NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:320
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerja Kelompok

"Jadi kamu udah nikah???"

"Iya."

"MBA??"

"Nggak."

"Terus??"

Aqila memutuskan menceritakan hubungannya dengan Abizam kepada Agatha. Pagi itu mobil Agatha yang terparkir di sebelah mobil Abizam tidak sengaja melihat sang pemilik mobil yang sedang berciuman di dalam mobil dengan Aqila. Agatha yang terbiasa melihat hal itu mengabaikannya. Dia memilih diam dan tidak membahas nya dengan Aqila.

Di sisi lain, Aqila yang merasa tidak enak dengan Agatha. Akhirnya memutuskan untuk menceritakan kepada Agatha. Dengan Agatha tidak mengungkit-ungkit apa yang dia lihat di mobil, malah membuat Aqila lebih percaya kepada nya dari pada Andita.

"Ceritanya panjang."

"Masih ada waktu sepuluh menit untuk bercerita."

Agatha melihat ke arah jam tangannya. Aqila pun akhirnya menceritakan kepada Agatha semua kisahnya. Agatha sedikit dibuat ternganga tidak percaya.

"Ya jadi seperti itu."

Agatha terdiam dan menatap Aqila yang juga menatapnya.

"Aku gak tahu mesti ngomong apa. Tapi yang jelas,aku yakin kalau orang baik pasti akan dikelilingi dengan kebaikan juga."

"Amin."

"Kalian lagi ngomongin apa kok serius banget??"

Andita datang dan bergabung dengan Agatha dan Aqila. Seperti memahami apa yang membuat Aqila bimbang dengan Andita, Agatha pun mengalihkan pembicaraan mereka.

"Ah nggak. Hanya ngomongin tentang barang yang dibawa buat ospek. Kamu udah bawa susu yang warna ijo??"

"Belum. Tapi aku bawa pop ice ijo."

"Pinter juga kamu."

"Aku udah bawa air putih aja. Jadi ntar tinggal dilarutkan. Kalian udah bawa??"

"Aku udah bawakan tiga susu rasa melon sebenarnya. Kalau kalian mau ya bisa kalian ambil. Kebetulan aku beli tiga kemarin."

Aqila menyerahkan dua buah susu melon kepada Agatha dan Andita.

"Wah lumayan nih. Aku ambil satu ya Qila."

"Iya. Ambil aja."

Tanda dimulai ospek berbunyi. Aqila dan teman-temannya memasuki barisan. Mereka diberi tugas mempresentasikan jajanan pasar. satu kelompok terdiri dari enam orang. Tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Aqila berada di dalam kelompok Agatha dan Andita. Dua orang lelaki bergabung dengan kelompok mereka. Farel dan Galih.

"Jadi kita harus membawa jajan pasar juga yang akan kita gunakan untuk presentasi nanti."

Farel memulai kerja kelompok mereka pada hari itu.

"Lebih baik kita tentukan saja jajan pasar apa yang akan kita gunakan untuk presentasi. Setidaknya yang gampang dibeli dan rasanya enak."

Aqila memberikan list pilihan jajan pasar yang akan mereka beli. Aqila menulis arem-arem, lemper, bikang, serabi, pukis, lumpia, risoles, kue cucur, kue lumpur dan banyak lagi.

"Kita ambil berapa kue?? Atau masing-masing pilih dua macam?? Jadi nanti bisa ada sepuluh macam kue??"

Agatha ikut menambahkan usulan mereka.

"Kalau Aqila suka apa??"

Galih menatap intens ke arah Aqila. Membuat Aqila sedikit risih.

"Lebih baik kita list aja. Agatha pilih apa??"

Aqila mengalihkan pertanyaan Galih ke yang lain.

"Aku pilih pukis sama donat."

Aqila menulis list teman-teman kelompoknya dan kemudian membacakan satu persatu.

" Aqila serabi dan lumpia. Agatha pukis dan donat. Andita kue kukus dan lemper. Galih kue lumpur dan bikang. Farel cakue dan bakpau. Sudah ini ya?? Jadi sepulang kampus nanti kita ke pasar dulu beli ini semua???"

"Oke setuju. Kita bisa pakai mobil ku."

Agatha mengusulkan kepada yang lain. Aqila pun langsung menyetujuinya. Karena terlihat Galih akan menawarkan mobilnya. Agatha sendiri terlihat tidak menyukai Galih karena sedari tadi hanya memperhatikan Aqila saja. Bukannya merasa iri atau cemburu. Hanya saja Agatha tidak menyukai orang yang tidak profesional seperti Galih ini. Untuk Farel dia masih bisa diajak kerja sama walaupun terlihat agak lambat berpikir.

Siang itu Aqila dan Agatha sedang berada di kantin kampus. Andita entah berada di mana. Sangat terlihat jelas kalau Andita menyukai Galih.

