NovelToon NovelToon
WAGE

WAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Selingkuh / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Diambil dari cerita weton Jawa yang populer, dimana seseorang yang lahir di hari tersebut memiliki keistimewaan di luar nalar.
Penampilannya, sikapnya, serta daya tarik yang tidak dimiliki oleh weton-weton yang lain. Keberuntungan tidak selalu menghampirinya. Ujiannya tak main-main, orang tua dan cinta adalah sosok yang menguras hati dan airmata nya.
Tak cukup sampai di situ, banyaknya tekanan membuat hidupnya terasa mengambang, raganya di dunia, namun sebagian jiwanya seperti mengambang, berkelana entahlah kemana.
Makhluk ghaib tak jauh-jauh darinya, ada yang menyukai, ada juga yang membenci.
Semua itu tidak akan berhenti kecuali Wage sudah dewasa lahir batin, matang dalam segala hal. Dia akan menjadi sosok yang kuat, bahkan makhluk halus pun enggan melawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akan menikah

Wulan dan Bara segera meluncur menuju tempat bekerja, meskipun sempat bingung harus apa menghadapai Usman nantinya.

"Rame Dek!" ucap Bara, mereka melihat banyak orang berdesakan menonton sesuatu di depan konter tempat Wulan bekerja.

Wulan segera turun, langsung mendekati kerumuman itu. Setelah mencari celah dan berhasil masuk di tengah mereka, alangkah terkejutnya Wulan menyaksikan Usman yang menggila dipegangi warga.

"Wulan! Itu Wulan! Wulan tolongin Mas Usman. Jangan tinggalkan Mas lagi, kamu jangan pergi!" teriak Usman, dia melihat Wulan dengan jelas sekali padahal Wulan di tengah kerumunan yang berdesakan.

Seketika semua orang menatap Wulan, celah yang tadinya nyaris tak ada, kini jadi terbuka dan semua orang melihat dirinya, Usman memberontak dan semakin menggila.

Glek!

Wulan meneguk ludahnya, puluhan pasang mata itu seolah menghakimi dirinya.

"Oh! Ternyata kamu yang bernama Wulan. Kamu yang sudah membuat anakku tergila-gila hingga tidak waras. Dasar perempuan gatal! Kamu hanya pegawai konter yang tidak sebanding dengan anak ku! Cepat, sembuhkan Usman! Buang peletmu itu!" teriak seorang ibu-ibu langsung memaki Wulan.

"Tidak Bu, aku tidak melakukan apa-apa!" jawab Wulan.

"Bohong! Kamu tidak mau mengaku setelah membuat anak ku seperti ini, Hah?" bentaknya, tangan besarnya ingin meraih rambut Wulan, namun seorang warga berhasil mencegahnya.

"Bu! Sudah ku bilang kalau Wulan tidak melakukan apa-apa, apa lagi pelet seperti yang ibu katakan. Atau jangan-jangan anak ibu lah yang sudah memelet Wulan tapi peletnya balik lagi, terus menjadi gila!" teriak Yanti.

"Heh! Kamu jangan ikut campur! Tidak usah membela temanmu yang pembawa sial ini. Jangan kira aku tidak tahu, kalau dia adalah perempuan yang gagal kawin tujuh tahun yang lalu, karena calon suaminya mati mendadak."

Semua orang makin tercengang mendengarnya, pun dengan Yanti. "Ibu tahu darimana? Usman menceritakannya? Artinya ibu juga pasti tahu kalau dia menyukai Wulan."

"Usman tidak mungkin menyukai perempuan seperti dia! Dia pasti sengaja mengguna-guna anak ku karena selama tujuh tahun ini sudah tidak laku!" marah ibunya Usman, sedangkan Usman memandangi Wulan sambil meracau.

"Heh!" Yanti semakin emosi dibuatnya, tapi Kun buru-buru memegangi Yanti yang sudah tersulut emosi.

"Kembalikan anak ku seperti semula! Cepat lepaskan guna-guna mu!" teriak ibunya Usman kali ini berhasil mendorong Wulan, dan mengangkat tangannya akan menampar Wulan.

Tepat ketika Wulan menutup mata sedikit memalingkan wajahnya, Bara menangkap tangan ibu-ibu itu.

"Kamu! Lepaskan!" teriak ibunya Usman.

"Saya tidak akan melepaskan." jawab Bara.

"Oh, kamu pasti orang yang sudah terkena peletnya juga." ucap ibunya Usman.

"Sebaiknya ibu pulang, sekalian bawa dia! Sejak kemarin dia sudah mengganggu calon istriku." menunjuk Usman yang di bekuk warga, tak berdaya.

"Satu lagi Bu! Wulan bukan tidak laku, tapi setia sama aku." sambung Bara, menggenggam tangan Wulan erat.

