Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
Ethan menyusul langkah Kath memasuki kamar, saat Kath akan memasuki kamar mandi Ethan menariknya dan menahannya di tembok. Tangan besarnya mencekal lengan Kath dan tubuh yang terkurung tubuh besarnya.
"Jadi kamu menyetujui perjodohan itu?"
Kath menatap Ethan, melihat mata tajam itu dengan berani. "Setuju atau tidak apa itu berpengaruh untukku?"
Ethan mengerutkan keningnya. "Pilihannya hanya dua. Pertama Aku terima perjodohan ini. Kedua kamu meninggalkanku. Karena yang kedua tidak mungkin, jadi aku pilih yang pertama," ucap Kath dengan tegas. Tentu saja pendapat Kath tidak penting toh hanya mereka yang berkuasa dan memiliki uang yang berhak memilih.
Rahang Ethan semakin mengeras. "Dan kamu pikir kamu berhak untuk dua pilihan itu?" Ethan menunduk dan mecium Kath dengan kasar. Apapun pilihan itu, intinya Kath tetap saja pergi darinya. Kath hanya mencari cara untuk meninggalkannya. Dan tidak akan dia biarkan itu terjadi.
"Lepas!" Kath berontak Namun Ethan bergeming dan tetap menahan Kath pria itu bahkan kembali merapatkan bibir mereka dengan gerakan sembarang.
Kath merasa sesak, hatinya sakit bukan main. Dengan memejankan mata Kath memilih menyerah dan membiarkan Ethan melakukan sesukanya. Pria itu bahkan kini beralih menyusuri lehernya.
Merasa Kath hanya diam Ethan menghentikan gerakannya. Pria itu mendongak dan melihat wajah Kath yang berkaca- kaca.
Kath lebih suka menangis?
Ethan memejamkan matanya menekan dahinya di dahi Kath.
"Apa kamu begitu menderita bersamaku?" lirihnya.
"Kenapa kalian para orang kaya hanya bersikap seenaknya. Merasa kalian berkuasa, dan mengendalikan aku? Kalian pikir aku boneka yang bisa kalian perlakukan sesuka kalian?"
"Apa maumu sebenarnya, Kath? Aku akan lakukan apapun asal kamu bersamaku."
"Lepaskan aku. Menjauh dariku! Biarkan aku pergi! Apa kau tidak mengerti?!" Kath berteriak frustasi.
Ethan merenggangkan tangannya lalu mundur satu langkah. "Tidak kah kamu ingin tetap tinggal bersamaku, Kath? Kita akan terus bersama."
"Untuk apa? Untuk terus tertekan, dan di remehkan?"
Ethan menggeleng. "Jika ini tentang status, aku sudah bercerai. Kita bisa menikah. Kau akan jadi istriku."
Kath tertegun, matanya menatap Ethan yang masih menatapnya. Wajah yang biasanya tenang dengan mata tajam kini terlihat gelisah.
Dan apa katanya tadi, dia sudah bercerai?
Tapi apa itu cukup?
Tentu saja tidak. Hal yang paling penting dalam sebuah hubungan adalah sebuah perasaan. Hal yang ada di atas segalanya. Cinta.
Dan Ethan tak memiliki itu. Pria itu hanya ingin menikahinya untuk memiliki tubuhnya, dan memenuhi obsesinya. Kath bahkan tak yakin apakah kelak perasaan itu akan tumbuh di hati Ethan. Pria egois itu hanya mementingkan egonya.
"Aku tetap tidak mau."
"Kath—"
"Apa kamu masih tidak mengerti? Aku tidak mencintai kamu!" Wajah Ethan membeku. Rautnya nampak tertegun hingga suara Kath kembali terdengar.
"Kita tidak bisa bersama."
"Kenapa tidak? Kamu bilang cinta bisa tumbuh belakangan."
"Kecuali padamu."
"Kenapa?"
"Karena aku benci kamu!"
Satu kalimat yang membuat Ethan merasa tak berdaya, dan mundur selangkah demi selangkah.
"Kamu hanya membutuhkan waktu," ucapnya dengan berlalu pergi meninggalkan Kath yang menangis mengeluarkan sesak di hatinya.
Di balik pintu Ethan memejamkan matanya. Tangannya mengepal erat. Mendengar tangisan Kath hatinya terasa sakit, tapi bisakah dia egois dan tak melepaskan Kath? Apa salahnya saat dia hanya menginginkan Kath. Hanya Kath.
....
Kath memalingkan wajahnya, di sebelahnya Ethan duduk dengan santai dengan stelan kerja lengkap seperti biasanya. Entah apa maksud pria itu membawanya hari ini. Tidak tahu mau kemana Kath hanya mengikuti perintahnya. Tak ingin berdebat Kath bahkan tak bertanya kemana mereka akan pergi. Kejadian kemarin masih membuatnya kesal dan marah, Jadi saat Ethan memintanya bersiap untuk ikut dia hanya menurut dan mengikutinya.
Mobil memasuki kawasan sebuah gedung perkantoran, dan saat mobil benar-benar terhenti Kath tak bisa tak menegakan tubuhnya.
Ethan gila, mau apa pria itu membawanya ke sana.
Kath menoleh dan menatap tajam, namun Ethan justru keluar dari mobil dan memutar arah untuk membukakan pintu untuknya.
"Ayo." Tangan besar itu terulur dan meminta Kath untuk segera keluar, namun Kath bergeming.
"Untuk apa kemari?"
"Ikut saja."
"Kamu gila, aku tidak mau! Apa yang akan mereka katakan?"
Ethan masih mengulurkan tangannya. Melihat Kath tetap diam dan menolak, dia meraihnya dengan lembut. "Hanya sebentar. Setelah itu kita benar-benar pergi."
