Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Abdi dan Khasanah selesai lebih dulu ia meninggalkan ruang makan masuk kamar namun Khasanah menolak karena ia ingin berbincang dengan Dewi juga Yesha . Abdi mengijinkannya sedangkan dirinya masuk ke kamar dan beristirahat .
Saat ini Khasanah duduk di ruang keluarga bersama Dewi dan Yesha juga Almira . Awalnya canggung kemudian Dewi yang memulai pembicaraan sambil bercanda ringan .
Almira merasa bersalah karena menyanggupi permintaan Yesha yang ingin main ke rumahnya . Ia tidak tahu kalau Khasanah akan datang dan menginap .
Almira melihat suasana pembicaraan mereka semakin terasa tidak nyaman mengajak Khasanah pergi meninggalkan Yesha dan mamanya ke kamarnya ,
"Kak Khasanah kita ke kamarku yuk ," Almira menarik tangan Khasanah berdiri lalu pergi ke kamarnya .
Melihat kedekatan Almira dan Khasanah membuat Yesha semakin membenci Khasanah . Dalam hatinya berseru aku akan buat kamu pergi dari rumah ini .
"Tante sudah malam aku harus pulang nanti mama mencariku ," dengan berbohong Yesha berpamitan kepada Dewi karena ia ada janji dengan seseorang .
"Baiklah kalau begitu hati-hati ya , maaf Tante tidak bisa mengizinkanmu menginap karena takut ada fitnah ," jelas Dewi .
" Iya Tante , tidak apa-apa. Aku ngerti kok terimakasih makan malamnya juga cerita Tante tadi sangat menyenangkan sekali , " sahut Yesha sambil berjalan menuju teras sambil mencium tangan Dewi .
"Hati-hati di jalan ya ," pesan Dewi melihat Yesha berjalan keluar rumah sampai di pintu gerbang .
Sebuah mobil berhenti di depan rumah Yesha langsung masuk dan duduk dengan tenang lalu tersenyum ke arah pengemudi dan keduanya saling berciuman mesra .
"Sudah siap malam ini ?" tanya pria yang mengemudi tersebut dengan senyum senang melihat Yesha bersamanya .
"Sudah dong let's go baby ," jawabnya sambil mencium pipi pria tersebut . Mobil meninggalkan rumah mewah tersebut .
Seseorang melihat Yesha berada di dalam mobil tersebut sambil merekam apa yang mereka lakukan lalu menyimpannya .
Di dalam kamar Almira bercerita dengan Khasanah . Ia merasa nyambung dan nyaman berbeda ketika bercerita dengan Yesha sudah tidak nyambung kalau bicara suka ceplas ceplos seenak sendiri .
"Kak Khasanah selama ini tinggal sama tante cerewet itu ya ?" Almira menyebut tantenya Khasanah dengan nama tante cerewet .
Menurutnya Listya cerewetnya kebangetan karena waktu di hari pernikahan Khasanah , Almira menjadi bahan candaan Listya . Bagi Listya Almira itu masih anak kecil yang polos dan tidak tahu apa-apa .
Listya belum mengenal Almira yang sebenarnya adalah gadis cerdas dan mempunyai wawasan luas . Meskipun masih kuliah Almira juga bekerja tapi ia tidak pernah memberitahu siapapun termasuk kedua orang tuanya .
Khasanah tersenyum mendengar perkataan Almira tentang tantenya . Ia tidak menyangka kalau Almira membenci tantenya . Ia mengenal Listya kadang baik kadang jahat sama dirinya tapi ia memaklumi sifatnya .
"Memang benar cerewet kok , kakak kok betah sih tinggal sama dia .Apa suami dan anak-anaknya juga sama cerewetnya ?" katanya lagi .
" Apa yang kamu lihat dan dengar belum tentu yang sebenarnya loh , jangan berburuk sangka sebelum mengenal seseorang nanti bisa menimbulkan fitnah ," kata Khasanah memberi pengertian pada Almira .
Khasanah tidak tahu kalau Almira sudah mengantongi sifat buruk Listya dan keluarganya . Ia hanya butuh penyelidikan kasus yang ia tangani .
"Apa kakak tidak pernah curiga sama mereka ?" Almira hampir saja keceplosan namun ia sanggup mengontrol kata-katanya.
