Trust Me Please.

Saat melintas Ratu melihat lampu di rumah Rahma masih menyala pertanda penghuninya belum terlelap. Ratu memutuskan pergi ke rumah Rahma sejenak sebelum masuk ke rumahnya.

Ratu memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya kemudian mengambil sebuah paper bag untuk di berikan kepada sahabatnya itu.

Beberapa kali menekan bel barulah pemilik rumah membuka pintu.

"Maaf lama, tadi aku sedang di toilet." kata Rahma saat membuka pintu.

"It's ok." jawab Ratu seraya melangkah masuk.

"Apa ini??." tanya Rahma saat Ratu menyerahkan sebuah paper bag padanya.

"Buka saja !! kemarin aku meminta kakak sepupuku untuk membelikan itu saat di jakarta." jawab Ratu tanpa beban. karena merasa haus Ratu pun berlalu menuju dapur untuk mengambil air minum.

"Ya ampun Ratu, dari mana dia tahu kalau aku menginginkannya??." gumam Rahma saat melihat paper bag yang berisikan dodol Betawi. Rahma menyusul Ratu ke dapur.

"Thank you Ratu." saking senangnya Rahma sampai memeluk tubuh sahabatnya itu dari belakang, sehingga membuat Ratu hampir saja tersedak air minum.

"Apa apaan sih Ra, aku masih normal kali.". seloroh Ratu sehingga membuat Rahma menatapnya sebal.

"Lebay.". kata Rahma sehingga membuat Ratu tersenyum di buatnya.

"Kalau tidak lebay dan dramatis bukan Ratu dong namanya." jawabnya seraya nyengir kuda.

"Tapi bagaimana kamu bisa tahu kalau aku menginginkannya??." tanya Rahma penasaran.

"Apa sih yang Ratu tidak tahu tentang Rahma." ujar Ratu dengan gaya sombongnya seraya menepuk dadanya.

"CK.." Rahma hanya berdecak mendengarnya.

Rahma mulai membuka satu buah Dodol Betawi tersebut dan mulai mencobanya. Ratu pun tersenyum menarik sudut bibirnya ke samping saat melihat senyum di wajah sahabatnya tersebut.

Beberapa hari yang lalu secara tidak sengaja Ratu melihat Rahma menonton acara televisi yang menyajikan makanan khas Daerah Jakarta dan dari wajahnya, Ratu bisa menerka jika sahabatnya itu begitu menginginkan dodol Betawi. Dari situlah Ratu meminta Mala untuk membelikan dodol Betawi untuknya.

*

Seharian di sibukkan dengan aktivitasnya membuat Riko kembali pukul Delapan malam, nampak jelas gurat lelah di wajah pria itu.

Setelah membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket akibat beraktivitas seharian, mengistirahatkan tubuhnya merupakan tujuan Riko selanjutnya.

Baru saja beberapa saat merebahkan tubuhnya di ranjang suara ketukan pintu membuat Riko terpaksa kembali bangkit dari posisinya untuk membukakan pintu.

"Maaf ko, kakak mengganggu waktu istirahat kamu." kata Cristi saat Riko membuka pintu kamarnya.

"Ada apa kak??."

"Malam ini Boy menginap di rumah orang tuanya mas Tian dan Kakak juga mau pergi sebentar, kamu nggak apa apa kan kakak tinggal sebentar??"

"Memangnya Kak Cristi mau kemana??." Riko bertanya bukannya keberatan di tinggal sendiri di rumah namun karena cemas Cristi keluar rumah malam malam begini.

"Kakak mau pergi ke rumah teman sebentar."

Tanpa banyak kata Riko masuk ke kamarnya untuk mengambil kunci mobilnya.

"Biar Riko antar, tidak baik seorang wanita menyetir sendiri malam malam begini." jawab Riko yang mencemaskan keselamatan Cristi jika keluar rumah sendirian.

Cristi hanya tersenyum tanpa suara "Baiklah." ucapnya.

Riko memilih menunggu Cristi di mobil.

Meski penasaran untuk siapa kakak sepupunya itu hendak mengantarkan rantang yang berisikan makanan, namun Riko memilih diam saja seraya menghidupkan mesin mobilnya ketika Cristi telah berada di dalam mobil.

Riko mengemudikan mobilnya sesuai dengan rute dan arahan dari Cristi, Sampai dengan beberapa saat kemudian mobil Riko memasuki kawasan perumahan elit.

Sampai kemudian Cristi meminta Riko memasuki salah satu pekarangan rumah di kawasan perumahan tersebut.

"Yakin tidak mau ikut masuk??."

"Riko tunggu di mobil saja."

Cristi mengajak Riko untuk ikut bersamanya namun Riko lebih memilih menunggunya di mobil.

Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarangan rumah membuat obrolan Rahma dan Ratu terhenti sejenak.

"Biar aku saja." kata Ratu, saat Rahma hendak bangkit dari duduknya, hendak melihat siapa yang datang.

Ratu berjalan ke depan untuk membuka pintu.

"Malam."

"Malam mbak."

Mereka pun segera masuk untuk menemui Rahma yang tengah berada di ruang tengah sembari menyaksikan acara televisi.

Rahma berdiri dari duduknya ketika menyadari kedatangan Cristi.

"Mbak Cristi???"

"Mbak datang sendiri saja Boy nggak ikut????" Rahma memandang ke arah datangnya Cristi untuk mencari keberadaan Boy, namun sampai dengan beberapa saat bocah itu tak juga terlihat.

"Malam ini Boy menginap di rumah Oma dan Opa nya. tapi tenang saja mbak tidak datang sendirian di anterin sama adik sepupunya mbak." jawab Cristi apa adanya.

"Kenapa tidak di suruh masuk sekalian adik sepupunya mbak??." kembali tanya Rahma bersamaan dengan sebuah rantang yang di berikan Cristi padanya. sebuah rantang yang berisikan sop iga sapi. Sebelum datang, Cristi telah mengabarkan kedatangannya pada Rahma sebelumnya.

"Tadi sudah di ajakin masuk sama mbak, tapi sepertinya dia lebih suka menunggu di mobil." jawab Cristi apa adanya dan Rahma pun mengangguk saja.

Saking asyiknya mengobrol dengan Rahma dan juga Ratu, Cristi sampai melupakan Riko yang sejak tadi menunggunya di mobil. Kalau saja tidak melihat ponselnya yang berdering dan menampilkan nomor yang tersave My brother MR (Mister Riko) di ponselnya

"Astaga mbak sampai lupa dengan adik sepupu mbak yang menunggu di mobil." Cristi menepuk jidatnya.