Devi baru saja bekerja, kita belum tahu kinerjanya. Saya sarankan pikirkan dulu, jangan sembarangan percaya dengan orang yang baru kita kenal." ucap Pak Romi keberatan.
"Benar itu Gurkha, ini perusahan besar." Pak Haris ikut menimpali.
"Saya tahu kinerjanya, saya percaya sama Nona Devi, orangnya pintar." sahut Gurkha.
Devi adalah orang kaya dari keluarga ningrat. Hidupnya sangat desiplin dan dia pernah duduk sebagai CEO di perusahan papa nya. Gurkha tahu semua tentang Devi, sehingga dia berani rekomendasikan Devi di perusahannya.
*****
penasaran sama lanjutannya
KARYA NYA BAGUS SAYA SUKA😍👌👌👌
SEMOGA MAKIN SUKSES KARYA NYA
GOOD JOB👍👍👍
aku merasa blm puas thooooor ceritanya gantung bgm si gukha
ktnya mau menikahi Devi
terus Devi kerja apa dan pd akhirnya mereka bs bersatu apa gk