”Maksudnya bagaimana ? " tanya Khasanah merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Almira .
"Maksud aku , tante dan omnya kakak tidak pernah meminta apapun dari kakak gitu , " jelas Almira .
" Oh tidak pernah , tapi kadang meminta uang itu cuma sekedarnya saja ," Khasanah mengingat bagaimana perilaku tantenya dulu padanya setiap kali meminta uang terus menerus tapi ketika usahanya berkembang dengan tegas menolak memberi uang pada Listya .
Almira bisa melihat sisi lain Khasanah namun ia tidak mau gegabah dalam bertindak lebih jauh .
"Sayang , aku sudah ngantuk ayo tidur ," Abdi nyelonong masuk dan langsung memeluk Khasanah dari belakang .
Khasanah terkejut begitu juga dengan Almira . Ia tidak menyangka jika kakaknya romantis pada kakak iparnya .
Khasanah tidak bisa menolak pelukan Abdi ketika di depan Almira , ia membiarkan Abdi bersikap manja padanya .
"Bisa gak kalau mau romantis jangan di depanku ?" Almira mengusir dengan caranya .
" Terserah kakak dong sama istri sendiri , " sewot Abdi sambil mencium pipi Khasanah yang terlihat merah .
Almira menyadari sesuatu di balik wajah kakak iparnya tersenyum jahil .
"Sudah tanggung sana pergi lanjut di kamar kalian , pergi sana ," kali ini Almira mengusir sambil mendorong tubuh Abdi dengan kasar .
"Iya bawel , gak di usir kita juga keluar kok ," balas Abdi menggandeng tangan Khasanah berjalan keluar . Almira menutup pintu lalu menguncinya .
Di luar Abdi masih menggandeng tangan Khasanah berjalan menuju kamarnya . Abdi membuka pintu lalu menyuruh istrinya masuk lebih dulu baru dirinya .
Abdi menahan langkah Khasanah berdiri berhadapan saling pandang . Keduanya saling mengunci meminta sebuah penjelasan .
Abdi memegang jilbab Khasanah akan membukanya namun Khasanah menahannya .
"Kenapa ?" tanya Abdi dengan suara lirih .
Khasanah merasa malu ia belum berani membuka jilbabnya di hadapan suaminya . Bukan namanya Abdi jika sudah menginginkannya . Ia meyakinkan Khasanah dengan tanggung jawabnya .
"Apa kamu meragukan perasaanku padamu ?" tanya Abdi lagi memandang lebih dekat dan lebih dalam .
Khasanah meneteskan airmata melihat tubuh Abdi semakin dekat ada rasa takut dalam dirinya . Ada rasa nyaman ketika berdekatan dengannya Khasanah tidak bisa menafsirkan perkataanya dengan keadaannya saat ini .
Pikiran Khasanah terlampau buruk memikirkan tentang sebuah pernikahan apalagi ada seorang mantan di hidup Abdi itu yang membuatnya ragu dihatinya .
Dengan hati-hati Abdi mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya dan sentuhan bibir lembut dan nikmat . Pelan namun pasti Abdi tidak memaksa tapi ia memberi sebuah pelajaran berharga pada istrinya .
Khasanah terbuai dalam ciuman suaminya karena belum pernah berciuman , tapi ia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang adalah sebuah kewajiban istri terhadap suaminya .
Abdi terus melancarkan aksinya namun Khasanah menahan dan menetralisir degup jantungnya juga napasnya karena ulah suaminya .
"Maaf aku terlalu bernafsu karena aku tidak bisa menahannya bila sudah dekat denganmu , maaf ," Abdi berpaling membelakangi Khasanah dan hendak melangkah pergi .
”Kita shalat dulu sebelum melakukan yang itu ," kata Khasanah sambil menarik napas pelan .
Abdi berbalik menatap wajah Khasanah lalu tersenyum sambil mengangguk setuju . Ada hati yang tenang ketika melihat wajah teduh seorang perempuan solehah . Ada getaran di dalam dada ketika suara lembut menyapa .
Semua terasa indah dan berkesan juga lebih bermakna . Di atas sajadah keduanya memanjatkan sebuah doa untuk keselamatan dunia dan akhirat juga kebahagiaan bersama .
Sebuah kesaksian halal akan membawa pada kedamaian pasangan halal .