Semua orang melihat Kenji Kazuma sebagai anak lemah dan penakut, tapi apa jadinya jika anak yang selalu dibully itu ternyata pewaris keluarga mafia paling berbahaya di Jepang.
Ketika masa lalu ayahnya muncul kembali lewat seorang siswa bernama Ren Hirano, Kenji terjebak di antara rahasia berdarah, dendam lama, dan perasaan yang tak seharusnya tumbuh.
Bisakah seseorang yang hidup dalam bayangan, benar-benar memilih menjadi manusia biasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hime_Hikari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 – Jejak Kaito
Lorong bawah tanah itu terasa seperti perut monster yang sedang tidur gelap, panjang, dan penuh hawa dingin yang merayap masuk ke tulang. Kenji berjalan perlahan, langkahnya pelan namun mantap. Setiap sentuhan sepatu pada lantai besi menghasilkan gema yang memantul jauh ke ujung lorong, membuat suasananya semakin mengerikan. Ia tidak seharusnya berada disini, tetapi setelah semua yang ia lihat foto bayi, simbol Takatori, rekaman rumah ibunya terbakar Kenji tahu satu hal, Kaito menyembunyikan sesuatu. Dan fasilitas ini adalah kunci segalanya.
Kenji menempelkan punggung pada dinding, menghirup napas dalam untuk menenangkan diri. Bahunya masih nyeri setelah kejadian di sekolah, namun rasa sakit itu justru membuatnya lebih waspada. Lampu neon di atas kepalanya berkedip seperti akan mati kapan saja. Pipa besar berisi cairan biru melintas tepat di sampingnya, mengeluarkan suara denting ritmis, seolah fasilitas ini memiliki detak jantungnya sendiri.
“Fasilitas apa ini?” gumam Kenji pelan.
Di balik kaca besar, ia melihat ruangan-ruangan kecil yang terkunci rapat. Beberapa diberi label yang membuat bulu kuduknya meremang, Subjek A Genetic Compensation, Subjek B Shadow project, dan terdapat sebuah file yang bertuliskan data Kazuma Restricted
Nama keluarganya sendiri. Kenji menggigit bibirnya. Semakin jauh ia berjalan, semakin jelas ia merasa bahwa ia bukan lagi anak SMA biasa. Bukan lagi Kenji yang ia kenal selama ini. Ia adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih gelap. Dan semua dimulai dari sini.
Kenji berhenti ketika melihat sebuah layar besar menyala otomatis. Di monitor, muncul rekaman hitam putih. Seorang bayi digendong oleh seorang wanita rambut panjang, senyum lembut, mata yang hangat.
“Mama.” Kenji menempelkan tangan pada layar. Rekaman bergeser. Kini terlihat dua bayi yang satu menangis, yang satu tidur dengan tenang.
“Ada dua Bayi?” tanya Kenji bingung.
Kenji memucat. “Apakah itu aku? Dan bayi yang satu lagi itu Kaito?”
Pada rekaman berikutnya, kedua bayi itu dipisahkan. Yang satu dibawa ke arah kiri, yang lain ke arah kanan.
Seorang pria berseragam Takatori menatap kamera dan berkata “Proyek B dipindahkan. Pewaris utama tetap di bawah pengawasan Kazuma.”
Kenji terhuyung satu langkah. Dunia seperti berputar. “Kaito bukan hanya klon, tetapi saudara kembarku?”
Hatinya terasa sesak. Kenji memejamkan mata, mencoba menstabilkan napasnya. Ia mendengar langkah cepat dari ujung lorong, tapi ia belum bisa pergi, tetapi ada satu pintu yang menarik perhatiannya.
Pintunya terkunci dengan pemindai sidik jari. Namun, sebuah celah kecil mengizinkan Kenji melihat ruangan di dalamnya. Ia menahan napas. di dalamnya ada ranjang rumah sakit dan beberapa monitor gelap. Ruangan tampak seperti ruang isolasi bekas ditempati seseorang yang penting.
Saat Kenji mencondongkan tubuh ke kaca, lampu sensor menyala otomatis,dan layar monitor di dalam ruangan hidup. Rekaman yang muncul membuat tubuh Kenji membeku, terdapat rekaman rumah sakit, dan ada seorang wanita itu lagi, dan wanita itu adalah Misaki Kazuma terbaring lemah, tetapi masih hidup. Tidak ada api. Tidak ada darah. Tidak ada tanda-tanda ia mati terbakar seperti yang dikatakan Kazuma, dan ia hidup tiga hari setelah rumah mereka terbakar.
“Tidak … tidak mungkin.” Kenji menempelkan kedua tangannya pada kaca. Suaranya pecah:
“Kalau Mama masih hidup setelah rumah terbakar, lalu siapa yang Papa lihat mati?!” tanya Kenji semakin bingung.
Rekaman berakhir tiba-tiba ketika seseorang masuk ke ruangan. Kenji hanya melihat punggungnya mantel hitam panjang, simbol T merah. Dan suara yang sangat dingin.
“Bersiap. Eksekusi tahap akhir,” kata orang yang berada di dalam rekaman tersebut.
Ren Muncul “Kenji!”
Mendengar suara itu membuat Kenji menoleh cepat. Ren berdiri di ujung lorong, wajahnya pucat dan napasnya terengah sepertinya ia berlari keras untuk menemukan Kenji. Wajah Ren langsung berubah ketika ia melihat rekaman yang masih membeku di layar.
“Itu … Mamamu?” bisiknya.