"Jujur aku gak terlalu suka dengan Galih, Tha"

"Sama. Aku juga gitu. Cara dia melihat kamu agak aneh. Bukannya gimana-gimana. Hanya saja terlihat nggak bisa profesional aja. Dan aku lihat si Andita yang centil dan kepo itu keliatannya suka sama si Galih. Ya bagaimana pun juga Galih cukup tampan di anak-anak angkatan kita."

"Iya sih. Aku nggak mau geer. Tapi dia lihat aku kayak ada rasa. Bener gitu nggak sih?? Atau hanya perasaan ku aja??"

"Aku lihat juga seperti itu. Tenang saja. Aku akan bantu kamu untuk jauh dari dia."

"Makasih Tha."

Aqila menyunggingkan senyumnya. Pembicaraan mereka terjeda dengan dering dari handphone Aqila. Aqila pun segera menjawab panggilan dari Abizam.

"Hallo Kak."

"Sudah makan??"

"Ini Qila lagi makan sama temen. Kakak sudah makan??"

"Sudah baru saja. Kamu makan apa??"

"Di kantin kampus ada sayur asem dan dadar jagung. Enak banget."

"Wah nikmat banget itu."

"Kak, nanti Qila mau pergi ke pasar sama teman kampus Qila."

"Ke pasar??"

"Iya. Ada tugas dari kampus."

"Tugas apa??"

"Di suruh presentasi tentang jajanan pasar buat besok. Jadi nanti kita cari jajan pasar dulu."

"Nanti pulang jam berapa??"

"Nanti Qila pulang naik taxi online aja gimana?? Karena Qila nggak tahu harus pulang jam berapa??"

"Jangan. Kakak nggak izinin. Nanti biar sopir standby di kampus kamu dari jam empat sore ya. Habis dari pasar langsung ke kampus."

"Iya deh gitu aja. Makasih kak."

"Sama-sama. Hati-hati sayang."

"Kakak juga."

Wajah Aqila selalu memerah setiap kali Abizam memanggilnya sayang.

"Kamu habis telepon siapa??"

Aqila terkejut saat melihat Galih sudah ada di belakangnya.

"Ah nggak."

Aqila pun meninggalkan Galih dan bergabung kembali dengan Agatha dan yang lainnya.

"Jadi nanti kita langsung ke pasar kan sehabis bubaran ospek??"

Agatha langsung bertanya kepada Aqila.

"Iya. Langsung aja. Biar nggak kemalaman pulangnya."

"Nanti pulang nya aku antar kamu Qila."

Galih masih saja mengejar Aqila.

"Terima kasih. Tapi nggak usah repot-repot. Nanti aku sudah dijemput."

"Sekarang telepon aja biar nggak dijemput. Kan masih ada waktu."

"Maaf nggak bisa."

Aqila sudah semakin merasa tidak nyaman. Apalagi terlihat Andita yang sudah terlihat tidak suka.

"Nggak usah maksa Qila deh. Lagipula Qila kan sudah punya anak dan suami."

Seperti yang sudah Aqila prediksi, akhirnya Andita mengatakan juga tentang status Aqila.

"Beneran Qila???"

Galih bertanya dengan tatapan tidak percaya. Agatha terlihat tidak suka dengan situasi ini.

"Sebenarnya kita kerja kelompok buat apa?? Kamu."

Agatha menunjuk ke arah Galih.

"Dari awal kamu ada di kelompok kamu udah nggak fokus. Fokus mu hanya di Aqila aja. Kamu masih mau stay di kelompok ini nggak?? Kalau nggak, kita bisa cari anggota lain. Dan kamu."

Agatha ganti menunjuk ke arah Andita.

"Aku nggak tahu apa yang terjadi sama kamu. Kita baru kenal sehari. Dan aku rasa nggak etis kalau kamu membongkar status teman kamu yang terlihat dia enggan terbuka sama kamu. Dan benar firasat Qila, kamu bukan teman yang baik. Dengan mudahnya kamu membongkar status Aqila hanya karena kamu suka sama Galih. Ckck mengerikan. Asal kamu tahu, kalau bukan karena Aqila aku juga nggak mau berteman sama kamu yang tukang Kepo."

Andita tersentak dengan ucapan Agatha yang terkesan blak-blakan.

"Sabar Tha. Maafkan aku, aku nggak bermaksud menyembunyikan status hubungan aku. Hanya saja aku di sini untuk menuntut ilmu bukan yang lainnya. Dan lagi kita dapat tugas dari kampus, ada baiknya kita fokus dengan tugas kita dibandingkan kita debat seperti ini. Sekarang aku tanya sama Dita dan Galih. Kalian masih mau di kelompok ini nggak?? Kalau kalian nggak bisa bekerja sama dalam team, lebih baik kalian pindah kelompok saja."

"Aku pindah. Sepertinya aku nggak cocok di kelompok ini apalagi dengan orang yang ngomongnya nggak di filter."

