Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh enam
“Oke cukup! Jenna bisa istirahat dulu sampai sesi selanjutnya di mulai!” Kata fotografer yang membuat Jenna menghela napas lega.
Ini adalah pemotretan kedua untuk hari ini, dengan brand berbeda dan lokasi yang berbeda juga. Jadi Jenna cukup kelelahan, karena di pemotretan pertama tadi ia lebih dari sepuluh kali berganti pakaian dan sekarang Jenna melakukan pemotretan untuk brand tas ternama.
“Ambilkan aku minuman dingin!” Kata Jenna kepada Elios yang kini menyampirkan selimut kepadanya.
Pakaian Jenna sedikit terbuka dan cuaca hari ini cukup dingin, jadi tubuh wanita itu sedikit kedinginan. Elios sendiri langsung sigap memberikan selimut agar Jenna tidak merasa kedinginan.
“Minuman dingin? Itu akan membuatmu flu!” Kata Aurel dengan tatapan tajamnya.
“Tapi tenggorokanku membutuhkan minuman dingin yang menyegarkan,” keluh Jenna yang sudah berada di dalam ruangannya.
“Bagaimana dengan cokelat hangat?” Tanya Elios yang tentu saja tidak ingin wanitanya terserang flu, karena minum minuman dingin di cuaca yang dingin.
“Baiklah, tapi jangan terlalu manis!” Kata Jenna yang membuat Aurel berdecih pelan, karena Jenna lebih mau mendengarkan perkataan Elios daripada dirinya.
Sampai sekarang Aurel masih belum tahu kalau hubungan Jenna dan Aurel bukanlah sekedar atasan dengan bodyguard pribadi. Sebab Jenna masih belum ingin becerita, ia akan becerita nanti saja setelah Elios melamarnya untuk menikah.
“Jenna, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu!” Kata Aurel setelah Elios keluar untuk mengambilkan cokelat hangat.
“Apa?” Tanya Jenna dengan suara kecilnya, karena ia benar-benar kehausan.
“Selama beberapa hari belakangan ini, aku merasa ada yang mengawasiku dan itu bukan hanya saat aku berada di luar… tetapi juga saat berada di dalam apartemen. Aku merasa sedikit takut, karena dulu aku sempat diculik oleh orang-orangnya Hael. Jadi, apa aku boleh tinggal bersamamu sampai mereka tidak mengawasiku lagi?” Tanya Aurel yang sejak kemarin ingin mengatakan hal ini, tetapi tidak jadi… karena Jenna selalu menempel pada Elios.
“Jenna!” Aurel menepuk bahu Jenna yang masih belum menjawabnya.
Jenna sendiri tidak mungkin mengizinkan Aurel tinggal bersamanya di Penthouse, sebab ia tidak akan bebas melakukan apa saja kepada Elios kalau ada orang lain di sana. Jenna akan meriang kalau sehari saja tidak mencium bodyguard tampannya itu.
“Jenna kenapa hanya diam?” Desak Aurel yang benar-benar membutuhkan tempat yang aman untuk sementara waktu.
Jenna mengangkat tangannya untuk menyuruh Aurel tidak bicara, ia mengambil air mineral di atas meja dan meneguknya sedikit untuk meredakan rasa hausnya.
“Kak Aurel mau tinggal di Mansion Grelynn?” Tanya Jenna yang dibalas gelengan oleh sang manajer.
“Jenna, kau tidak tinggal di sana. Jadi aku tidak mau tinggal bersama orang tuamu, kecuali kau juga berada di sana,” ujar Aurel yang membuat Jenna benar-benar kebingungan.
“Tenanglah, Ibu dan Ayah sangat baik. Anggap saja mereka sebagai kedua orang tuamu sendiri,” kata Jenna yang membuat Aurel langsung memicingkan matanya dengan penuh curiga.
“Kenapa kau tidak mengizinkanku tinggal bersamamu di Penthouse? Padahal sebelumnya kita tinggal bersama selama dua tahun, dan sekarang kau tidak mengizinkanku untuk tinggal bersamamu… padahal hanya sebentar, sampai mereka berhenti mengincarku. Atau ada sesuatu yang sedang kau sembunyikan dariku? Atau ini ada hubungannya dengan Tuan Elios?” Tanya Aurel yang semakin curiga dengan keduanya, apalagi tingkah Jenna yang semakin posesif kepada Elios menambah rasa kecurigaannya.
