NovelToon NovelToon
Kukira Impoten Ternyata Hyper

Kukira Impoten Ternyata Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:16k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Vanya sengaja menyamar menjadi sekretaris yang culun di perusahaan milik pria yang dijodohkan dengannya, Ethan. Dia berniat membuat Ethan tidak menyukainya karena dia tidak ingin menikah dan juga banyaknya rumor buruk yang beredar, termasuk bahwa Ethan Impoten. Tapi ....

"Wah, ternyata bisa berdiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

"Papa, aku mau berhenti bekerja ya," kata Vanya pada malam hari itu, suaranya terdengar lelah dan sedikit merengek. Rasanya dia sangat kelelahan. Berhari-hari bekerja tanpa henti sejak Ethan terbang ke Singapura seminggu yang lalu, dan sampai sekarang pria itu belum kembali.

Pak Bima, yang sedang menatap layar ponselnya, kini menatap putrinya dengan senyum kecil. "Ethan sedang ke Singapura makanya kamu kesepian di kantor? Rindu ya?" godanya, matanya penuh makna.

"Papa, bukan begitu!" Vanya memajukan bibirnya. "Pekerjaannya sangat banyak. Aku gak bisa istirahat." Vanya beranjak, menyandarkan kepalanya di bahu Papanya untuk bermanja dan mencari perlindungan.

"Sudah satu minggu Ethan di sana, pasti sebentar lagi kembali," Pak Bima mengusap rambut putrinya. "Sabar ya. Tahan dulu rindunya."

"Kalau kangen, telepon aja," sahut Vian sambil membawa semangkuk salad buah. Dia meletakkannya di meja dan menusuknya dengan garpu.

Namun, Vanya dengan cepat menyambar garpu dan mengambil salad buah itu. "Kak Vian ambil lagi sana! Ini punyaku!"

"Vanya! Kebiasaan!" Vian hanya bisa menggeleng dan mengalah, membiarkan adiknya memakan salad buahnya dengan lahap. "Memang kamu belum mengaku juga sama Ethan?"

Vanya menggelengkan kepalanya. "Nanti saja kalau dia sudah pulang. Beberapa kali telepon cuma bahas pekerjaan saja."

Vian menyipitkan mata, semakin menatap Vanya lekat-lekat. "Kamu beneran udah jatuh cinta sama Ethan?"

Seketika Vanya berhenti mengunyah. Dia menelan bulat-bulat buah yang ada dalam mulutnya. Wajahnya menunjukkan dilema. "Entahlah, Kak. Aku juga tidak tahu. Yang jelas, Ethan sampai sekarang masih salah paham dengan hubunganku dan Kak Vian."

Pak Bima mengusap rambut putrinya hingga teracak. "Ethan sudah menyadari perasaannya. Tinggal kamu saja. Kamu juga harus sadar perasaanmu. Jangan menunggu Ethan dekat dengan wanita lain baru kamu menyadarinya."

Vanya tak menyahutinya lagi. Dia menghabiskan salad itu lalu meletakkan mangkuk kosong di atas meja. Dia berdiri, berusaha terlihat cuek. "Kalau dia dekat dengan wanita lain, ya udah biarin aja. Itu menunjukkan kalau dia tidak punya perasaan denganku."

"Jangan sampai kamu menyesal. Setelah waktu kamu habis, Papa sendiri yang akan bilang sama Ethan tentang perjodohan kalian," kata Pak Bima sebelum Vanya pergi ke kamarnya.

Vanya hanya menggerutu pelan. "Terserah Ethan mau dekat sama siapa aja. Aku juga gak bakal cemburu," gumamnya, meskipun di dalam hati, ancaman Papanya itu terasa nyata.

Vanya masuk ke dalam kamarnya. Dia duduk di dekat mejanya dan menatap layar ponselnya. Dia berusaha menenangkan diri, tetapi ada rasa kosong yang membuatnya gelisah.

Tiba-tiba, ada sebuah pesan masuk dari Raka.

"Vanya, Ethan bertemu Laura di Singapura. Dia cewek yang suka sama Ethan sejak kuliah dan besok akan pulang bersama. Jadi kamu jangan terkejut."

Pesan itu disertai dengan foto. Vanya melihat foto Ethan yang kini tampak tersenyum berdiri di samping seorang wanita cantik, berambut panjang, dan glamour.

"Dih, dasar! Pria memang sama saja!" Vanya mendengus kesal. Baru seminggu pergi sudah tebar pesona. Rasa cemburu itu menyeruak, begitu kuat dan tajam, meskipun dia mati-matian menyangkalnya.

Vanya tak membalas pesan penting itu. Dia justru meletakkan ponselnya begitu saja di atas meja. Dia menatap kalender yang berada di atas meja dengan lingkaran merah yang dia tandai setiap bulannya.

Dia terkejut. Dia mengambil kalender itu dan menghitung hari. "Aku sudah terlambat empat hari?!"

Jantung Vanya berdebar kencang.

"Tidak biasanya aku terlambat. Positif thinking saja, pasti karena aku terlalu stress dan capek mengurus pekerjaan Ethan."

Dia berusaha menenangkan dirinya.

Vanya meletakkan kembali kalender itu dan beralih ke ranjangnya. Dia merebahkan diri, tetapi pikiran tentang keterlambatannya datang bulan terus mengganggunya.

"Aku melakukannya dengan Ethan dua minggu yang lalu. Masa iya langsung jadi? Aish, gak mungkin itu terjadi," gumam Vanya, wajahnya kini mulai memucat. Dia mengambil guling dan memeluknya erat-erat dan berusaha mengalihkan pikirannya.

