Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengetahui
"Tuan Andreas?" Kath menghampiri sebuah meja dimana seorang pria berstelan jas duduk di sebuah kursi dengan secangkir kopi di depannya.
Pria itu menoleh dan mendongak, wajahnya nampak tertegun seolah terpesona. "Kau Kath?" Senyum antusias nampak di wajahnya. Namun tidak dengan Kath. Dia hanya tersenyum tipis. "Silakan duduk."
Kath mengangguk, lalu duduk di kursi di depan Andreas.
"Kau ingin pesan apa?" Andreas menyerahkan buku menu dan di terima oleh Kath. Sementara Andreas langsung memanggil seorang pelayan agar mendekat.
"Aku ingin cappucino." Kath menutup buku menu, lalu menyerahkan buku menu pada pelayan.
"Hanya itu? Kau tidak akan makan?" Andreas bertanya memastikan.
Kath menggeleng, "Tidak, terimakasih."
Andreas mengangguk. "Baiklah." Pelayan segera pergi meninggalkan keheningan antara Kath dan Andreas. Pria itu mengusap pahanya merasa gugup, sementara Kath menipiskan bibir merangkai kata apa yang baiknya dia katakan pada Andreas agar pria itu tak tersinggung.
"Jadi?"
"Begini—"
Keduanya bicara bersamaan, hingga Andreas tersenyum. "Baiklah, kau duluan."
Kath menghela nafasnya. "Maafkan aku, Tuan Andreas. Aku tidak bisa menerima perjodohan ini."
Andreas nampak tertegun beberapa saat lalu pria itu kembali tersenyum. "Aku mengerti, kalau ini karena kita belum saling mengenal. Tapi kita bisa melihat bagaimana selanjutnya," tawar Andreas. "Kita bisa mencobanya. Tidak perlu terburu-buru. Aku akan menunggumu." Andreas berucap yakin.
Kath menunduk. "Apa yang membuatmu yakin untuk mencobanya denganku? Padahal kau belum mengenalku?"
"Aku bisa melihat kau wanita baik." Kath mendenguskan kekehan, lalu mendongak.
"Baiklah." Andreas tersenyum bahagia lalu menyeruput kopinya untuk menghilangkan kegugupannya.
Kath melihat kopi yang di letakan di depannya, terlihat ukiran lukisan yang sengaja di buat barista untuk mempercantik tampilan, namun itu tak menarik bagi Kath, dimana kepalanya justru di penuhi pikiran tentang Ethan dan bagaimana caranya dia lari dari pria itu.
...
Davin melangkah cepat menuju ruangan Ethan. Di tangannya terdapat sebuah berkas yang penting yang Ethan inginkan.
Davin mendorong pintu cepat bahkan tanpa mengetuk. Nafasnya yang terengah membuktikan jika Davin terburu-buru. "Tuan—" Davin menghentikan ucapan menunggu Ethan menoleh.
"Kenapa? Ada sethan yang mengejarmu?"
Davin mendengus. "Tidak tuan, sebentar lagi kau yang akan berlari di kejar sethan," ejeknya.
Ethan menatap tajam membuat Davin melipat bibirnya.
"Katakan dengan cepat!"
"Nyonya mengatur perjodohan Kath dengan Tuan Andreas!" Nada suara Davin mengikuti Ethan satu oktav lebih tinggi, setelah itu Davin menutup mulutnya dengan telapak tangan merasa terkejut.
Seperti dugaan Davin, Ethan nampak terkejut dan segera bangkit dari duduknya.
"Apa kau bilang!"
"Kath baru saja menemui Tuan Andreas, Tuan."
"Sial!" Ethan meraih jasnya. "Dimana mereka bertemu?" Ethan keluar dengan terburu-buru, langkahnya cepat dan semakin lama semakin cepat seolah takut tertinggal. Davin bahkan kesulitan mengejarnya.
Lihat siapa tadi yang Ethan bilang di kejar sethan, dia bahkan berjalan lebih cepat darinya sekarang.
"Di sebuah restoran, Tuan.$ Davin segera membuka pintu, membiarkan Ethan segera memasuki mobil, dengan dirinya yang segera memasuki kemudi.
Hari ini kepergian Kath memang tanpa Davin, sebab Ethan memang sangat membutuhkan Davin ikut bekerja dengannya, terutama untuk mencari tahu apa yang Teresha lakukan kemarin dengan memanggil Kath. Jadi Kath hanya di temani supir dan satu pengawal bersamanya.
"Lalu, kemana dia sekarang?"
"Di rumah Luise, Tuan."
Ethan mengerutkan keningnya. "Benar ini alasan Kath keluar rumah hari ini." Ethan menyentuh dagunya mata tajamnya menatap ke luar jendela seolah memikirkan sesuatu.
Saat tiba di rumah Luise, Ethan melihat Kath keluar dari rumah tersebut dengan diantar Luise hingga depan pintu.
Ethan keluar dari dalam mobil lalu menatap Kath yang terkejut melihatnya.
"Kau kemari?" Kath melangkah mendekat dengan pelan. Sesekali Kath melihat ke belakang dimana Luise menunggunya di depan pintu. Wajahnya nampak gelisah.
"Menjemputmu." Ethan membuka pintu mobil untuk Kath.
Tanpa banyak kata Kath melangkah semakin dekat, hingga saat Kath berada di depan pintu suara bayi menangis terdengar membuat Kath menoleh begitu pun Ethan.
Kath tertegun, wajahnya nampak pucat saat Ethan juga mendengar suara tangis tersebut. "Temanmu punya bayi?" Kath dengan cepat menggeleng, lalu mengangguk.