"Kalau begitu aku tunggu disini." Kath memohon. Ayolah lagi pula apa yang akan di pikirkan para karyawan kantor tentangnya. Bagaimana pun mereka mengenal Kath. Apa yang akan terjadi jika mereka melihat Kath datang bersama Ethan.
Terlebih dengan status pria itu. Semalam Kath mencari informasi di internet tentang perceraian Ethan, namun tak ada berita satu pun tentang perceraiannya.
Kath pikir Ethan hanya berbohong dan hanya ingin membuatnya diam dengan berpikir pria itu benar-benar sudah bercerai.
"Atau mau aku gendong?"
Kath menatap tajam. Jadi dengan kesal hanya bisa mengikuti Ethan.
Dengan wajah tertunduk Kath mengikuti Ethan membiarkan pria itu menggenggamnya dan menariknya memasuki lift eksklusif yang biasa membawa petinggi perusahaan. Kath tak berani menoleh ke arah lain. Entah apa yang di pikirkan mereka yang melihatnya. Kath bahkan mendengar mereka saling berbisik, entah apa tapi di telinga Kath rasanya berdenging dengan berbagai suara buruk dan kejelekan.
Pintu lift tertutup, dan Kath memejamkan matanya. Masih tak berani mendongak, hingga dia mendengar suara Ethan.
"Apa yang kamu takutkan? Tegakkan kepalamu!" Kath mendongak dengan menatap penuh benci. Namun Ethan bergeming dan hanya menatap ke depan dimana pintu lift yang mencerminkan mereka berdua.
"Apa maumu sebenarnya?"
"Kamu akan tahu, nanti." Hanya itu yang Ethan katakan membuat Kath semakin kesal.
Saat pintu lift terbuka. Kath bisa melihat beberapa orang tertegun dan menatapnya, Kath ingin tak peduli, tapi dia tak bisa mengabaikan saat tangannya justru terus di genggam Ethan.
"Semuanya sudah siap?" Ethan menatap Davin dan dua orang lain yang berdiri tegang di dekat Davin.
Pantas hari ini Davin tidak menjemput Ethan. Rupanya pria itu mempersiapkan ini. Tapi, ada apa sebenarnya? Tak seperti biasa, semua karyawan bahkan berkumpul dan menatap mereka.
"Baiklah." Ethan mendudukan dirinya, begitupun dua orang lain yang sejak tadi jadi perhatian Kath.
Kath bergeming hingga Ethan menariknya untuk segera duduk.
"Duduklah!" Kath mendudukan dirinya masih dengan wajah bingung.
"Kau hanya perlu menandatangani ini, Tuan. Maka semuanya selesai."
Suasana tegang dari semua orang membuat Kath semakin binggung, hingga Ethan benar-benar menandatangani berkas yang di sodorkan padanya yang hanya dalam hitungan detik berkas itu berpindah ke depannya.
Kath mengerutkan keningnya. "Apa ini?"
"Tanda tangani!"
Kath menatap Ethan yang berwajah serius. Sejak tadi pria itu bersikap aneh.
Kath menarik berkas itu mendekat untuk membaca isinya, namun suara Ethan kembali terdengar.
"Kamu hanya perlu tanda tangan." Ethan menahan dengan meletakkan tangannya di atas tulisan kecil yang hanya bisa Kath lihat sekilas.
"Kamu pikir aku gila? Main tanda tangan saja. Bagaimana kalau ini penipuan?"
Semua orang semakin tegang saat melihat Kath mengeluarkan nada kasarnya.
"Memang apa mauku selain kamu tetap bersamaku?" bisik Ethan. "Apa yang bisa aku tipu?" ucapnya lagi.
Benar dia tak punya apapun untuk di pertaruhkan hingga Ethan menipunya. Tapi tetap saja dia tak boleh bodoh.
"Aku tetap akan membacanya lebih dulu!"
Ethan menghela nafasnya. "Baik. Tapi setelah itu kamu mungkin semakin lama ada disini. Ini tidak akan berakhir sampai kamu tanda tangan."
Itu artinya meski dia sudah membacanya dan tidak setuju, Ethan tetap tidak akan membiarkannya pergi.
Kath melihat semua karyawan yang masih ada disana. Semuanya menatapnya seolah mereka juga ingin ini segera berakhir.
Dengan tangan yang enggan Kath meraih balpen dan menggoreskan tanda tangannya di atas berkas tersebut.
Ethan tersenyum, lalu kembali menggenggam tangan Kath.
Berkas di tutup dan kedua pria itu berdiri dari duduknya. "Dengan ini proses pengalihan saham sudah selesai." Mata Kath membalalak dengan menatap tak percaya.
Apa katanya?
"Silakan, Tuan Davin." Berkas beralih pada Davin.
Kath yang masih kebingungan semakin terkejut dengan apa yang Davin ucapkan selanjutnya. Bukan hanya dia, bahkan semua karyawan pun nampak sangat syok.
"Dengan ini saya nyatakan 60% saham perusahan beralih atas nama Katherine Morice. Dan semua keputusan yang berhubungan dengan perusahaan harus melalui persetujuan Nona Katherine sebagai pemegang saham terbesar."
dengan begitu tidak ada yg bisa memandang rendah Katherine dan keluarga Ethan tidak bisa semena-mena pada kath lagi dan mereka bakal murka tapi mirisnya tidak bisa berbuat apa² 🤭.
sETHAN,kath mau dijodohin sama orang lain,hayooo..kamu 🤭
kalau bisa, jangan lemparkan tubuhmu padanya, biar tunggu dokter datang atau pukul kepalanya sampai pingsan 😄😄🤭(canda ✌️) tapi beneran juga boleh kali ya 😁
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.