Andita melirik ke arah Agatha dan kemudian meninggalkan kelompok tersebut menuju ke kakak pembimbing untuk berganti kelompok.

"Aku masih di sini. Maafkan aku kalau aku membuat kamu nggak nyaman Qila."

Galih menatap Aqila dengan tatapan penyesalan.

"Oke nggak apa-apa. Jadi kita berempat saja ya??"

Aqila sudah mengambil keputusan bulat. Seperti yang direncanakan, mereka pun akhirnya menuju ke pasar setelah pulang kampus. Membeli beberapa jajan pasar yang sesuai dengan daftar list mereka.

"Bu, kalau mau pesan ini besok bisa nggak??"

Agatha dan yang lainnya menyerahkan urusan tawar menawar kepada Aqila.

"Berapa biji neng??"

"Berapa biji enaknya??"

Aqila bertanya kepada yang lain.

"Di kelas kita hanya ada tiga puluh orang. Jadi kita pesan tiga puluh lima aja gimana??"

Farel melihat list kakak pembimbing mereka di kampus.

"Pas kan empat puluh aja deh Qila. Daripada ganjil. Lemper empat puluh, pukis empat puluh gimana?? Nanti kita patungan tiap anak tiga puluh ribu."

Galih pun mulai bisa bekerja sama dalam team.

"Oke kalau begitu."

Aqila pun melakukan pembayaran dan kemudian Galih, Farel dan Agatha membayar patungan kelompok mereka.

"Besok sebelum ke kampus aku mampir ke sini aja."

"Emang nggak apa-apa Qila?? Muter loh jalannya."

"Nggak apa-apa. Besok aku akan berangkat lebih pagi.

"Terima kasih Qila."

Agatha memeluk Aqila.

"Sekarang ayo kita kembali ke kampus. Sopir yang di tugaskan menjemputku sudah ada di kampus."

"Aku berpisah sampai sini aja. Rumah ku lebih dekat kalau dari sini."

Farel memisahkan diri dari rombongan.

Galih harus kembali ke kampus karena mobilnya masih ada di sana. Di pelataran kampus hanya ada beberapa mobil yang terparkir. Entah milik dosen ataupun milik mahasiswa yang kuliah malam. Aqila langsung bisa menemukan mobil yang menjemputnya. Di dalam mobil langsung keluar Leon dan Atlas.

"Mamiiiii.."

"Loh Leon. Sama siapa??"

"Sama papi dong. Kita tadi habis ajak jalan-jalan Atlas. Terus Atlas minta jemput mami."

"Oh ya??"

Aqila menatap dengan tatapan menyelidik ke arah Leon.

"Bohong dong. Leon yang ingin jemput mami.

Aqila terkekeh mendengar ucapan Leon yang terus terang.

"Ini anak kamu Qila??"

Galih menatap ke arah Leon dengan tatapan tidak percaya. Karena memang badan Leon jauh lebih besar daripada anak-anak seusianya.

"Iya. Leon sapa dulu sama Om Galih dan tante Agatha."

"Hallo Om, Hallo Tante. Namaku Leon dan ini Atlas."

Leon memperkenalkan diri kepada Agatha dan Galih sambil membungkukkan badan. Atlas pun mengikuti Leon membungkukkan badannya. Agatha terkekeh melihat mereka berdua.

"Astaga lucu banget. Ganteng anak kamu Qila."

Dari dalam mobil Abizam keluar dari mobil setelah mengakhiri panggilan teleponnya. Agatha dibuat tercengang saat melihat Abizam.

"Ini eksekutif muda Abizam kan?? Aslinya lebih ganteng ya Tuhan. Mimpi apa aku bisa ketemu sama the real Abizam. Apa saya boleh minta tanda tangan dan berfoto dengan anda??"

Abizam sedikit salah tingkah dengan sikap Agatha. Tetapi dia tetap melayani permintaan Agatha untuk berfoto dan sekedar membubuhkan tanda tangan di buku pelajaran miliknya. Aqila terkekeh karenanya.

"Ehm..."

Galih mengalihkan perhatian Aqila dan Agatha dari Abizam.

"Anu saya juga."

"Juga apa??"

Agatha mengerutkan keningnya.

"Saya juga mau minta foto bersama."

Abizam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Teman Aqila memang unik. Abizam pun akhirnya melayani permintaan Galih juga.

"Pegang dada ku Tha. Jantung ku jalannya cepat kan??"

Galih meletakkan tangan Agatha di dadanya yang memang berdegub kencang.

"Tolong diingat kalau dia sudah punya istri. Jadi jangan jatuh cinta kepadanya."

"Bercanda mu nggak lucu Tha. Sumpah."

Agatha terkekeh meihat raut wajah kesal Galih. Dan mereka pun berpisah satu sama lain karena hari sudah malam.

1
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!