Orang-orang mulai mundur perlahan membubarkan diri satu persatu, aura dingin yang dimiliki Bara ternyata cukup ampuh mengusir mereka. Tapi konsekuensi keributan ini tidak lah ringan, malu.

"Jadi, pernah mau menikah Dek?" tanya Bara pelan, kini mereka duduk berdua di sebuah kedai yang cukup sepi. Menenangkan Wulan yang tampak gundah.

Wulan menunduk, dia enggan menjawab, namun diamnya sudah cukup menyatakan, iya.

"Aku tahu, ini bukan waktu yang tepat. Tapi, Mas ingin sekali menjaga kamu, mendampingi mu, meskipun tidak bisa menggantikan dia. Paling tidak, Mas bisa mencintaimu dari dekat."

"Berpikirlah lagi Mas, Kehilangan itu rasanya sakit sekali. Dan bekasnya masih ada. Mas lihat sendiri bagaimana orang memandang ku." jawab Wulan.

"Aku tidak peduli. Asal kamu bersedia menerima aku, kita akan hadapi segalanya bersama."

Tiba di rumah kemudian, Bara tidak menunda niatnya dan langsung menyampaikan keinginannya kepada Ratih. Tentu saja Ratih menyambut niatnya dengan sangat bahagia.

"Tapi, Wulan belum menjawab Bu." Bara mengadu, wajah gantengnya tampak gelisah, memandangi kamar Wulan yang tertutup. Wulan membiarkan Bara berbicara berdua dengan Ratih.

"Sabar ya Nak. Wulan sudah bersedia jalan sama kamu saja, itu sudah membuat ibu yakin kalau dia menyukaimu. Hanya saja, mungkin trauma akan kejadian lalu membuatnya ragu. Ibu bantu Nak Bara meyakinkannya."

Sementara di dalam sana, Wulan memikirkan banyak hal. Termasuk Usman yang mendadak gila dalam dua hari.

Dulu ada banyak laki-laki yang mencoba mengirim sihir, dari dekat dan dari jauh. Bahkan pelet paling sarkas pun pernah di terimanya, tapi tidak pernah membuat orang menjadi gila.

"Kamu! Apa kalian yang membuat Usman menjadi gila?" Wulan berbicara kepada batu yang ada di dalam kain andalannya.

"Aku akan mengembalikan mu kepada Ki Mangku Alam." kesal Wulan, meletakkan ikat pinggang kainnya ke dalam laci dan menutupnya rapat.

Hari-hari Wulan jadi suram semenjak kejadian Usman mengamuk. Wulan juga di minta istirahat bekerja untuk Sementara menunggu kondisi tenang.

Kini ia kembali merasa jadi pengangguran hanya menghabiskan waktu di rumah saja, entah sampai kapan.

Hingga hari itu, Untuk pertama kalinya Ratih mengajak Wulan berbicara berdua saja. Dan terasa berbeda kali ini, dia banyak menasehati dan memberi semangat.

Ujung-ujungnya, menyarankan Wulan untuk menerima Bara.

"Menurut Ibu, dia cukup baik buat kamu. Dewasa dan bertanggung jawab pastinya. Itulah hal paling di cari ketika memilih suami. Tidak perlu yang kaya, karena kaya itu termasuk takdir. Sederhana asalkan bahagia, miskin adalah tantangan."

Setetes air mata jatuh, teringat dulu dia begitu bersemangat akan menjadi istri Arif. Dan sekarang malah akan meninggalkannya.

"Ibu juga sudah berbicara sama Mbak Ratna. Dia akan datang ketika menikahkan mu. Dia turut senang sekarang kamu memiliki seseorang." kata Ratih.

Akhirnya, Wulan menerima lamaran Bara meskipun tidak seperti menerima Arif. Kebimbangan yang ada di hatinya perlahan hilang ketika melihat wajah gantengnya Bara, entahlah....

Wajah Bara itu seperti magnet yang menarik segala kegelisahan setiap kali memandangnya. Tidak mau berbohong juga, kalau Wulan juga menyukainya.

"Dek, minta apa?" tanya Bara, hanya tinggal bulan depan, mereka akan segera menikah.

"Apa saja." jawab Wulan. Melihat keadaan Bara yang hanya seorang diri, mana mungkin ia memberatkan mahar dan segala macam. Menikah sederhana, yang penting niat baiknya terlaksana. Sebaliknya, Bara memberikan semampunya, harga diri seorang laki-laki di lihat bagaimana pemberiannya dan perjuangannya.

Ratih mulia sibuk mengabari para tetangga dan keluarga, tapi untuk kedua kakak perempuannya hanya mengirimkan undangan saja. Entah hal apa yang membuat Ratih menjaga jarak terhadap dua saudari perempuannya itu.

Tentu saja sikapnya yang tiba-tiba berubah itu memancing gejolak emosi, kedua saudarinya merasa tidak di hargai.

