Kembalinya Kaisar Langit Dan Bumi 2

"Baik Senior.. mari kita lihat apa saja di dalamnya"

Juli senyum pahit saat melihat isi Cincin Ruang milik Dewa Mindril, “Naga Kegelapan! Bayangan Dunia! Baju Peri Es! Jiwa Sayap Naga Purba, Kitab Pedang Dewa Abadi dan pedangnya, serta berbagai racun dan penawar, selainnya hanya emas dan permata” Juli memperlihatkan pada Hana.

“Ini sebuah keberuntungan kita senior”

Dari pandangan pertama Hana sangat menginginkan Naga Kegelapan yang sangat gagah dan mengerikan, Naga pembawa teror pada semua bangsa dunia di zaman kuno, Naga ini hanya berbentuk sekumpulan asap hitam dan api kegelapan yang sangat menyeramkan, ukurannya bisa di sesuikan dengan keinginan dan tenaga dalam pemiliknya.

“Senior! Aku belum pernah melihat jasad Naga tak berjiwa se-seramkan ini, dan aku sedikit tahu cara menggunakannya”

Hana yang malu meminta langsung pada Juli, karena bagaimanapun Naga Kegelapan itulah yang paling berguna diantara semua pusaka lainnya selain Bayangan Dunia.

Juli senyum hangat, “Ya! Aku akan memberikan mu dua pusaka ini, itu pun yang ku anggap akan berguna dan cocok bagimu kelak, yaitu Naga Kegelapan dan Bayangan Dunia, dengan dua pusaka besar ini kau akan menjadi manusia tak terkalahkan di Bumi” kata Juli senyum.

“A.. Apa?!”

Hana hampir tidak bisa berpikir sangking terkejutnya, “A.. Apa? Naga Kegelapan?! Senior menyerahkan begitu saja kepada ku..!! Ini.. tidak mungkin!! Naga ini Naga Legendaris dan satu-satunya di bumi..” Hana tergagap seakan itu semua sebuah candaan,

‘Apa yang salah dengan otak Senior Juli? Karena seseorang akan berpikir sejuta kali untuk memberi setingkat Tunggangan Naga Kegelapan pada orang lain, aku bahkan sangat tergila-gila pada tunggangan purba ini.. apa memang senior orang gila yang tidak tahu barang bagus? Pantaslah dia tidak bisa meningkatkan budidaya tubuhnya, tidak.. aku tidak bisa mengambil keuntungan dari kebodohannya.. dia telah menyelamatkan nyawa ku.. aku tidak mau membodohinya.. dia memang gila dan bodoh.. tetapi aku pun harus bertanggungjawab menjaganya..’ batin Hana mundur melambaikan tangannya tanda tidak setuju Naga Kegelapan diberikan padanya.

“Kalau pun kau berikan secara tulus, saya tidak bisa menerimanya, dua pusaka itu sungguh berharga sangat berharga” tegas Hana.

Juli senyum hangat menepuk pundaknya, “Hana! Dengarkan.. jika dirimu kuat bukankah kamu bisa melindungiku juga, lagi pula lihatlah? Seniormu ini bahkan belum berpangkat, hehe bagaimana saya bisa mengatasinya” Juli membujuk Hana,

Kata Juli tidak semuanya salah, akan tetapi Juli juga memiliki berbagai teknik untuk menaklukkan berbagai macam makhluk kuno dengan mudah.

Hana menundukkan kepalanya di satu sisi ia sangat ingin memilikinya, disisi lainnya ia juga tidak ingin mengambil dari seniornya karena keserakahannya, namun saat Juli membujuknya ia pun akhirnya menerimanya.

“Baiklah! kalau senior berkata demikian” .

“Bagus” Juli senyum senang sambil mengeluarkan Naga Kegelapan dari cincin ruang, dengan cepat Juli menuliskan tulisan kuno pada Naga Kegelapan,

Syut! Syut!

Juli terlihat serius menulis Pola Tulisan Kuno dengan penuh telenta tiada salah sedikit pun,

“Hana aku telah menetapkan Naga Kegelapan ini untuk menjadi milikmu selamanya.. jadi bukalah bajumu sekarang.. aku akan menempatkannya dalam Wadah Induk Tenaga Dalam di dadamu..” ucap Juli dengan wajah serius.

Raut wajah Hana berubah merah dan tersipu, “Ah! Sepertinya aku akan menguasainya dengan teknik pengendalian ku”

Hana terlihat malu karena harus disegel langsung kedalam Wadah Induk Tenaga Dalam miliknya secara otomatis ia harus melepaskan bajunya.

Juli menarik nafas panjang, “Hm.. ingin mengendalikan Makhluk Legendaris dengan Teknik Pengendalian Hewan Buas? Percayalah! Itu tidak akan bekerja sama sekali pada Makluk Purba Kuno ini, kau tahu Hana?! Di dunia ini hanya teknik ku satu-satunya yang bisa menguasai monster ini dengan baik tanpa efek samping” Jelas Juli dengan wajah serius.