“Bukan itu, tapi di Penthouse hanya ada dua kamar dan kamar yang satunya di tempati oleh Elios,” kata Jenna yang tidak akan memanggil Elios dengan sebutan kakak, kecuali saat mereka hanya berduaan saja.
“Kan aku bisa tidur bersamamu,” ucap Aurel yang dulu pernah tidur sekamar dengan Jenna, karena apartemen tiba-tiba listriknya padam dan di luar terdapat suara petir yang sangat menakutkan.
“Tidak bisa!” Tolak Jenna yang semakin bingung mencari alasan yang lebih masuk akal.
“Kalau tidak bisa sekamar denganmu, aku bisa sekamar dengan Tuan Elios.” Celetukan asal itu membuat mata Jenna langsung melotot.
“Kau sangat menyebalkan! Aku akan mencari serang bodyguard untuk menjagamu!” Seru Jenna yang hampir kelepaskan mengamuk, karena tidak terima dengan perkataan sang manajer.
“Tuh ‘kan! Kau terlihat semakin mencurigakan, sebenarnya apa yang terjadi antara dirimu dengan Tuan Elios?” Tanya Aurel dengan mendekatkan wajahnya.
Jenna menggigit bibir bawahnya, ia berharap Elios lekas kembali untuk membantunya.
“Mana cokelatnya!” Seru Jenna dengan suara cemprengnya saat pintu terbuka dan memperlihatkan wajah pria yang sangat ditunggu olehnya.
Aurel terlihat cemberut, karena Jenna tidak ingin memberinya jawaban yang jujur. Padahal Aurel bukanlah tipe orang yang suka membocorkan rahasia.
“Untukmu!” Suara Elios membuat Aurel sedikit terkejut.
Pria itu juga membawa cokelat hangat untuknya, bukan hanya Jenna. Aurel dengan canggung menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada Elios.
Berbeda dengan Jenna yang telihat cemburu, padahal hanya cokelat dan Elios tadi membeli satu dapat bonusan satu. Jadi bukan pria itu yang ingin membeli dua, tetapi penjualnya yang sedang memberi diskon.
“Tuan Elios, apa Anda memiliki seseorang yang bisa dibayar untuk menjadi bodyguard pribadi saya?” Tanya Aurel dengan canggung.
Aurel tidak memiliki pilihan lain, sebab ia sangat takut kalau orang-orang Hael menculiknya atau membunuhnya. Aurel masih ingin hidup lebih lama, ia bahkan belum menemukan jodohnya.
“Kenapa Anda ingin mencari seorang bodyguard?” Tanya Elios sambil melirik ke arah Jenna yang tidak menyembunyikan kecemburuan.
Pria itu sedikit senang melihat wajah menggemaskan Jenna, tetapi ia juga ingin tahu alasan Aurel yang tiba-tiba mencari seorang bodyguard pribadi.
Aurel menarik napas dalam-dalam, sebelum ia menceritakan apa yan ditakutkan olehnya. Suara terdengar sedikit bergetar, membuat Jenna tersadar kalau sang manajer benar-benar ketakutan.
“Tidak perlu takut, mereka hanya ingin menjaga Anda,” ucap Elios yang membuat kedua wanita di depannya kebingungan.
Jenna langsung tersadar dengan kalimat penuh makna tersebut, ia tersenyum lebar dan menepuk bahu Aurel yang masih menegang.
“Mereka bukan orang-orang Hael, tetapi orang-orang Elios,” perkataan Jenna membuat Aurel tanpa sadar menatap ke arah pria tampan di depannya, tetapi hanya sebentar saja.
“Benarkah? Mereka tidak akan mencelakaiku atau membunuhku?” Tanya Aurel yang masih belum bisa tenang.
“Tugas mereka hanya menjaga Anda dari orang-orang Hael, jadi tidak perlu mencari bodyguard,” ucap Elios dengan nada dinginnya.
Pria itu akan berkata sedikit lembut kalau dengan Jenna, atau atasannya. Selain mereka, sikapnya tampak begitu dingin dan membuat orang lain merasa sungkan.
“Te-terima kasih sudah melindungiku, aku merasa sangat lega setelah tahu kalau mereka bukanlah orang-orang jahat,” ucap Aurel yang rasanya ingin menangis, karena sangat senang.
Bersambung.
no kaleng...kaleng.....😁