"Ma—maksudku, tidak! Mungkin itu bayi tetangga." Kath sedikit tergagap membuat Ethan mengernyit, namun hanya sesaat sebelum Ethan mengangguk.
"Baiklah, ayo pulang." Ethan mendorong Kath untuk masuk sementara dia sendiri menoleh sebentar pada Luise yang sudah masuk ke dalam rumahnya lalu menutup pintu.
Kath masih duduk tenang berusaha menutupi hatinya yang gelisah. Bagaimana kalau Ethan menjadi curiga setelah mendengar suara bayi, tadi?
"Ada yang kamu sembunyikan?" Kath menoleh. Tangannya di sisi tubuhnya meremas kursi menahan keterkejutannya.
Apa Ethan tahu? Dia menyadari sesuatu?
"Apa maksudmu." Kath memalingkan wajahnya tak ingin menatap Kath.
"Jangn kira kau tidak mengatakannya aku tidak akan tahu, Kath!" Ethan menarik lengan Kath. "Tanganmu bahkan bergetar?" Ethan menaikan tangan Kath yang sejak tadi dia sembunyikan.
"Lepaskan aku! Aku tak mengerti!" Kath mencoba menarik tangannya, namun Ethan tak melepaskannya dengan mudah.
"Sakit!" Kath semakin panik saat merasa Ethan tahu tentang Nathan. Tidak! Pria itu tak boleh tahu, bahkan meski dia tahu dia tidak akan membiarkannya mengancam menggunakan Nathan, jika itu terjadi maka Kath akan semakin membenci Ethan.
Ethan menarik Kath hingga mendekat ke arahnya, tatapannya beradu dengan Ethan yang menatap dengan tajam dengan tubuh yang merapat. "Jangan berpikir untuk menyembunyikannya, Kath. Aku tidak akan melepaskanmu. Menikah? Kau hanya akan melakukannya denganku."
Kath mengerjapkan matanya. Apa katanya tadi? Menikah?
"Andreas bahkan tidak bisa di bandingkan denganku." Jadi yang Ethan bicarakan bukan tentang Nathan? Tapi perjodohannya dengan Andreas?
Merasa itu benar Kath menghela nafasnya pelan. Dalam hati merasa lega, ternyata Ethan belum tahu tentang Nathan. Kath harus segera memikirkan cara untuk pergi membawa Nathan sebelum pria itu benar-benar tahu.
"Memang kenapa dengan Andreas? Dia baik." Rahang Ethan mengeras bahkan giginya terdengar gemelutuk.
"Kau memujinya?"
Kath menaikan alisnya. "Apa yang salah dengannya. Dia memang baik, pengertian dan lembut memperlakukan wanita." Tatapan Kath jatuh pada tangannya yang di genggam Ethan.
Ethan mendengus lalu melepas tangan Kath. "Tak ada yang boleh merebutmu dariku."
Kath terkekeh dengan menyentuh pergelangan tangannya. Ethan sialan, pria itu membuat tangannya merah. "Apa yang bisa kau janjikan, Ethan? Hanya sebuah omong kosong. Memiliki tanpa perasaan apa kau ingin kita menderita? Andreas jelas berbeda dia pria single yang bisa memberiku kepastian. Jelas kau tidak bisa di bandingkan dengannya."
Mendengar ejekan Kath Ethan mengepalkan tangannya. "Tidak ada cinta diantara kalian."
"Tidak masalah, itu bisa menyusul. Memangnya kau mencintaiku? Kau bahkan memiliki istri."
"Aku—" Baru akan menjawab mobil terparkir di parkiran bawah tanah.
Kath membuka pintu dan segera pergi meninggalkan Ethan yang hanya mampu menelan kembali ucapanya.
Ethan menghela nafasnya melihat kepergian Kath. "Davin, cari tahu apa yang selalu dia lakukan di rumah itu." Davin menatap Ethan dari kaca atas. Tak perlu dia tanya lagi rumah siapa yang Ethan maksud. Tentu saja Luise. Dia hanya mengangguk. Memang apalagi, obsesi tuannya terhadap Kath sudah akut. Mungkin karena dia takut Kath akan meninggalkannya, lagi.
"Baik, Tuan."
"Cari tahu juga apa ada bayi di rumahnya." Sudah jelas Ethan mendengar suara bayi menangis dari rumah Luise. Tapi Kath mengatakan itu tetangganya. Dan tingkah lakunya menunjukan jika ada sesuatu yang Kath sembunyikan darinya.
dengan begitu tidak ada yg bisa memandang rendah Katherine dan keluarga Ethan tidak bisa semena-mena pada kath lagi dan mereka bakal murka tapi mirisnya tidak bisa berbuat apa² 🤭.
sETHAN,kath mau dijodohin sama orang lain,hayooo..kamu 🤭
kalau bisa, jangan lemparkan tubuhmu padanya, biar tunggu dokter datang atau pukul kepalanya sampai pingsan 😄😄🤭(canda ✌️) tapi beneran juga boleh kali ya 😁
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄
seberapa besar dia mencintaimu, sebesar itu pulalah luka dihatinya karena kamu, cinta yang tulus pun bisa memudar karena tidak ada harapan didalamnya dan tidak ada penghormatan untuk rasa cinta itu.
dia yg tak memberi kepastian maka jangan berharap dan memberi harapan.
siapa tau dia juga tengah menantikan kelahiran anak dari istrinya, entah seperti apa hidupnya setelah 8bln sudah kehilangan mu,apa masih ngamuk² ,tantrum atau sudah berdamai dengan keadaan dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
apa kabarmu Ethan? semoga kau makin gila😄 ,doa jahat karena kamu jahat pada kath
kau jadikan dia pemuas n*fsumu saja dan ingin tetap jadi simpanan setelah kau punya istri 😔.