Kenji tidak menjawab. Mata Kenji memerah, tapi bukan karena hendak menangis. Lebih seperti amarah yang membara dan ketakutan yang menampar jantungnya.
Ren melangkah pelan, berhati-hati. “Kenji, kita harus pergi. Tempat ini bukan tempat biasa. Aku sudah melihat beberapa penjaga.”
Tapi Kenji bersuara rendah. “Ren … kalau Mama tidak mati terbakar dan itu berarti seseorang sengaja memalsukan kematiannya.”
Ren menatapnya, tidak bisa berkata apa pun. “Dan orang itu—”
Kenji menatap rekaman terakhir. “Itu dari keluarga Takatori.”
Suasana menegang. Ren menelan ludah. “Kenji … aku rasa ada yang lebih buruk dari itu.”
“Lebih buruk?” tanya Kenji.
Ren mengangguk lirih. “Aku melihat Kaito di sini.”
Kenji menoleh tajam. “Dia berbeda, Kenji. Dia … bukan seperti waktu terakhir kau bertemu dia.”
Ruangan Eksperimen Proyek B melihat tulisan tersebut Kenji dan Ren memasuki ruangan besar yang seperti laboratorium pusat. Di dalamnya ada tangki transparan berisi cairan biru. Di salah satu tangki terdapat kursi besi dengan sabuk pengikat tangan bekas digunakan.
Di meja, ada berkas yang terbuka. Ren mengambilnya. “Ken … kau harus lihat ini.”
Kenji mengambil berkas itu. Tangannya gemetar saat membaca.
Proyek B — Kaito
Status: Subjek Modifikasi
Tujuan : Menjadi double pewaris Kazuma untuk fase akhir
Dan di bawahnya ada sebuah catatan kecil
Kaito menunjukkan respon lebih stabil dibanding Kenji.
Kenji terlalu emosional.
Whisperer memilih Proyek B sebagai kandidat utama.
Melihat berkas itu Kenji meremas kertas itu. Jadi selama ini dia bukannya pewaris utama papanya sendiri, yaitu Kazuma.
“Aku … bukan pewaris utama?” tanya Kenji dengan suara yang sudah pecah.
“Kenji.” Ren menyentuh bahunya Kenji tersentak mundur, seolah sentuhan itu bisa membuatnya hancur.
“Jangan sentuh aku!” Ren terdiam.
Sekarang Kenji mengerti kenapa ia selalu merasa berbeda. Kenapa Kazuma tidak pernah menceritakan masa lalunya lengkap. Kenapa ia selalu merasa ada bagian dari hidupnya yang hilang.
Karena memang ada bagian yang diambil. Tiba-tiba alarm Menyala dan alarm tersebut mengeluarkan berbunyi keras. Woop! Woop! Lampu merah menyala berkedip-kedip.
Ren panik. “Kita ketahuan!”
Kenji bergerak cepat. “Ke pintu itu!”
Mereka berlari menuju pintu di ujung ruangan. Namun, sebelum mereka sampai, semua monitor di ruangan menyala sekaligus, menampilkan satu sosok, topeng putih. simbol T merah, dan siluet berdiri di kegelapan. Suara itu muncul dingin, rendah, bergema seperti banyak suara sekaligus.
“Kenji Kazuma, kau tidak seharusnya berada di sini.” Kenji membeku.
Ren menelan ludah. “K-Kau …”
Sosok bertopeng itu mengangkat tangannya dan seseorang berdiri di sampingnya. Kenji merasa napasnya hilang.
“Kaito?” tanya Kenji.
Kaito tampak berbeda, kedua mata itu kosong, dan seperti tidak ada nyawa, tidak ada emosi, hanya menampilkan sebuah tatapan kehampaan total. Ia seperti sedang dikendalikan oleh Whisperer, karena saat Kaito melihat ke arah Kenji, ia hanya terdiam saja.
Sosok bertopeng menepuk pundak Kaito. “Proyek B telah siap.”
Ren terbelalak. “Apa yang kalian lakukan padanya?!”
Sosok bertopeng itu hanya tertawa pelan. “Hanya menyelesaikan apa yang keluarga Kazuma mulai.”
Monitor terakhir menampilkan rekaman Mama Kenji yaitu Misaki yang masih hidup. Di belakangnya berdiri sosok yang sama dan orang itu adalah Whisperer.
Sosok bertopeng itu menjadi lebih jelas.“Kenji saatnya kau bertemu Mamamu.”
Terjadi sebuah ledakan boom! Pintu ruangan meledak, puing beterbangan. Penjaga Takatori bertopeng putih masuk dari segala arah.
Ren menarik Kenji. “Lari, Kenji!”
Kenji tidak bergerak. Ia hanya menatap layar gelap yang baru saja menampilkan sesuatu yang mengubah hidupnya ternyata selama ini mama masih hidup. Whisperer mengendalikannya. Kaito bukan musuh dia korban. Penjaga Takatori semakin dekat.
Ren menahan lengan Kenji sekuat tenaga. “Kalau kau mati di sini … Mama tidak akan pernah tahu siapa kau!”
Itu membuat Kenji tersentak. Ia berbalik dan berlari bersama Ren nafasnya berat, dadanya seperti terbakar. Dari lorong belakang, suara Whisperer kembali terdengar melalui radio penjaga
“Target bereaksi, fase kedua dimulai dan pastikan Kenji Kazuma tetap hidup,” kata Whisperer.
Hening sesaat, dan lalu suara itu menambahkan, lebih dingin. “Dia harus hidup untuk menyaksikan dunia runtuh di hadapannya.”