Hana semakin salah tingkah, ia menundukkan kepalanya karena malu, di satu sisi Hana hanya anak kecil biasa disisi lainnya pemikirannya lebih dewasa bahkan bila dibandingkan dengan seorang remaja sekalipun,

‘Naga Kegelapan, salah satu diantara sembilan makhluk terkuat di bumi, ini kesempatan besar ku untuk memiliki salah satunya.. benar sekali seperti senior katakan, aku hanya menguasai Teknik Pengendalian Hewan Buas, dan itu juga tidak bisa ku gunakan untuk mengendalikan hewan ghaib tingkat menengah sekali pun.. berarti satu-satunya jalan aku harus mempercayainya’ batin Hana yang kini mulai membuka pakaiannya perlahan.

Setelah Hana meluncuti pakaian setengah badan, terlihat kulit putih bersihnya bercahaya yang terawat, dari sekarang saja tanda-tanda kecantikan ratu masa depan telah terlihat, sehingga tidak heran ia akan menjadi Ratu tercantik dunia saat dirinya dewasa kelak.

Hana memejamkan matanya bersiap menerima teknik penyegelan dari Juli, “Apa bisa kita mulai” Tanya Hana pelan.

“Hm..” sahut Juli berkeringat dingin, ia sedikit gemetar karena tindakannya sangat berbahaya bagi keselamatan Hana dan ia tahu betul resikonya jika gagal.

“Baiklah Hana! Ini akan terasa sakit maka bertahanlah! Jangan sampai dadamu terlepas dari telapak tangan ku” Juli mengingatkan sambil meletakkan tangan pada dada Hana.

Wuuusss.. buk!

Wooooosssss

Desir udara dan hembusan angin semakin berkecamuk hebat di ruangan itu, Hana tetap mempertahankan posisi dadanya agar tidak lepas dari tempelan tangan Juli yang kini dirasakan bagai bara api yang sangat panas dan menyakitkan,

Aaaaaaaakk!!

Teriak Hana mulai terdengar, perlahan kulit putih Hana terus tekelupas disertai regenerasi kulit karena efek Air Mata Abadi yang telah diminumnya beberapa saat lalu.

Whoosss whoosss

Semua kumpulan Asap Hitam dan Api Kegelapan dari Naga Kegelapan kini mulai terserap ke dada Hana yang terlihat sangat kesakitan,

“Bertahan lah Hana! Tidak lama lagi akan selesai”

Juli serius terus menyalurkan tenaga dalamnya untuk penempatan Naga Kegelapan pada Wadah Induk Tenaga Dalam milik Hana.

“Teknik Penyegelan!”

Teriak Juli menyelesaikan tugasnya dengan tenaga penuh ia mendorong semua Api Kegelapan dan Awan Hitam itu kedalam dada Hana secara bersamaan.

“Aaaaaaaakkk!!.. Ini sungguh sangat menyakitkan.. seluruh tubuhku mulai terbakar” teriak kesakitan Hana dan mengigit bibirnya hingga berdarah.

“Tidak lama lagi Hana, bertahan lah” Perlahan semua kumpulan asap hitam dan api hitam dari tubuh Naga Kegelapan kini mulai terserap ke dada Hana perlahan hingga tidak tersisa.

ROOAAR!!

Terdengar suara raungan Naga Kegelapan yang telah terbangkitkan kembali, kulit Hana perlahan beregenerasi ke bentuk semula sehingga tidak menimbulkan bekas luka sama sekali pada dadanya.

“Hehehe.. kita telah berhasil, kamu lumayan sabar Hana” Juli senyum senang karena pekerjaannya telah berhasil dengan sempurna.

“Senior memujiku..? Tapi aku benar-benar menbencimu.. teknik mu ini sungguh menyakitkan ku, ke depannya aku pasti berpikir ratusan kali untuk bersedia dengan hal-hal gila seperti ini”

Hana mulai mengenakan pakaiannya kembali, raut wajahnya sangat bahagia karena pusaka yang tak ternilai harga telah didapatinya.

"Iya.." Juli terlihat sangat kelelahan, “Hehe.. Iya tapi sekarang semuanya sudah selesai” Juli mulai termundur-mundur beberapa langkah karena kelelahan dan dia pun menjatuhkan diri serta terduduk di lantai.

Hana sedikit kaget, “Senior.. Kamu baik-baik saja?” Hana penasaran melihat Juli terjatuh karena kelelahan,

“Jangan bilang bahwa teknikmu lebih menyakitkan dari yang kurasakan tadi?” sambungnya.

“Hehe, tidak.. tidak.. saya hanya lelah saja” Juli hanya senyum ia tidak mengatakan bahwa teknik terlarangnya bahkan belasan kali dirinya lebih menyakitkan dari apa yang dirasakan olah Hana saat itu.

wuuuss

Juli mengeluarkan Banyangan Dunia dari cincin ruangnya, “Ini Hana, sekarang kau pelajarilah cara menggunakan Bayangan Dunia ini, karena kelak kau pasti sangat membutuhkannya” Juli kembali bangkit berdiri menghampiri Hana sambil memberikan Bayangan Dunia itu padanya.

Hana perlahan mengambilnya dengan perasaan senang, “Senior.. Terimakasih ya!” terlihat senyum bahagia menghiasi bibirnya.

“Baiklah, ayo kita keluar!”

**