"Ratih! Maksud kamu hanya memberikan selembar undangan ini apa?" marah Bude Yuni kepada Ratih. Dia datang dengan wajah penuh emosi.

"Bukan apa-apa Mbak, pernikahan Wulan hanya akan dilaksanakan sederhana. Tidak akan repot." jawab Ratih. "Sebaiknya, Mbak duduk dulu." pinta Ratih, mempersilahkan kakak perempuannya itu.

"Tidak perlu! Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu yang sudah lama tertunda. Aku ingin menjual rumah ini, aku butuh uang."

1
💜⃞⃟𝓛 GITᗩᴳᴿ🐅༄⃞⃟⚡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
🙏 tuntaskan dlu kak , semangattt tetap berkarya ✊✊
💜⃞⃟𝓛 GITᗩᴳᴿ🐅༄⃞⃟⚡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
aku harap Wulan bahagia tanpa raguu
mau bersama Bara atau Dion
sebelum sesal datang
lakukan yg terbaik menurut mu Wulan
jgn terlalu keras kepala
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
jgan menyerah kk smgt aja terus
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: pokok smgt 45 gaaaass
total 2 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
jgan menyerah kk smgt aja terus
💞
semangat thorr
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
jadii jadii ini ada kaitanya kah

ini alurnya nyeritain mundur ya kk
kan awal mula itu pria datang ke dukun minta cwek itu hnya meliriknya sdgkan cwek itu udh pnya suami jd mgkin ini dion kah org itu kk
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: ohh jd saling terikait ya lah trus piye iki
total 2 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
jangan2 dion jatuh cinta niih sama wulan
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅: jadi tantangan terbesar itu thor...
bahkan rela menghilangkan nyawa demi suatu tujuan
total 4 replies
☠Sully Tambah AyU
mama dion bukan meninggal kecelakaan pesawat
🤔🤔
Ai Emy Ningrum: bukan sumbang suara tp ,suara sumbang yg ada 😋😋
total 10 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ya iyalah mana tidak capek nya minta ampun lihat gepokan duit lgsg hilang dah cpaek nya
bukan begitu 🙈🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: wus gas pokok e asal ada duit wanita mah lgsh berbinar 🤣🤣🤣
total 2 replies
☠Sully Tambah AyU
kirain telat datang bulan
kan sdh Hamill
🤣

apakah Koko yg telat mengungkap perasaan ke wulan
Dayang Rindu: telat ketemu sih... 😁
total 1 replies
☠Sully Tambah AyU
sama sama cinta
tapi saling tersakiti oleh keadaan
korban dari keegoisan pak Setyo
Bara dan Arif sifat nya condong ke Bu Ratna...
lebih berakhlak ...
mungkin bu Ratna yg mengubah watak buruk pak Setyo mnjdi manusia yg baik
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
eehh ....kaget pas wulan bilang telat, kukira itu batin dia ,jawaban dari perkataan bara😄
cinta itu memang buta bara, tak peduli saudara ,orangtua dan yang lainnya
asal bisa memiliki merasa menang,padahal bukan ajang pertempuran.
kini penyesalan menggelayut dalam dada, hati terasa teriris sembilu, kala kata demi kata seolah menggambarkan kepedihan...
berdamai lah dengan keadaan ,hati dan pikiran ....
berjuang menggapai masa depan yang lebih baik lagi, penuh kebahagiaan dan berjuang bersama ....bangkit dari keterpurukan rasa
Dayang Rindu: iya ya..gak kepikiran "telat" nya bisa nyambung . 😁😁
total 1 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
wis mumet iki critane akhire piye jal

saiki wis marem kw yum wis reti spo dalange sing mareni arif ..
tus nek misal kw dadi bara kw kudu oiye jal 😔
Dayang Rindu: 🤣🤣🤣Aku punya khodam lho Mbak e .
total 10 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
aduh ini makin ke sini makin rumit serumit kisah pelik yg blm terurai 👻👻👻
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: lha mlh bebek goreng po pangang po rica2
total 4 replies
💜⃞⃟𝓛 GITᗩᴳᴿ🐅༄⃞⃟⚡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
jangan gegabah Wulan
kamu juga terlalu keras kepala...
jaga hati yg sdh dimiliki ,
terlalu rumit tapi
jgn korban kan rumah tangga mu demi masalalu ,apalagi sdh ada calon bayii
semoga kebahagiaan mengiringi kehidupan mu dan bara
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: lama2 hilamg sudah itu nma tgl fams semua 🤣🤣🤣 mbk suli
total 1 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
lha dalah spo meneh yoo
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
hshhh jd masa iya bara sih
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
wahhh jangan2 ini yg mau merebut dr bara👻👻👻
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
pelik betul deh betul kata mbk ning @Ai Emy Ningrum
kiro2 oiye buu @⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
waduhhh ini kbtulan apa gmn ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!