Harus Kah Aku Menyerah

Sabrina bukan egois tapi dia begitu takut jauh dari tetehnya, dia tidak ingin ditinggalkan lagi seperti dulu. dia pasti tidak bisa bermanja dengan tetehnya lagi, sedangkan Mahesa dia menunduk tanpa menjawab, rasa takut di sia-sia kan lagi muncul di hatinya dia takut jauh dari tetehnya akan di perlakukan kasar oleh orang sekitar

Vera pun maju mendekati kedua adiknya, dia harus menjelaskan semuanya terlebih dahulu kepada mereka. sedangkan kelima teman adik Vera mereka hanya dia karena mereka tidak mungkin ikut campur, mereka cukup sadar diri

"Dengerin teteh, kalau kalian ikut teteh... lalu bagaimana dengan sekolah kalian? masa tiap teteh ada kerjaan di kota lain kalian mau pindah sekolah terus? nanti kalian ketinggalan pelajaran dek, teteh pasti akan sering pulang. tapi tidak pulang tiap hari, disini ada bi Herti mbak Tini dan Mbah Atih, mang Tubi juga akan pulang sebentar lagi" ucap lembut Vera. Sabrina menatap mata tetehnya itu

"Apa teteh janji akan pulang? Ina hanya takut teteh akan meninggalkan kami berdua, kami sudah senang dan tenang hidup dengan teteh, tanpa ada cacian dan hinaan dari orang lain" ucap lirih Sabrina. Vera pun tersenyum langsung memeluk kedua adiknya, walau dia berat meninggalkan kedua adiknya untuk beberapa bulan bahkan bisa satu tahun lebih, karena membangun usaha itu butuh proses

"Teteh janji, nanti kalau hari Sabtu teteh akan minta Om Jack untuk menjemput kalian kesini... biar hari libur kalian bareng teteh disana paham" ucap Vera. kedua adiknya pun mengangguk dengan berat, mereka tidak ingin membuat sang teteh banyak pikiran, karena mereka tahu tetehnya berkerja juga untuk mereka, mereka berjanji dalam hati kalau sudah besar akan membantu tugas tetehnya itu

"Baiklah... karena besok sudah mulai masuk sekolah, kalian istirahat, jangan begadang ayo masuk kekamar kalian" ucap Vera

"Kami mau tidur bareng teteh lagi" ucap Mahesa dan Sabrina. Vera hanya tertawa kecil mendengar ucapan itu, akhirnya mereka pun masuk kekamar dan istirahat

Ke esok kan pagi mereka pun sudah bersiap-siap untuk sekolah, Vera juga sudah berbicara kepada para pekerja nya, Bi Herti dan mbak Tini pun mengangguk saja, mang Hasan juga harus ikut kemana pun majikan kecil nya pergi, Sean dia akan tinggal di kota ini untuk mengurus pekerjaan disini, karena mang Tubi dan asisten nya juga pasti akan sibuk mengurus pertambangan yang baru di kelola Vera

"Nanti Vera akan menyuruh om Jack untuk menjemput kalian saat hari Sabtu, kalau Vera bisa pulang pasti kami usahakan pulang kemari" ucap Vera

Semua pun mengangguk mengerti, Vera juga menitipkan kedua adiknya dan kelima adik angkat, Vera tak mungkin melepaskan mereka begitu saja

"Kalian sekolah yang pinter ya... Jangan terlalu percaya pada orang lain yang belum benar-benar kalian kenali, dan hindari orang yang suka berbuat masalah, nanti kalau mereka membuat masalah kalian langsung bilang sama Bi Herti atau Mbak Tini" ucap tegas Vera. ketujuh nya pun mengangguk, Laginya selama itu mereka tak pernah mengalami yang namanya pembullyan, tidak seperti dulu. kalau dulu mereka bahkan lebih sering di bully anak yang memiliki keluarga atau memiliki banyak harta

"Baik teh kami mengerti" jawab ketujuh nya. Vera pun mengeluarkan beberapa gepok uang, Vera belum memberikan mereka kartu. itu sengaja karena agar mereka mudah membeli sesuatu nya, kalau kartu kan masih ada masalah atau sistem nya eror

"Teteh juga langsung berangkat... ya jaga diri kalian, jangan buat repot Bi Herti dan mbak Tini ya" ucap Vera

"Siap teteh

TBC

Jangan lupa guys like komen gif dan vote nya

Congras untuk Pemenang kuis gabut Author...

Buat yang belum beruntung jangan berkecil hati... insya Allah nanti author buat kembali kuis nya ya