"Tidak mungkin kan aku hamil? Aku tidak ngerasain apa-apa. Sepertinya itu memang hanya terlambat biasa." Vanya mencoba meyakinkan diri, meski semakin dia menepisnya, dia semakin takut.

***

"Ethan, mau menemaniku minum malam ini?" tanya Laura sambil mendekati Ethan yang sedang berdiri di depan barista. Mereka menghadiri acara tahunan toko elektronik terbesar di Singapura.

Ethan menunjukkan secangkir kopi yang dia pegang. "Ini aku sudah minum." Kemudian dia duduk sambil menikmati kopinya.

Namun, Laura terus saja mendekatinya. "Maksudku minuman yang lain. Mumpung kamu sendiri, aku bisa menemanimu semalaman."

Ethan hanya tersenyum kecil. "Besok jadwal penerbangan kita. Aku tidak mau mabuk."

Namun, Laura semakin mendekat dan menyentuh lengan Ethan.

Tiba-tiba saja Ethan merasa mual mencium aroma parfum Laura. Dia menutup hidung dan mulutnya.

"Laura, jangan dekat-dekat. Aku mual mencium baumu," kata Ethan sangat berterus terang hingga membuat Laura tersinggung.

"Aku bau?" Laura mencium baunya sendiri sambil mengernyitkan dahinya. "Aku pakai parfum mahal. Mana mungkin bau. Mungkin bau orang lewat barusan."

Laura yang mendekat lagi, didorong Ethan cukup keras.

"Aku tidak bercanda! Perutku sangat mual mencium bau kamu." Ethan segera berdiri dan berjalan cepat menuju toilet. Perutnya terasa diaduk dan terdorong keluar. Dia muntah di dalam toilet. Meski hanya sedikit, tapi perutnya terasa sakit.

Ethan segera berkumur di wastafel dan membasuh wajahnya. "Aku tidak punya penyakit lambung. Mengapa tiba-tiba aku mual begini? Hidungku sangat sensitif dengan bau. Di sini juga."

Ethan segera mengambil masker, lalu menutup hidung dan mulutnya untuk menghambat bau yang akan masuk ke dalam hidungnya. Dia kini keluar dari toilet dan berpapasan lagu dengan Laura.

"Ethan, kamu sakit?" tanya Laura dengan khawatir.

Ethan hanya menggelengkan kepalanya dan berusaha menjauhi Laura. "Iya. Aku mau kembali ke hotel."

"Aku temani ya."

Ethan menggeleng cepat dan bersiap mendorong Laura lagi jika mendekat. Aroma tidak enak itu kembali menusuk hidungnya. "Tidak perlu! Aku bisa sendiri."

"Ya sudah, kalau begitu aku akan menunggu kamu di bandara besok siang."

"Iya," jawab Ethan singkat. Buru-buru dia keluar dari gedung itu dan mencegat taksi. Dia masuk ke dalam taksi menuju hotel yang dia tempati sekarang.

Dia bersandar sambil menatap jalanan yang dia lalui. Rasanya dia benar-benar tidak nyaman. Dia kembali mual tapi berusaha untuk menahannya karena sudah hampir sampai di hotel.

Setelah sampai di depan hotel, buru-buru Ethan membayarnya lalu menjauh dari taksi itu.

Mualnya perlahan menghilang saat berjalan masuk ke dalam hotel. Dia menuju kamarnya yang berada di lantai lima dengan lift.

Setelah masuk ke dalam kamar, dia melepas sepatunya, lalu jasnya dan juga tiga kancing atas kemejanya. Masker wajahnya kini dia lepas.

Dia termenung sesaat. Tiba-tiba saja dia sangat merindukan Vanya. Dia benar-benar ingin melihat wajah dan mendengar suaranya.

Dia mengambil ponselnya dan akan menekan tombol video call, namun urung. Gengsinya terlalu besar. "Tidak! Aku tidak boleh menghubunginya di luar jam kerja."

Ethan merebahkan dirinya di atas ranjang, namun dia belum juga bisa memejamkan matanya. Dia masih saja memikirkan Vanya. "Aku benar-benar ingin melihatnya."

Ethan menarik napas panjang dan menghembuskannya. "Aku harus menahannya dulu."

Namun, hingga tengah malam, dia tidak juga bisa tertidur. Dia sudah tidak tahan lagi hingga akhirnya memilih untuk menghubungi Vanya dengan video call.

1
Ika Yeni
akhirnya double up juga tor😍
Ica Rissaharyono
kk othor tambah lg kurang ..🤭
Ika Yeni
eh hamil juga vanyaa 🤭
Citra
pasti Vanya hamil tuh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Fixs ini mah Vanya hamil🤣🤣🤣
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kalau sudah baca Ethan yang terbayang itu wajah Tom Cruise waktu masih ganteng² nya di Mission Impossible 1 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya kamu juga sudah jatuh cinta sama Ethan😁😁
Kim nara
Lo bikin masalah sendiri sih Vanya
Citra
lebih baik jujur aja Vanya biar gak salah paham sama ethan
Mundri Astuti
nah kan pusing sendiri kamu Vanya 😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
udah daripada pusing mending terus terang saja Vanya😅😅😅
Ica Rissaharyono
otw bucin bosmu raka🤣
Ica Rissaharyono
semangattt kk othorr lanjut ya😍
Ranita Rani
itulah org aneh
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
sungguh aneh😅😅😅
Kim nara
🤣🤣🤣🤣Raka shok
Mundri Astuti
😂😂 mang aneh bosmu raka
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
😅😅😅😅😅
Ranita Rani
so pastilah vanya,,,se x merasakan ya bkal jd candu
Kim nara
seru ada kocak2nya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!